Part 15

248 25 17
                                    

Pertemuan yang tak terduga membuat pria dengan tinggi badan 179 cm itu, terpaku menatap cantiknya paras Xia.
Bahkan senyumannya kian mengembang.

"Kalian saling mengenal?" celetuk Chain menengahi tautan kedua insan di depannya.

"Betul, Bi, kami tidak sengaja bertemu di tempat ini," sahut Xia melirik Taehyung yang tengah tersenyum.

Tak banyak ucapan maupun pertanyaan setelah itu. Chain tersenyum sembari mengangguk. Melangkah samar menghampiri sang putra.

"Hmm." Menepuk pundak Taehyung. Sontak dia menoleh dengan cengiran tanpa dosa. "Banyak rahasia ternyata."

"Hehehe." Senyum kotak Taehyung terlihat mengembang.

"Ya, sudah, segera kompres kening Nona cantik ini."

"Xia. Namanya Xia Lee, Bu." Taehyung membenarkan panggilan untuk Xia. Chain tersenyum tipis dan mengangguk samar.

"Tidak apa-apa kok, Bibi bisa panggil saya dengan sebutan apa pun," timpal Xia.

"Tidak boleh," protes Taehyung. "Nama itu sudah sangat cocok untukmu, cantik."

Seketika pipi Xia memerah dan tedengar juga dehaman keras dari sang ibu. Sedangkan, pria itu tak henti tersenyum menatap Xia. Sesekali jemarinya mencari dan menyentuh jemari Xia dari belakang.

***

Kegelapan mulai menyelimuti malam. Dalam perjalanan menuju kediaman wanita itu, Taehyung tak ragu menggenggam jemari Xia. Sesekali melirik mencuri pandang padanya.

Mereka tersipu saat tak sengaja saling menatap. Berjalan santai di bawah cahaya yang berpendar lemah.

Baru kali ini, ia merasakan lega setelah sekian lama menahan gejolak dalam jiwa. Ternyata ulah dari sang adik, Hyungi memberi keuntungan untuknya.

Malam ini, langit terlihat berbeda. Mungkin karena hatinya yang sedang berbunga-bunga atau perasaannya yang teramat bahagia.

Bahkan, Sepanjang perjalanan ia tak melepaskan genggamnya. Taehyung bilang, jika sewaktu-waktu ada penjahat, maka dia akan jadi orang pertama yang menghajarnya.

Ia akan menjaga wanita itu sepenuhnya. Segenap jiwa dan rela tergores benda tajam hanya untuk Xia.

"Aku pikir kita tidak akan bertemu lagi," ucap Taehyung mengisi kekosongan.

Xia menoleh. "Kenapa kau bisa berpikir seperti itu?" Taehyung mengangkat bahu samar. "Apa kau tidak suka bertemu denganku?"

Terhenti.

Taehyung segera melepaskan genggamnya. Menangkup kedua pundak Xia untuk menghadap ke arahnya.

"Xia?" Menarik kedua tangan Xia. Mengusap lembut dengan ibu jarinya. "Tidak banyak yang kukatakan, tetapi percayalah, aku justru berterima kasih karena lebam di keningmu ini," ungkapnya.

Xia memajukan bibir. Menatap Taehyung, bingung. Sedangkan Taehyung terlihat terkekeh melihat wajah menggemaskan itu.

Secara impulsif tangannya bergerak mengusap kepala Xia dan menarik pipi kiri wanita itu.

"Manisnya," ucap Taehyung tak sengaja.
Xia sendiri masih memasang wajah tak mengerti. "Xia ..."

Dia segera menatap Taehyung serius. "Iya, Tae, ada apa?"

"Tidak ada."

Taehyung hanya menggoda. Setelah itu, pukulan pelan melayang di pundaknya. Pria itu, justru tersenyum senang. Sesekali berlari menghindari amukan lucu dari wanita yang ia sukai.

***

Sepasang sepatu konvers putih tampak tergesa melewati gelapnya gang sekitar. Rambut pendeknya berkibar tertiup angin yang kencang.

Zero O'clock Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang