Cukup sulit membuat wanita di depannya membungkam mulut mungilnya.
"Husshhh!" Taehyung meletakkan telunjuk di bibirnya sambil menutup mulut Angela dengan tangan kanan.
Sontak saja, Angela melotot sambil mendorong tubuh kekar itu hingga terperosok ke lantai yang basah.
"Yak, kau gila, ya?" pekik Taehyung merasa sakit di bokong serta terasa basah di bawah sana. "Apa yang kau lakukan, eoh?"
Angela menghela napas untuk mengatur degup jantung yang hampir meledak. Memajukan bibir menatap tajam Taehyung.
"Seharusnya saya yang bertanya seperti itu," tukasnya. "Apa yang Anda lakukan barusan?"
"Aku terpeleset tadi," dusta Taehyung tak ingin kelakuannya diketahui oleh Angela.
"Bohong," ucap Angela sinis.
Melihat sang pria merintih kesakitan, ada rasa bersalah dan juga iba. Ia segera beranjak untuk membantu. Berdiri dengan sedikit badan membungkuk sambil mengulurkan tangan ke arah Taehyung.
"Ayo berdiri!" Suaranya tedengar berat. Seberat perasaannya saat ini.
Nasib memang selalu berpihak manusia beruntung, seperti apa yang didapatkan Taehyung saat ini.
Licinnnya lantai dan hilangnya keseimbangan Angela justru membuat tubuhnya oleng saat Menarik tubuh besar Taehyung.
Pemandangan yang tak boleh dilewatkan. Untung saja para pekerjaan lain tak melihat adegan barusan. Di mana Angela tersungkur dan jatuh tepat di dada bidang pria itu.
Bak sebuah mantra yang menghilangkan kendali mereka. Kedua pasang mata saling menatap lekat. Menautkan retina hingga terasa getaran di dada.
"Ahh, maaf," ucap Angela hendak berdiri. Namun, dihalangi oleh pria itu.
"Berhenti!" Angela menyipitkan mata bingung. "Hati-hati bergerak di bawah sana."
"Haa, maksudnya?" Angela menatap curiga.
"Aku itu normal, eoh," jawabnya kacau. "Jadi, jangan bergerak sembarangan kalau kau tidak mau bertanggung jawab setelah membangunnya."
"Maksud---." Detik itu pun Angela paham atas ucapan Taehyung barusan.
Buru-biru ia bangun tanpa peduli apa yang akan terjadi pada bawah perut Taehyung nanti. Berdiri dan segera merapikan rambut dan pakaiannya kembali.
Disusul dengan Taehyung yang tak berhenti mengusap bokongnya yang ngilu.
"Kau lihat tadi 'kan? Tadi itu tidak sengaja, aku terpeleset karena lantainya licin," dalih Taehyung menggunakan kejadian barusan sebagai alasan yang masuk akal.
"Benarkah?" selidik Angela dengan tatapan tak percaya. "Bukankah ta---,"
"Aku ini atasanmu. Kau harus percaya itu!" paksa Taehyung. "Sudahlah, ini sudah larut. Ayo, sekalian aku antarkan pulang."
Angela mengangguk, menerima tawaran Taehyung tanpa pertanyaan. Sebetulnya, ia masih ingin membahas hal yang baru dilakukan pria itu. Namun, Taehyung justru menolak untuk menjelaskan yang lebih rinci.
Rasa suka ini, memang tersimpan untuknya. Akan tetapi, bukan berarti Taehyung bisa seenaknya bermain dengan hati dan perasaannya.
Apalagi, ini bukanlah ciuman pertama yang dilakukan pria itu. Baik sadar maupun tidak. Tetap saja pelakunya adalah Kim Taehyung.
Dia seperti menara yang sulit digapai. Kehadiran adalah matahari di musim hujan. Membawa kehangatan sesaat kemudian lenyap. Tidak ingin terbawa derasnya arus harapan, Angela telah sepakat menjaga jarak dengannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Zero O'clock
FanfictionMenjadi pengusaha muda, kaya dan mapan tak lantas membuat pria tampan bernama Kim Taehyung berpuas diri. Dirinya yang selalu haus akan keserakahan dipertemukan dengan dua wanita yang mengubah cara pandang hidup. Mencintai dua wanita yang ternyata su...