Kemana Hyungi?"
Taehyung masuk tergesa mencari keberadaan sang adik. Sedangkan para pembantu rumah tangga dibuat bingung pada sikapnya.
"Kemana Hyungi?" teriaknya sekali lagi dan barulah salah satu dari mereka bersuara.
"Tuan muda Gi masih belum pulang dari belajarnya, Tuan Kim."
"Arghh, sial." Mengacak rambut frustasi.
"Aaa, Tuan, apa ada masalah?" tanya salah satu pembantu, ragu.
Taehyung melirik. Tatapannya tajam dengan sorot mata mematikan. Seketika mereka menunduk takut.
"Aishh, kapan Hyungi pulang dari kelasnya?" tanyanya dengan nada meninggi.
"Mungkin sebentar lagi sebab Nyonya Chain sudah pergi menjemputnya sejak tadi."
Keadaan tak memungkinkan untuknya bertanya langsung pada Pelaku yang dicurigai. Tak mungkin Angel membuka suara apalagi mengatakan yang sebenarnya.
Ia segera duduk di sofa untuk menenangkan diri. Memejamkan mata sambil meletakkan tangan di kepala. Rasanya seperti dihantam benda keras di sekitar. Berdenyut hingga ke pelipis.
Dalam keheningan yang ia ciptakan, sebuah dorongan dalam diri memaksa Taehyung untuk mengingat apa pun yang bisa ia jadikan bukti atas kecurigaannya selama ini.
Bagaimana pun dirinya sempat merasa pada saat kejadian. Lalu, terlintas lagi sebuah nama yang tak terpikir sejak tadi. Sejak ia meninggalkan Xia di gang menuju kediamannya.
Namri.
Segera tanpa berpikir panjang, ia berlari menuju tempat peristirahatan sang asisten. Tanpa permisi dan mengenal sopan lagi, Taehyung masuk tanpa mengetuk pintu.
Di lantai satu kamar belakang tepatnya kamar para pekerja, ia berusaha mencari Namri yang tak kelihatan batang hidungnya.
Taehyung kian frustasi.
"Kemana paman Namri?" teriaknya pada tukang kebun, sopir dan satpam yang sedang menikmati makan siang mereka. Spontan kedua orang tersebut menoleh bingung. "Paman Namri ada di mana?"
Seorang berseragam berdiri meninggalkan sumpit dan sendoknya. "Namri Hyung sedang mengambil cuti dan beliau mungkin sedang berada di kampungnya saat ini."
"Iya, bukankah Paman sudah pergi sejak seminggu yang lalu. Sepertinya beliau juga berpamitan dengan Anda, Tuan Kim."
Taehyung terdiam dan baru mengingat bahwa orang yang dia cari sedang pergi cuti selama satu bulan. Ia makin dirundung kegelisahan. Ditambah setelah kepulangan sang adik, Hyungi, su bungsu tak memberi keterangan secara pasti di mana letak hotel yang ia katakan dulu.
Chain mendelik penasaran mendapati sang sulung yang sedang dirundung frustasi berlebihan. Ia segera mendekat untuk menanyakan perkara yang terjadi.
"Ada apa, Tae?" tanya Chain mengelus punggung Taehyung yang terus menunduk.
"Ibu." Memeluk Chain manja.
"Kau kenapa? Ada masalah di kantor hingga kau terlihat sekacau ini?" Tatapan Chain penuh kekhawatiran.
"Entahlah, aku sendiri masih bingung dengan apa yang terjadi, tetapi ini bukan soal pekerjaan."
"Lalu?" Chain menatapnya dalam tanpa menunggu Taehyung menjawab. "Tentang wanita? Siapa?"
Taehyung menggeleng tak ingin menjawab pertanyaan itu. "Aku masuk ke kamar dulu, Bu."
Langkanya gontai meninggalkan rumah tamu dan ibunya. Chain tak menghentikannya. Ia hanya menyaksikan sesuatu masalah sedang terjadi menimpa putranya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Zero O'clock
FanfictionMenjadi pengusaha muda, kaya dan mapan tak lantas membuat pria tampan bernama Kim Taehyung berpuas diri. Dirinya yang selalu haus akan keserakahan dipertemukan dengan dua wanita yang mengubah cara pandang hidup. Mencintai dua wanita yang ternyata su...