Part 47

185 22 77
                                    

Andai malam tak berganti pagi, mungkin akan dimanfaatkan sebaik mungkin olehnya. Di balik pintu kamar nomor 23, Taehyung menunduk segera melangkah pergi. Dia tak sebejat yang dipikirkan, masih mempunyai batasan untuk melangkah lebih jauh.

Jangan berprasangka buruk bahwa mereka masuk ke penginapan itu untuk bermalam bersama dan menghabiskan waktu untuk meleguhkan desahan-desahan kenikmatan.

Salah.

Tujuan Taehyung ke tempat itu hanya untuk mengeringkan tubuh dan meminjam baju bersih untuk Angela. Meski sebenarnya dirinya sangat ingin melakukan lebih dari ini. Hanya seorang bajingan akan meniduri istri orang lain. Dia bukan temasuk golongan itu.

Angela bukan barang yang bisa dipakai kemudian dibuang begitu saja. Wanita itu bahkan jauh lebih berharga dari semua harta yang dimiliki saat ini. Andai perasaan bisa dibeli, ia akan segera melakukannya.

Kebetulan yang tak disangka, penginapan tersebut tak memiliki mesin pengering baju dan yang tersisa hanya satu kamar. Bukan menunggu baju kering sempurna, tetapi memang kesengajaan Angela yang meminta untuk bermalam di tempat itu. Namun, tidak untuk tinggal bersama.

Angela berada di kamar, sementara dirinya memilih untuk tidur si sofa tamu setelah mendapatkan izin dari pemilik. Mereka terlelap hingga sang fajar menyingsing.

Sudah menjadi kebiasaan yang sulit untuk dihilangkan, Taehyung selalu terlihat tidur pulas di mana pun tempatnya. Tidak peduli meski sedang berada di tempat umum sekalipun.

Terlepas dari masalah semalam, 'tak membuat kesalahpahaman terelakkan. Seseorang tiba-tiba melayangkan pukulan tepat di wajah, sontak dia terbangun dengan mata memerah.

"Brengsek! Dasar bajingan!" Jimmy kembali memukul tanpa ampun.

Akan tetapi pada hantaman ketiga dia berhasil menghalaunya. Persiapan penuh dengan mata yang sudah terbuka, Taehyung memberi aba-aba.

"Kau gila, hah?" bentaknya menangkis tendangan Jimmy yang hampir mengenai kaki. "Pagi-pagi sudah membuat keributan di rumah orang."

Seketika Jimmy terkekeh, pun dengan beberapa pelayan penginapan dan tamu di sana yang asyik membicarakan mereka.

"Apa pukulan tadi membuat kau amnesia? Oh, ya, aku lupa kau ,'kan sedang lupa ingatan atau memang sengaja untuk melupakan."

Taehyung sontak terdiam. Ditatapnya beberapa orang yang tengah berkumpul menyaksikan keributan yang mereka buat. Juga satu wanita yang sedikit membuatnya khawatir.

"Jim?"

Plak!

Wajah cantik itu spontan menoleh ke samping saat satu tamparan keras tiba-tiba mendarat. Matanya memicing mengusap rasa yang sedikit panas dan perih.

"Bresngsek!" Taehyung meraih kerah kemeja Jimmy melayangkan pukulan keras di perut pria itu. Seketika terbatuk dan Mengeluarkan darah dari mulutnya.

"Apa yang kau lakukan?" teriak Angela menghampiri Jimmy. Mengusap pundak lelaki itu, tetapi justru tubuhnya terdorong hingga jatuh.

"Kau!" Taehyung emosi dan kembali satu pukulan melayang. "Bajingan! Kau tidak pantas disebut sebagai seorang pria dasar brengsek!"

"Hah?" Bibir berdarah itu menampakkan senyuman tipis, tepatnya menyeringai. "Lalu, apa kau pantas disebut pria?"

Keributan yang ditimbulkan makin memperkeruh keadaan sekitar. Kini tidak hanya tamu dan pekerja yang hadir, sebagian pejalan kaki dan pemilik toko sekitar pun ikut menonton drama nyata tanpa naskah dari sutradara. Namun, keduanya masih enggan menyelesaikan.

Zero O'clock Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang