Part 49

208 27 16
                                    

Banyak hal yang ingin kukatakan jauh sebelum mengenal dirimu lebih jauh. Meski kau hanya menganggap diriku sebagai bahan pelampiasan atas semua rasa yang kau pendam selama ini. Tidak apa-apa, semua kuterima dengan suka rela. Terlepas dari ego dan ketidakpedulianmu padaku, hanya satu yang kuharapkan sejak dulu, hiduplah bahagia tanpa dendam apa pun.

Kau tahu Xia, sewaktu pertama melihatmu jujur tidak pernah terlintas sedikitpun untuk dekat atau bahkan menjadikanmu sebagai salah satu pujaan hatiku. Mungkin hatiku terlalu gelap untuk mendekati cahaya terang sepertimu atau aku yang terlalu menutup mata hingga mengabaikan seluruh perasaanmu.

Setelah semua berbalik, baru kusadari bahwa kau salah satu bidadari yang pantas untuk dijaga. Kehadiranmu yang seperti bunga sakura menjadi satu objek yang tidak mudah aku lupa. Kau bukan pengganti, bukan juga tempat pelampiasanku saat Angela meninggalkanku.

Kau istimewa, kuat dan mampu membawa diriku hingga ke titik di mana aku bisa merasakan indahnya hidup yang hanya sementara. Jangan membuang waktumu hanya untuk hal yang tidak berguna. Lupakan masa lalu dan seluruh dendammu. Hiduplah bahagia layaknya orang dewasa pada umumnya.

Kau tahu, Angela masih terus menyalahkan diri karena dia pikir aku meninggalkanmu dan memilih dia sebagai istriku. Jujur, aku tidak tega melihat wanita itu terus menderita. Dia memang bodoh, tapi dia punya hati yang tulus untuk menerima kekurangan orang lain.

Tentang kebencianku pada keluarga pria itu telah lama hilang. Ibu selalu meminta untuk tidak menaruh dendam atau pun berniat membalasnya. Ya, sudah kulakukan dan kau datang justru merusaknya. Sial.

Tidak apa, aku justru berterimakasih karena dengan begitu ayahku bisa tenang di alamnya. Meski ingin sekali aku merobek dan mengambil jantung anak kesayangan keluarga itu. Ya, ya, ya, sialnya Tuhan justru memberi waktu sedikit untukku. Ahh, aku tidak berpikir panjang kenapa harus menabrak mobil kekasih Angela waktu itu dan malah berbuntut merusak organ dalamku.

Sebagai wujud pembalasan terakhirku dan permintaanmu waktu itu sudah kukabulkan. Tolong, kembalilah menjadi Xia yang manis tanpa menyimpan satu dendam apa pun.

Hei, kau sudah menjadi bibi, Xia. Apa kau tega melihat keponakanmu menderita, hah? Ayolah, Kau ini orangnya super perhatian meski dengan cara kejam. Aku tahu, diam-diam kau peduli padanya.

Ahh, maafkan aku sekali lagi yang tidak bisa memenuhi janji terakhir untuk datang menemui ayahmu sebagai suamimu.

Salam dari surga.

Genggamannya erat. Begitu erat.

Perlu upaya untuk menyatukan hatinya yang hampir melepuh karena surat terakhir Jimmy. Padahal, ia berharap pria itu bisa selamat dari kerusuhan yang ia ciptakan.

Air mata berlinang tanpa bisa dibendung. Xia menangis meraung sembari meringkuk di ranjang hotel yang kini ditinggali. Andai saja, semesta sedikit berpihak padanya. Mungkin kebahagian tidak akan pernah lari darinya.

                                ***

Seminggu setelah suaminya pergi dari dunia untuk selamanya. Hari ini pun, pengadilan resmi menyatakan Taehyung sebagai pelaku utama sebab Angela tidak kuat dinyatakan sebagai saksi.

Zero O'clock Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang