Satu hal yang selalu diyakini oleh Taehyung, bahwa manusia diciptakan untuk mengisi kekosongan yang lain. Maka, dengan langkah tegas, ia berjalan menyusuri gang sempit menuju kediaman seseorang.
Bibirnya bersiul mendendangkan lagu. Raut wajahnya terlihat begitu bersinar. Dengan semangat penuh untuk menemui Xia di sana.
Tubuh kekarnya tidak meninggalkan lelah sedikit pun. Padahal jarak menuju kediaman Xia cukup jauh. Bahkan harus mendaki tundakan yang cukup menguras tenaga dan waktu.
Ia berjalan hampir lima belas menit dari tempat parkir mobil menit. Tak lama bibir tipisnya segera mengulas senyum menyambut Xia dari kejauhan.
"Sepertinya ada yang penting." Xia merapatkan jaket. "Tumben, mendadak bertemu malam ini."
Xia membawa Taehyung ke sisi lain, mencari kursi di sekitar tempat itu.
"Duduk sini." Menepuk bangku, mengajak Taehyung duduk di Sampingnya. "Apa terjadi sesuatu?" tanya Xia khawatir.
"Hanya kebetulan lewat," jawab Taehyung singkat. "Jadi, tidak salah 'kan jika aku mampir sebentar menemuimu?"
"Ng-- tidak salah sih, cuma apa kau tidak lelah setelah seharian bekerja?" Melirik wajah datar pria di sampingnya.
Taehyung mengalihkan pandangan. Sesaat atensinya tertuju pada pepohonan yang terus bergerak tidak jauh darinya. Namun, segera ia mengabaikannya.
"Tidak." Menatap ke arah Xia. "Dengan melihat senyuman di wajahmu sudah cukup menghilang segala lelah yang ada."
Xia terkekeh. Tersipu dan entah apa lagi. Kemudian mengalihkan pandangan dari tatapan tajam Taehyung.
"Segitunya ingin menemuiku. Memang pacarmu tidak akan cemburu, eoh?"
Taehyung berdeham pelan dan atensi Xia sempat beralih menatapnya, lalu kembali menghadap ke arah lain.
"Pacar?" Xia mengangguk tanpa menoleh. "Kamu kah itu?"
"Cihh." Xia tersenyum. Lagi dan lagi, Taehyung terus saja membuat dadanya berdebar.
"Kenapa? Kamu tidak mau, ya?" tanyanya secara blak-blakan.
Akan tetapi, dengan wajahnya yang datar bahkan kucing saja, mungkin takkan mempercayai ungkapannya barusan.
"Jangan menggodaku, Tae. Aku tahu kamu hanya bercanda." Xia menatap gemas ke arah Taehyung. Bahkan tangannya sudah gatal ingin menarik pipi tirus pria itu. "Kalau sampai aku tergoda, kau mau bertanggung jawab?"
Pria itu menyeringai. Refleks, tangannya menangkup dagu Xia. Menatap lekat ke wajah cantik di depannya. Menelisik dan menilai betapa berharga senyuman tipis di bibir wanita itu.
"Tentu, aku akan bertanggung jawab hati ini juga." Melepaskan tautannya kembali.
Bersikap seolah tak terjadi apa pun. Tanpa peduli dengan apa yang dirasakan oleh Xia saat ini. Mungkin dia berdebar, bahagia dan entah apa lagi.
Sengaja, memang.
Sedangkan Xia merasa ada aura berbeda pada diri Taehyung malam ini. Dia terlihat begitu hangat dan jauh lebih tampan dari biasanya.
Pesonanya selalu mencuri perhatian untuk tidak beralih ke arahnya. Menakjubkan, dia bagai aroma cendana yang memabukkan.
"Jangan menatapku secara berlebihan. Kalau kau jatuh cinta, aku tidak akan bertanggung jawab akan hal itu," ucapnya penuh percaya diri.
Xia terkekeh. "Bagaimana kau bisa tahu, aku sedang menatapmu kagum?"
Pertanyaan itu tak perlu dijelaskan. Taehyung ber-Smrik hanya beberapa detik menatap Xia dan kemudian beralih ke arah jalanan sepi di ujung sana.
![](https://img.wattpad.com/cover/233420433-288-k730352.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Zero O'clock
FanfictionMenjadi pengusaha muda, kaya dan mapan tak lantas membuat pria tampan bernama Kim Taehyung berpuas diri. Dirinya yang selalu haus akan keserakahan dipertemukan dengan dua wanita yang mengubah cara pandang hidup. Mencintai dua wanita yang ternyata su...