09 | Prihal kata 'Maaf'

1.3K 115 5
                                    

Siklus memuakan bagi Bertha.

Minta maaf➖Di maafkan➖Kembali melakukan kesalahan.

~o0o~

Althea menggelengkan kepalanya pelan. Menyaksikan penyebab kericuan yang sempat memanas, membuat ketenangan yang di rasa sebelum kedatangan vino menjadi terganggu. Althea tidak mengerti kejadian yang dia saksikan, sampai dirinya dibuat kaget sekaligus tak percaya. Mungkin bukan hanya dirinya namun seisi kantin dibuat heboh, oleh orang yang ia dengar bernama Vino bertekuk lutut di hadapan Bertha.

Pandanganya teralih menatap ke arah teman temannya yang juga kaget,begitu pula Vega yang menatap sangat sinis kepada penyebab kericuan yang lagi lagi terjadi di sela ketenangannya.

Althea bisa melihat Rayyan mengeraskan rahangnya sebentar,sebelum memilih meninggalkan kantin tanpa mengeluarkan sepatah kata. Begitupula dengan Arka dan Vega yang telah kehilangan napsu makannya, dan mengikuti jejak Rayyan meninggalkan kantin. Sungguh Althea semakin tak mengerti situasi dan kondisi ini yang sedang terjadi di sekitarnya.

Ingatannya mengingat perkataan Gema waktu mereka menunggu hujan reda di depan kelas. Gema menceritakan sedikit tentang Bertha, bahkan mewanti wanti agar Althea tidak ikut campur tentang permasalahan Bertha. 

"Nama panjang Bertha sebenarnya Shanaya Bertha Olesia. Tapi dia selalu marah bahkan nampilin raut gak suka, kalau ada yang manggil dia Shanaya. Bertha selalu bilang tepat di wajah orang yang manggil dia Shanaya begini, "Nama gue Bertha, bukan Shanaya. Jangan lancang manggil orang sembarangan." Gue gak tahu alasannya kenapa, tapi kayaknya Bertha benci nama itu."

"Jangan dipikirin, ini udah biasa terjadi al." ujar Gema sambil mengaduk minuman miliknya.

"Kenapa?"

"Gue bahkan gak yakin,cuman dia pacarnya Bertha."

"Hah."

Gema memutar bola mata malas.

"Maksud lo, pacarnya bukan cuman dia!"

Gema mengangguk sekilas, lantas meneguk minumanya hingga tandas. Kemudian menatap Althea lekat.

"Kalau si Alvino itu jago berantem,ketua geng motor dan disegani. Bahkan Bertha masih punya yang di atas dia."

🌻🌻🌻

Plak.

Siswa bernametag 'Dewi puspita' memegang pipi kanannya yang memerah. Matanya semakin melotot tajam, menatap pelaku yang menamparnya di depan toilet.

"Maksud lo apa?" ketus Dewi tak terima, dengan wajah yang terangkat dan menatap orang di hadapannya dengan tajam.

Tubuh  Dewi tiba tiba menabrak dinding, membuat ia meringis menahan sakit. Dewi dapat memastikan bahwa sekarang punggungnya telah sepenuhnya merah, akibat dorongan yang tidak dapat di ragukan seberapa kuatnya. Ditambah lagi dengan dirinya yang tak siap menahan dorongan tiba tiba itu.

"Lo gila!" teriaknya disela menahan sakit di punggung yang mulai menjalar.

"Ya, Gue gila." balasnya dengan suara berteriak, tersemat nada ketus dan dingin secara bersamaan. Membuat siapa yang mendengarnya bergidik ngeri.

"Gue gak sengaja."

"Lo pikir gue peduli." Dewi mulai berkeringat dingin, saat melihat Kedua tangan orang di depannya mengepal erat.

GENESIS [ Completed ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang