Katakan padaku bagaimana rasanya?
Berada di puncak tertinggi,
Namun sulit menjangkau.
Sekali lagi kutanyakan? bagaimana rasanya?~o0o~
"Apa yang bakal lo lakuin sama Althea setelah ini." pertanyaan yang di lontarkan Pamela membuat Bertha tersenyum penuh arti.
"Yang pasti sesuatu yang gak pernah dia bayangin."
Pamela merapatkan diri mendekati Bertha, Rasa ingin tahu itu muncul saat melihat senyum misterius muncul dari bibir tipis itu. Karena setiap rencana yang direncanakan oleh Bertha terlihat bukan sesuatu yang biasa. Itu yang Pamela simpulkan dari raut tenang tetapi sangat mengerikan.
Thabina memainkan jari kukunya ke atas, "Tunggu dan nantikan apa yang bisa seorang Bertha perbuat." ujar Thabina santai.
Bertha semakin tersenyum misterius.
Pamela mentautkan bibirnya cemberut, sambil berjalan mendekati Thabina. "Lo tahu bi, kasih tahu gue dong." ujar Pamela sambil memeluk tangan Thabina.
Thabina mendengus kesal. "Lo pikir dia bakal ngasih tahu gue."
Pamela melonggarkan pelukan di tangan Thabina. Iya Pamela tahu,setiap rencana yang disusun Bertha memang selalu mengejutkan. Mungkin sesuatu yang bisa di bilang di luar kemampuan otak mereka. Namun sepenasaran apapun pamela,membujuk agar Bertha memberi tahu mereka, itu sangat tidak mungkin terjadi. Bertha terbiasa menyimpan semuanya sendiri, menyembunyikan rahasianya dengan apik. Seberusaha apapun mencari tahu, informasi itu takan pernah mereka temukan. Bertha selalu membuatnya sangat matang, membuat seolah tidak ada bukti dan jejak itu dari rencana yang Bertha buat. Bertha hanya akan membiarkan mereka menunggu dan melihat apa yang akan terjadi kedepannya.
Namun Thabina tidak terlalu mempermasalahkan perlakuan Bertha yang tidak ingin berbagi. Thabina yakin apa yang Bertha lakukan ini adalah yang terbaik. Menurut Thabina, jika bertha memberi tahu sekarang kejutan yang Bertha persiapkan akan menjadi tidak menarik. Jadi menjadi penonton itu adalah opsi yang dipilih Thabina, kejutan yang diberikan Bertha akan menyenangkan. Setertutup apapun sekarang Bertha mengrahasiakannya, nantinya juga akan mereka saksikan. Itu pemikiran Thabina.
Beda dengan pemikiran Pamela.Pamela akan terus berpikir setidaknya apa yang akan Bertha lakukan, rencana apa yang setidaknya masuk akal akan di lakukan Bertha? Keinginan Pamela untuk tahu itu sangat besar, Pamela akan terus mencari tahu jika dirinya tidak diberi tahu. ya walau mungkin pada akhirnya tidak mendapatkan apa apa,setidaknya sudah mencari tahu bukan.
Menurut Pamela, sangat sulit untuk menembus jalan berpikir Bertha. Bertha akan melakukan segalanya dengan tertutup, namun rapih. Bertha telah memikirkan segala konsekuensi yang akan terjadi dengan baik, sebelum melakukan rencana yang akan terjadi. Bertha selalu melakukan sesuatu dengan sangat matang, agar Bertha tidak akan menjadi pihak yang tersalahkan. Itu menurut jalan pikir Pamela.
Bertha menepuk pundak kedua punggung temannya dengan kedua tangannya secara serempak. Pamela yang berdiri di sebelah kanan langsung menoleh pada Bertha, begitupun dengan Thabina. Yang di tatap hanya meluruskan pandangannya ke depan.
"Kalian bisa hitung mundur, tujuh hari dari sekarang."
🌻🌻🌻
"Lo kenapa?" tanya Gema, saat melihat Althea yang baru duduk di samping Vega.
Vega menoleh menatap wajah Althea dalam. Memerhatikan raut wajah yang nampak murung, tidak seperti sebelum Althea pergi ke toilet yang nampak ceria. Vega menyentuh pundak Althea pelan membuat Althea menatap Vega.
KAMU SEDANG MEMBACA
GENESIS [ Completed ]
Novela JuvenilDia tidak pernah meminta untuk di lahirkan, jika untuk di benci. Dia tidak pernah meminta untuk di berikan napas, jika hadirnya adalah sebuah kesalahan. Dia tidak pernah meminta untuk bisa menapaki bumi, jika hadirnya adalah bentuk sebuah kehancuran...