Kemenangan yang buruk masih merupakan kemenangan.
~o0o~
"Ternyata sekolah ini luas juga," ungkapnya dengan mata yang terus menelusuri setiap ruangan yang mereka lewati. "Makasih Ar udah bantuin aku." ujar Althea yang berjalan diantara Arka.
Arka tak menjawab dia hanya memberikan sebuah senyuman tipis.
"Gimana kalo aku traktir kau makan di cafe, sekalian sama Rayyan, Vega dan Gema." tawar Althea.
"Nanti lo bilang aja sama mereka."
Mereka berjalan memasuki kelas bersama. Sampai pandangan althea teralih pada pada seseorang yang sedang menenggelemkan wajahnya.
Tanpa disadari Arka, dia berjalan mendekati gadis itu. Dia mulai menggoyangkan punggungnya pelan.
"Hey, bangun kamu gak pulang."
Tak ada jawaban. Althea menggoyangkan punggung gadis itu lagi. Pasalnya ini semakin beranjak sore, sebentar lagi mungkin malam akan tiba. Althea tidak tega meninggalkan gadis ini malam malam sendiri.
"Kamu gak mau pulang."
Tak ada jawaban.
"Siapa al?" tanya Arka, Althea hanya menggelengkan kepalanya tak tahu.
Bersamaan dengan Arka yang berjalan mendekat, Rayyan, Vega dan Gema memasuki kelas. Ketiga orang itu mulai melangkahkan kakinya mendekati althea yang sedang berusaha membangunkan seorang gadis dengan bantuan Arka. Mereka tidak dapat melihat karena punggung althea menghalangi gadis itu.
"Hey bangun. kamu harus pul➖"
"Berisik." tukasnya. Akhirnya menjawab, walaupun belum mengangkat wajahnya.
Keempat orang yang berada di dalam menghela napas, ketika mendengar suara gadis itu. Bahwa Gema sampai mendengus, siapa lagi gadis yang membuatnya selalu kesal selain Bertha.
Althea yang belum menyadari terus menggoyangkan bahu gadis itu. Sampai gadis itu mengangkat wajahnya yang sudah memucat.
"Berisik."
"Lo sakit?" tanya Althea lagi, tanpa menyadari siapa gadis ini.
Tidak ada jawaban dari gadis itu, dia hanya mengalihkan pandangannya menatap jendela. Hujan masih belum reda.
Karena gadis itu hanya diam. Althea berniat menyentuh kening gadis itu untuk memastikan gadis itu sakit atau tidak, namun niatnya harus urung, karena gadis itu menepis tangan Althea kasar.
"Jangan sok peduli."
Gema yang melihat itu mendekati meja Bertha, dan menggebrak mejanya kasar.
"Bisa Lembut dikit gak sih ngomo➖"
"Emang lo siapa ngatur gue." tanyanya dengan alis terangkat,sebelumnya memotong ucapan Gema.
Arka berniat menyentuh kening bertha, namun bertha menjauhkan tubuhnya.
"Jangan sentuh gue." Arka langsung menurunkan tangannya.
Gema yang masih tak terima kembali menyaut. "Lo tuh, kenapa sih! di baikan Malah ngelunjak." ucapnya menggebu gebu.
"Lo pikir, gue minta di baikan. cih dasar sampah." umpatnya tajam.
"Lo➖"
"Udahlah, kita pulang aja." putus Rayyan. Mendahului langkah mereka keluar meninggalkan kelas.
"Lo gak pulang." tanya Arka baik baik.
"Apa peduli lo."
"Lo mau tetep disini."
KAMU SEDANG MEMBACA
GENESIS [ Completed ]
Teen FictionDia tidak pernah meminta untuk di lahirkan, jika untuk di benci. Dia tidak pernah meminta untuk di berikan napas, jika hadirnya adalah sebuah kesalahan. Dia tidak pernah meminta untuk bisa menapaki bumi, jika hadirnya adalah bentuk sebuah kehancuran...