Jadilah kamu manusia yang pada kelahiranmu semua orang tertawa bahagia, tetapi hanya kamu sendiri yang menangis.
Dan pada kematian mu semua orang menangis sedih, tetapi hanya kamu sendiri yang tersenyum.➖Mahatma Gandhi.
🌻
Ariana berjalan dengan langkah pelan memasuki rumah sakit untuk makan siang bersama ibunya yang merupakan dokter kandungan di rumah sakit ini. Mata ariana menelusuri setiap hal yang dapat dijumpai.
Ariana menajamkan langkahnya saat matanya menatap sosok yang seperti dikenalinya. Sosok iti berjalan tertatih dengan tangan kiri yang mengeluarkan darah. Arianna menggelengkan kepala saat matanya bertemu tatap dengan mata Biru gelap yang sangat asing di penglihatannya. Arianna hendak melanjutkan langkahnya tanpa menghiraukan orang itu, namun langkahnya terhenti saat orang itu mencekal tangannya. "Tolong."
Arianna menatap penampilan orang itu dari atas hingga bawah. Sampai dia menyadari bahwa sosok tersebut memang seperti dikenalnya namun terlihat berbeda.
"Lo,"
"Iya, ini aku. Tolong aku." katanya dengan nada memohon.
"Buat apa gue nolong orang yang pernah nyakitin gue. Gue baru tahu kalau ternyata seorang Bertha mampu minta tolong sama gue, dan emm, penampilan lo berantakan." kekeh Arianna dengan nada mencemooh.
Bertha, sosok itu hanya diam. Tidak ada perlawan seperti biasa saat seseorang mencelanya. Sosok seperti itu telah hilang.
"Tolong➖"
"Gue nggak pernah nolongin musuh!" Sarkas Arianna, memotong perkataan Bertha. Dirinya hendak pergi namun perkataan Bertha selanjutkan mampu membuatnya berpikir ulang.
"Ini tentang Alpha."
🌻🌻🌻
"KARENA ULAH KELUARGA LO, GUE KEHILANGAN WAKTU REMAJA GUE. GUE HARUS UDAH JADI PEMIMPIN DI PERUSAHAAN YANG BAHKAN GUE NGGAK NGERTI BISNIS! GUE HARUS BERHENTI SEKOLAH, KARENA HARUS NANGANIN PERUSAHAAN YANG DIUJUNG TANDUK."
Tubuh Althea semakim bergetar apalagi saat tiba tiba Alpha telah berdiri di depannya, mencengkram kuat kedua bahunya.
"Kakek gue yang udah tua hanya pokus ke kak Aluna yang buta. Gue merasa benar benar sendirian. Enggak ada yang peduli sama gue. Keluarga besar gue lebih peduli ke kakak gue, gue nggak punya siapapun buat di ajak berkelu kesan. Gue nggak punya siapapun, tapi kemudian gue ketemu lo, tepat waktu lo pindah kesini." Jeda Alpha.
"Awalnya gue nggak akan balas dendam, tapi saat lihat lo. Gue lihat kebahagian lo, keluarga lo lengkap, kalian tersenyum, semua orang peduli sama lo. Sedangkan gue hancur, gue sendirian. Jadi gue putusin kalau gue hancur, lo pun harus! Bahkan melebur!"
Air mata semakin mengalir deras di pipi Althea. "Tapi aku nggak tahu apa apa."
"Lo enggak tahu apa apa karena waktu itu lo pingsan. Lo awal mula semua terjadi. Seandainya lo enggak ngerengek ke bokap lo, semua nggak akan kayak gini! Gue nggak akan kehilangan siapapun. Luka harus di bayar luka kan?"
Alpha menatap Althea dengan senyum bengis. Tangannya dengan sigap mengangkat pistol dan mengarahkan tepat pada Jantung Althea, Althea menutup mata. Pasrah akan apa yang terjadi selanjutnya, dalam hatinya Althea merapalkan doa kepada tuhan akan semua dosa nya yang disengaja atau pun tidak mampu termaafkan.
Dor ... Dor ...
Peluru dalam pistol itu telah meluncur bebas Beberapa detik menunggu, Althea tidak merasakan apa apa. Sampai tiba tiba suara benda yang terjatuh sangat keras, membuatnya replek membuka mata. Matanya melotot sempurna, pandannya menatap Alpha yang menjatuhkan pistolnya. Mata Alpha berkaca kaca dengan dengan tubuh yang mulai bergetar.
Alpha berlari, meraih tubuh yang terkulai lemas di atas tanah. Alpha mengangkat kepala orang itu ke pangkuannya. "Tolong jangan Pergi!"
Orang itu mengerjapkan matanya berusaha menimalisir rasa sakit yang mulai menjalar tepat di jantungnya. "Ja-nga-n na-ngi-s."
"Maaf, jangan pergi." Alpha tidak mampu menahan tangis, matanya menatap darah yang terus mengalir di area dada Bertha. Orang yang menyelamatkan Althea.
"Jangan pergi."
"Ma-af."
"Ber,"
"To-lo-ng, ber-hen-ti." Bertha terbatuk mengeluarkan banyak darah di mulutnya. "Ja-nga-n nge-la-ku-in i-ni. A-ku sa-ya-ng ka-mu." mata berwarna Biru gelap itu menutup sempurna. Tangis Alpha pecah, beserta langis yang mengeluarkan tangisnya yang kelabu.
🌻🌻🌻
"Al, terkadang tuhan ngasih cobaan yang berat buat kita bukan karena tuhan jahat. Tapi tuhan cuman pengen tahu seberapa mampu kamu untuk bertahan ngelewatin semua ini. Kamu orang special Alpha! Kamu enggak pernah sendiri! Ada aku, Shanaya Bertha olesia.
-
"Sekarang kita sahabat. Kamu bisa cerita sama aku, berkeluh kesan sama aku. Kamu bisa anggap aku apapun yang kamu. Kamu mau anggap aku kakek kamu juga, gak papa."
Alpha tertawa. Tangannya menjulurkan jari kelingkingnya, "Janji, kamu enggak akan pergi!"
Bertha dengan cepat membalas uluran jari kelingking Alpha. Sambil memberi cengerin lebar, "Janji, tapi kalau untuk nggak pergi aku nggak janjii!"
Senyuman Alpha langsung hilang, diganti dengan raut muka muram. "Kenapa?"
"Aku enggak tahu sampai kapan aku bertahan. Aku enggak tahu sampai kapan usia aku. Tapi aku janji, aku enggak pergi, ninggalin kamu kalau bukan tuhan yang minta aku."
-
"Jangan ngelakuin itu Al."
"Kenapa?"
"Aku nggak mau kehilangan siapapun lagi. Aku sayang kamu. Jangan ngebalas rasa sakit kamu sama orang yang salah. Itu nyakitin aku."
"Aku benci lihat dia bahagia!"
"Kebagiaan mereka merupakan kesedihan untukku. Aku harus membalas dendam orang tuaku!"
"Kamu akan tetap ngelakuin itu? Meski harus kehilangan Aku?"
-
Alpha tertawa namun air matanya terus mengalir semakin deras. Tangannya mengusap darah dari mulut Bertha.
"Kalian salah, tolong sembuhin Bertha, pasangin lagi semua alatnya. Bertha kesakitan."
Dokter dokter tersebut hanya menggeleng kaku, dengan raut wajah muram.
"KALIAN MAU SAYA HANCURIN RUMAH SAKIT INI. KALI➖"
Arianna menyentuh pundak Alpha membuat Alpha menghentikan perkataan. Alpha menatap Arianna dengan raut muka yang kacau.
"Mereka dokter gadungan! Mereka nggak bisa nyelamatin Bertha. Aku bakal tuntun mereka!" kata Alpha dengan nada suara lemah.
Arianna menggeleng. "Al, Bertha udah nggak ad➖"
Alpha mendorong Arianna dengan tatapan tajam. "JANGAN BICARA OMONG KOSONG! BERTHA NGGAK MUNGKIN NINGGALIN AKU!" tatapan nya beralih menatap Althea, yang hanya berdiri kaku dengan air mata yang juha mengalir deras. "SEMUANYA GARA GARA DIA! AKU HARUS BUNUH DIA!"
.
|©Kayneest : Senin, 01 Maret 2021|
KAMU SEDANG MEMBACA
GENESIS [ Completed ]
Teen FictionDia tidak pernah meminta untuk di lahirkan, jika untuk di benci. Dia tidak pernah meminta untuk di berikan napas, jika hadirnya adalah sebuah kesalahan. Dia tidak pernah meminta untuk bisa menapaki bumi, jika hadirnya adalah bentuk sebuah kehancuran...