Salah satu pelindung dari sebuah kekecewaan adalah memiliki kesibukan.
~o0o~
"Kaka jangan kenceng kenceng." gadis kecil itu tertawa kencang, tangannya menggengam erat pinggir ayunan. Gadis dengan rambut di kucir satu layaknya Elsa dalam tokoh film kartun kesukaannya, Frozen.
Setelah peringatan kecil yang keluar dari gadis itu, ayunan yang di tumpangi menjadi sangat kencang. Membuat gadis kecil itu semakin berteriak histeris.
Matanya mulai berkaca kaca bersama dengan pegangan kedua tangan yang semakin mengerat. "Kaka jangan kenceng-kenceng, Shasa takut."
Ayunan itu perlahan di hentikan dengan pelan. Kaka kecil beralih menuju gadis yang terisak kecil. Kaka kecil menatap bersalah.
"Maaf," katanya dengan pandangan yang menatap tanah.
Gadis yang masih terisak itu turun dari ayunannya, lalu menghambur memeluk Arka erat. "Kaka jangan kenceng kenceng ngedorongnya, Shasa takut."
Arka membalas pelukan Shasa. Tangan kanannya mengusap lembut punggung bergetar yang mulai berunsur tenang.
"Maafin Kaka, ya." katanya saat pelukan kedua anak kecil berusia sekitar enam tahun itu terlepas.
Shasa mengelurukan jari kelingkingnya ke hadapan Arka, senyuman manis tercipta walau bekas tangisan masih nampak. "Janji jangan ngulangin lagi."
Arka mengangguk cepat, tangannya membalas uluran jari kelingking kecil Shasa. "Janji." katanya sambil tersenyum. "Jangan marah, ya." tambah Kaka kecil lagi.
Shasa mengangguk. "Tapi ada syaratnya!"
"Apa."
Shasa merentangkan kedua tangannya manja. "Gendong."
Kaka tertawa lebar, lantas berbalik mulai mengendong Shasa yang dengan senang hati menempal padanya.
"Kaka harus jadi anak baik, nanti imbalannya Shasa kasih permen lolipop."
-
"Shasa kenalin ini Ela. Orang yang aku tolongin waktu itu loh."
Shasa menatap gadis yang berdiri di samping Kaka, gadis yang Kaka sebut sebagai Ela itu hanya menundukan pandangan menatap rumput hijau di taman, tidak berani menatap Shasa.
"Rumput lebih cantik ya, daripada wajah Shasa." tanya Shasa dengan tampang yang pura pura sedih.
Ela yang merasa bersalah pun menatap Shasa, lalu menggeleng.
"E-ngga-k, bukan g-itu. Ela takut." jawabnya dengan nada suara bergetar."Kenapa harus takut, Shasa gak gigit kok." ujarnya mencoba meyakinkan dengan tangan kanan yang menyentuh pundah Ela lembut.
"S-emu-a o-rang ja-hat." jawab Ela terbata.
"Aku sama Kaka enggak. Iya kan Ka?"
Arka langsung mengangguk mantap. "Kita gak jahat kok, kita itu anak baik."
"Kata bibi penjual ice cream, anak kecil itu bukan orang jahat. Tapi malaikat." ujar Shasa dengan kepolosannya.
"Kalo Ela gak percaya, bisa tanya Kaka."
Ela menatap Arka, pemuda laki laki itu hanya menganggukan kepala.
KAMU SEDANG MEMBACA
GENESIS [ Completed ]
Подростковая литератураDia tidak pernah meminta untuk di lahirkan, jika untuk di benci. Dia tidak pernah meminta untuk di berikan napas, jika hadirnya adalah sebuah kesalahan. Dia tidak pernah meminta untuk bisa menapaki bumi, jika hadirnya adalah bentuk sebuah kehancuran...