12 | Welcome to my 'Game'

1.1K 97 0
                                    

Jika kamu bertanya, apa salahmu hingga kebencian itu tertunjuk nyata padamu, padahal kamu tidak berbuat salah kepada dia? orang yang membencimu.
Jawabannya adalah mungkin memang bukan kamu yang membuat kesalahan. Bisa jadi orang di sekitarmu, sahabatmu, kakakmu, orangtuamu, atau bahkan keluargamu yang melakukannya. Sehingga semua seluruh rasa sakitnya ia lampiaskan kepadamu.
Rasa lelahnya, rasa sakit yang bertumpuknya dia berikan kepadamu sebagai bentuk pembalasan atau apa yang rasakan di masa sekarang atau di masa lalu?
Atau mungkin bisa jadi kamu pernah menyakitinya tanpa di sengaja?
Jawabannya ada pada dirimu. Kamu tidak akan pernah tahu jika kamu sendiri tak menguaknya.

~o0o~

"Lo udah beresin semuanya kan?" ujar seseorang di saluran telepon.

Pria itu tertawa misterius. "Semuanya Clear."

"Jangan sampai dia curiga." peringatan dari orang di sebrang sama membuat senyum sinin pria yang sedang menatap langit itu tercipta.

"Semua bisa di jamin." ujarnya sambil melempar lempar batu di tangannya ke bawah.

"Gue percaya sama lo, jangan rusak kepercayaan gue." imbuh orang di sebelah sana dengan nada suara pelan.

Pria itu menganggukan kepala. Walau dengan jelas orang yang sedang berbicara dengannya lewat telepon tak bisa melihat. "Gue tahu."

"Gimana sama dia?"

🌻🌻🌻


Rayyan berjalan memasuki rumahnya dengan santai. Tangan kanannya menenteng beberapa buku komik serta novel yang baru di belinya di toko buku.

Rayyan tidak tahu apa yang sedari tadi dipikirkannya. Namun sekarang otaknya sedang kacau, entah karena apa? Rayyan sendiri tidak mengerti.

Langkahnya sampai di didepan pintu kamarnya setelah menaiki anak tangga. Rayyan menatap pintu kamarnya yang sudah terbuka,matanya melirik ke arah jam di dekat ruang keluarga. Rayyan menghela napas lega, ayahnya belum pulang.

Rayyan memasuki kamarnya yang memang gelap. Tangannya terulur menyentuh tembok guna mencari saklar lampu. Rayyan menekan tombal itu dan lampu kamar telah sepenuhnya menyala.

Rayn berjalan mendekati ranjang king size miliknya. Merebahkan tubuhnya guna menghalau rasa lelah, matanya mematap ke langit kamarnya. Sepi satu kata yang menggambarkan kondisinya sekarang.

Ibu Rayyan telah meninggal semenjak ia lahir, itu kata ayah. Sampai sekarang Rayyan tidak tahu bagaimana rasanya memiliki ibu, bagaimana wajah sang ibu karena ayahnya tak pernah memberi tahu.

Tangannya terulur ke samping, Rayyan mengaduh saat dirasa tangannya menyentuh sesuatu yang kecil namun tajam. Rayyan dengan segera bangkit dari tidurannya,menatap kesamping. Rayyan mengambil sebuah kotak kecil yang diatasnya terdapat jarum pentul.

Rayyan membuka kotak ditangannya dengan perlahan, setelah memikirkan milik siapa tentunya. Matanya menatap potongan kertas origami yang di potong kecil kecil. Tidak ada sesuatu yang aneh, Rayyan kembali menutup kotak tersebut dan meletakan di bawah kasur.

Rayn kembali menghela napas kasar,sebelum memilih bangkit menuju kamar mandi untuk mendinginkan kepalanya dengan air.

🌻🌻🌻

Althea menatap gerbang sekolah yang baru terbuka, dengan semangat dirinya melangkahkan kakinya menuju kelas dengan semangat. Senyuman manis terpampang nyata dari gadis Bernetra coklat kelam itu.

Althea melirik sekitar, sekolah masih nampak sepi. Cuman ada beberapa siswa yang mungkin berangkat pagi karena membawa kunci kelas.

GENESIS [ Completed ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang