03 | Topeng?

3.1K 200 16
                                    

Kata Orang, Orang jahat terlahir dari orang baik yang tersakiti.
Kupikir pemikiran itu tidak sepenuhnya salah, juga tidak sepenuhnya benar.
Pertama banyak orang baik yang menyembunyikan hati baiknya dengan kejahatan, sebut saja itu kebaikan tak terlihat.
Kedua banyak orang baik yang menjadi jahat, karena tidak lagi ingin tersakiti. Mencoba mempertahankan sesuatu yang tersisa, sebelum kembali terengut. Sebut saja itu mempertahankan uang dengan nyawa.

Itu adalah bentuk timbal balik atau sebab akibat.
Setiap kejadian selalu memiliki alasan. Baik dendam yang belum terbalasan, Kebencian yang tertumpuk sejak lama, serta penolakan yang berunjung kemarahan.
Apa yang kita tanam, itu yang kita tuai.

➖Dari aku, dan kilas balik kehidupan.
IchaRa.

~o0o~

Bertha menatap tajam seorang perempuan dengan make up tebal yang sedang berkacak pinggang di depannya. Bertha hanya diam tanpa peduli semua hal yang diucapkan perempuan di depannya, yang menurutnya sangat mengganggu.

Sampai pada akhirnya wanita itu menghentikan perkataannya, menilik dengan mata tajam Bertha yang tengah memainkan kuku. Nyatanya semua yang dirinya katakan hanya dianggap angin lalu, hanya dilewati tapi kembali lagi melakukan hal yang sama.

"Jadi lo gak dengerin gue!"

Bertha menatap perempuan di depannya dengan alis bertaut, kemudian mengidihkan bahu. Tidak penting juga, pikirnya. Bertha membalikan badan, berjalan pergi dari sana diikuti dengan setia oleh Thabina dan Pamela.

"Berhenti disana sialan!" ujar perempuan itu setengah berteriak.

Bertha tidak menghiraukan, dirinya terus berjalan bersama kedua teman dekatnya. Sampai tiba tiba wanita tadi mencekal kasar tangannya, lalu membalik tubuhnya sekali hentakan dan,

Plak.

Sampai kepala bertha menoleh ke samping kanan.

Thabina menatap tajam perempuan di hadapannya dengan tangan terkepal. "Sentuh dia lagi, lo mati!" peringatan yang selalu Thabina lontarkan, jika seseorang berani mengganggu atau mengusik ketenangan mereka, terutama kepada Bertha. Thabina tidak pernah main main, jika dia berkata mati maka orang itu harus mati. Thabina bukan cewek biasa, dia belajar semua ilmu beladiri hanya untuk melindungi Bertha. Entah apa yang Bertha perbuat di masalalu, sampai membuat Thabina manusia dingin, tak tersentuh rela menjadi tamengnya. Bahkan menjadi sahabatnya, saat Thabina adalah tipe manusia, yang tertutup dan tidak pandai berteman. Namun yang pasti apapun yang terjadi pada mereka nantinya, sebesar apapun Bertha melakukan kesalahan. Satu yang perlu kalian ingin, Thabina takan pergi meninggalkan. Hanya satu hal yang bisa membuatnya mengingkari janji, yaitu cuman kematian.

"Lo sama, sama Bertha, Thabina. Sama sama brengsek." setelah berkata dengan nada dingin, perempuan itu meludah kesamping.

"Aduh, cantik cantik perkataannya macam bitch ya." kata Pamela dengan bibir yang sedikit menyeringai. Awalnya Pamela tidak tahu apa yang menariknya agar mendekati Bertha, sungguh dari sekian banyak orang Pamela hanya tertarik untuk mendekati Bertha. Jujur pada sangat awalnya, Bertha adalah orang yang sangat Pamela hindari. Namun sesuatu membuat Pamela tersadar, jangan menilai buku dari covernya. Pamela gencar mendekati Bertha, walau kehadirannya di tolak mentah mentah. Terutama Thabina yang langsung menolak tanpa berkata, juga menunjukan dengan jelas raut tak suka. Pamela tidak menyerah sampai di sana, Pamela terus mendekati mereka, membuntuti mereka pergi kemanapun. Bahkan menjemput mereka ke rumah masing masing untuk berangkat sekolah bersama. Sampai pada titik Bertha jengah, dan mengiyakan Pamela untuk jadi bagian dari mereka. Namun satu hal yang harus Pamela ingat, "Sekali masuk nggak ada jalan keluar." itu perkataan Thabina, sebelum Pamela benar benar menjadi bagian dari mereka.

GENESIS [ Completed ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang