16 | Blackrose.

1K 90 0
                                    

Althea menatap berbagai macam kado yang tersaji di hadapannya. Entah lah bingun ingin membuka yang mana duluan, Althea akhirnya tertarik pada kado yang terbungkus dengan kertas kado berwarna pink.

Althea membukanya tak sabaran. Matanya terbelelak menatap sebuah sweather berwarna pink, warna kesukaannya. Althea mengeluarkan Sweather itu dan menaruhnya dia atas kasur, tangannya mengambil sepucuk surat dengan origami pink.

Ini dari Vega.

Hai al, sebenarnya gue itu bingung banget mau kasih lo apa? Ya, lo ngertilah gue gak tahu apa yang lo suka. Tapi Gema bilang lo suka banget sama warna pink, dan yang terlintas di pikiran gue itu cuman ini. Semoga lo suka ya.

Untuk Althea.

Althea tersenyum manis, dia sangat suka. "Vega emang tahu selera gue." kata Althea.

Tangannya dengan cepat memgambil kado lain, kado yang berukuran lebih kecil diantara yang lain. Althea membelakan matanya, di dalam kotak kado itu berisi sebuah jepitan karakter berwarna pink. Althea mengambil dua jepit beserta surat yang tersimpan di dalamnya untuk ia baca.

Rambut depan lo gak bisa diem kalo lagi aktivitas.

R.

Althea tersenyum semakin lebar setelah membaca surat dari Rayyan. Dengan cepat sepasang jepit berwarna pink itu telah terpasang di rambut. Althea menatap pantulan dirinya di cermin, cantik.

Althea membuka bungkusan selanjutnya. Sampai ia menemukan sebuah Novel, dari penulis yang sangat dia suka. Dia mengambil dengan sangat sepucuk surat yang terlipat, lantas membacanya.

Gue tahu, lo belum punya Novel 'In My Dream' karya penulis LOSHAPPIRE, kan? Gue harap lo suka!

-Arka.

"Iya, gue suka."

Althea membuka kado dari Gema. Dan kalian tahu isinya apa, satu biji permen karet. Altea tertawa, membuka bungkusan dan memakan permen karet itu.

Pandangannya teralih, pada kotak kado berwarna langit malam. Althea segera menyingkirkan semua kado di atasnya untuk mengambil warna bungkusan kado yang sangat familiar.

Althea membuka dengan perlahan dan terkejut saat menemukan hanya ada sebuah mawar hitam dan sebuah surat yang tulisannya berwarna merah.

Althea mengambil mawar hitam dan memerhatikan setiap bagian, sepertinya tulisannya di tulis dengan ujung mawar, pikirnya. Matanya teralih menatap surat,

Sesuatu yang rusak harus diganti, bukan diobati.
Walau terlihat baik, belum tentu sembuh.
Semua yang di perbaiki takan sama lagi.
Aku benci kata 'Penyembuh'.

🌻🌻🌻


"Masih pagi udah dapet panggilan?" tanya Arka setelah melirik ponsel Gema.

"Tau nih. Kemarin si vina nembak gue. Setelah gue tolak, dia semakin menggila. Gue ganti nomer lagi kayaknya," kata Gema sambil memasukan ponsel ke dalan saku santai.

Althea menatap Gema mengamati. "Emang gak cape apa?" tanyanya membuat Gema menoleh.

"Cape sih, pegel pegel." Gema dengan santai menggerak gerakan bahunya ke belakang.

"Bukan itu, gak capek ganti nomer terus." Althea bertanya dengan tampang yang polos. Vega dan Arka menoleh, tertarik dengan obrolan mereka. Gema tersenyum tipis pada Vega.

"Ini kan udah resiko." kata Gema santai.

"Emang gak bisa ya sama satu cewek doang?" tanya Althea membuat raut wajah Gema berubah, tapi beberapa detik. Senyum Gema mengembang kembali.

GENESIS [ Completed ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang