23 | Is she? But what?

886 85 0
                                    

Tusuklah tubuh seseorang dan itu masih bisa di sembuhkan, tetapi sakiti hatinya maka lukanya akan berbekas seumur hidup.

~o0o~

"Lo dimana?"

Seseorang di sebrang sana tak menjawab, membuat keheningan tercipta sampai pada akhirnya gadis itu kembali bersuara.

"Lo gak sekolah? Bertha juga?" tanyanya dengan nada menuntut jawaban.

"Iya." jawab Thabina seadanya.

"Kenapa kalian gak pernah ngajak gue sih, kalau mau bolos?" tuturnya dengab nada suara sebal.

"Itu gak penting Mel."

Pamela memutar kedua bola mata malas. Memang seperti inilah persahabatn mereka. Persahabatan yang terlalu menyimpan banyak rahasia, terutama Bertha. Entah rahasia apa yang dia sembunyikan, namun itu mampu membuat Pamela mati kutu karena penasaran. Bahkan Thabina sekali pun, gadis ketus itu tak pernah mau membagi informasi kepadanya. Namun itu tak membuat Pamela risih atau iri karena merasa terlupakan atau merasa bukan sahabat yang berguna, tapi karena Pamela yakin ini yang terbaik.

"Sekarang lo dimana?"

"Bali."

"Bertha?"

"Gue sama Bertha di Bali."

"Wah parah nih, ke bali gak ngajak gue. Kalau tahu gue bolos nih."

"Nyusul kalau mau,"

"Gue takut kalau sendiri, kalau nyasar lo mau tanggung jawab."

Terdengar suara dengusan dari sebrang sana.

"Eh bi, udah dulu ya. Masuk kelas nih gue."

Tutt... Tutt...

Pamela mendengus kesal, lalu menyenderkan tubuhnya di kursi.

"Gimana Mel, mereka dimana?"

Pamela melirik dengan ujung mata, Vino yang duduk di sampingnya sambil menunggu jawabannya.

"Mereka di bali." jawab Pamela malas.

Vino melebarkan bola matanya tak percaya. "Anjir, ke Bali gak ngajak."

Pamela mengangguk membenarkan.

"Pokoknya kita harus nyusul Mel!"

Pamela melirik Vino dengan malas. "Emang lo tahu mereka di Bali dimana? Maksud gue di daerah mananya?"

"Kan lo tinggal telepon Thabina lagi."

"Justru itu, handphone Thabina gak aktif sekarang."

🌻🌻🌻

Thabina menatap Bertha yang duduk di dekat jendela, menatap hamparan luas langit singapur yang tadi malam baru mereka pijaki. Soal Pamela, Thabina berbohong, mereka tidak di Bali tapi Singapur.

"Lo beneran gak papa lakuin ini."

Bertha menoleh menatap Thabina, mata coklatnya menatap retina Thabina dalam hanya beberapa detik sebelum akhirnya membuang muka keluar jendela.

GENESIS [ Completed ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang