chap 3

3.6K 202 2
                                    

            Jisoo meringis pelan, tangan Jennie begitu kuat mencengkram pergelangan tangannya hingga lengannya mulai mati rasa. 

“jangan bergerak Babygirl,” Jennie menggosok hidungnya di permukaan pipi kanan Jisoo. Deru nafasnya menerpa wajah Jisoo. 

Jennie menggeram pelan. Tanpa pikir panjang, Jennie segera mencium bibir love milik Jisoo. Dengan penuh nafsu, dilumatnya bibir atas bawah Jisoo secara kasar.

“hmmmphh… hennh-hentikanhh,” namun Jennie tidak menggubris perkataan Jisoo. Jisoo sudah kehabisan nafas itu langsung menendang perut abs milik Jennie dengan sekuat tenaga hingga Jennie terpental dan cengkramannya terlepas. 

Jisoo tidak membiarkan kesempatan emas itu. Ia langsung berlari keluar dari ruangan kepala sekolah, meninggalkan Jennie yang masih meratapi perut abs nya yang amat sakit ditendang oleh yeoja cantik tersebut. 

“kuat juga ternyata,” gumamnya































Saat ini Jisoo sudah berada di seberang rumahnya, langkahnya terhenti . terdapat mobil Ferrari di depan rumahnya.

jisoo berjalan mendekati rumahnya. Seketika wajah bisa berubah menjadi datar melihat sosok wanita yang duduk di atas kursi teras rumahnya. Jisoo berjalan masuk ke pekarangan rumahnya. Wanita tersebut beranjak dari duduknya saat ini sudah di depan pintu.

"Jisoo," panggilnya.

"Apalagi urusanmu datang kemari nyonya jennie," ucap jisoo sambil merogoh kunci dalam saku jaket dan membuka pintu.

sosok wanita itu ialah jennie Kim. Wanita yang sudah membuat mood booster Jisoo turun selama 24 jam setelah pertemuan mereka. 

"Emm..," jennie memainkan jemarinya sambil berpikir.

jisoo menghela nafas lalu masuk ke dalam rumah namun, sebuah tangan menahan nya. Bisa meringis pelan Jennie menggenggam erat lengannya tepat pada memar di pergelangannya.

Jennie menyadari wajah ekspresi Jisoo segera melontarkan mengeluarkan genggamannya.

tatapan menyelidik kucingnya jatuh pada lengan Jisoo yang dilapisi jaket biru malam yang dikenakan jisoo.

Srettt

"Apa yang kau lakukan?!," Ucap jisoo saat Jennie tiba-tiba menggulung lengan jaketnya tanpa izin.

terlihatlah memar yang melekat di kulit di titik ini ulah Jennie . Jennie  langsung menarik Jisoo masuk ke dalam rumah.

"Tunggu disini," jisoo menurut, mendengar ucapan jennie yang tiba-tiba menjadi dingin. Jennie mengambil sesuatu kedalam mobilnya dan kembali membawa kotak P3K.

Jennie menarik pelan tangan Jisoo agar lebih dekat padanya, di oleskan salep dengan perlahan pada memar di lengan besok. Jisoo terdiam, baru pertama kalinya ia diperlakukan oleh wanita dingin di hadapannya ini.

"Maafkan aku," Jisoo terdiam sesaat.

"Apa ini masih sakit," Jisoo seperti terhipnotis langsung menggeleng pelan. Jennie mengecup luka yang sudah ia obati dan menatap Jisoo yang masih mematung.

"Aku kesini hanya memastikan Babygirl-Ku baik-baik saja. Aku membawakan chikin untukmu. Jaga kesehatanmu," Jennie menatap arloji di tangannya.

"maaf aku tidak bisa berlama-lama di sini. Aku harus pergi sekarang. sampai jumpa. Chu," Jennie bangkit dari sofa dan keluar dari rumah jisoo.

Jennie menatap rumah Jisoo sejenak sebelum akhirnya ia keluar meninggalkan sisa asap knalpot dari mobilnya.

Jisoo terdiam mendengar kalimat yang dilontarkan Jennie terakhir.

Chu

Pikirannya mulai bercamuk. Sepertinya aku pernah mendengar nama itu... Tapi dimana. Jisoo merasakan kepalanya sedikit berdenyut.

      Jisoo mengusap kepalanya, dilihatnya Chikin pemberian Jennie. Tanpa pikir panjang, Jisoo langsung memakannya, tak lupa ia menyisihkan makanan favorit nya tersebut untuk sarapannya besok.

; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ;

       Jennie memarkirkan mobil mewahnya. Ia berjalan masuk kedalam rumah, terlihat banyak pelayannya yang mondar-mandir sibuk membersihkan rumah. Namun, Jennie  masih merasa Hampa.

Jennie menghela nafas, ia memutuskan naik ke kamarnya tmyang terletak di lantai dua. Jennie mengunci kamar dan bergegas ingin mengganti bajunya dengan piyama tidurnya.

Jennie membuka lemari pakaian nya, terdapat selembar foto yang terselip di antara baju tidurnya. Jennie mengambil foto tersebut, didalmnya terdapat 4 anak perempuan dan seorang lelaki yang berbeda usia sedang tertawa lepas sambil merangkul satu sama lain. Diantara orang tersebut, tampak terlihat kedua gadis yang terlihat kembar namun berbeda usia.

Tanpa sadar setuas senyum samar terukir di bibir Jennie. namun, saat bersamaan cairan bening nan hangat turun membasahi pipinya.

"Apa kau akan memberikanku kesempatan lagi untuk memperbaiki semua yang telah kulakukan saat itu," gumamnya. Hatinya sangat ragu sekarang. Jennie mengepalkan tangannya, ia meruntuki kebodohannya saat itu.

"Mari kita ulang semuanya dari awal," Jennie mengusap kasar air matanya. Manik matanya menggelap, tatapan sendunya berubah menjadi tajam  menusuk, dan senyumnya luntur tergantikan dengan garis datar dengan rahang mengencang. Bahkan sekarang giginya bergemlutuk.

"Biar aku yang mengatur jalur permainan ini," gumam Jennie






















To be  continued...

Vote+Follow kalau suka!

Forever With You (FWY)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang