NOW PLAYING
Jinho ft. Rothy - Just A Little Bit More
00:00 •───────── 03:44
|◁ II ▷|-= HAPPY READING =-
Seiring berjalannya waktu setiap detiknya banyak yang berganti, begitu pula dengan hari ke hari yang tak terasa membuat banyak hal terjadi. Sudah menjadi hukum alam jika manusia yang menjalankan sesuatu dengan lapang dada membuat pergantian hari menjadi tak terasa.
Perusaan di minggu lalu mengalami peningkatan omset pendapatan yang sangat signifikan sehingga menjadikan Violla sebagai penyebab nyata atas perubahan tersebut. Di minggu berikutnya pendapatan kembali mendapatkan peningkatan sebanyak tujuh persen dari omset pendapatan awal, sangat baik dibandingkan beberapa bulan lalu.
Di hari yang panas dan langit yang biru ini, perusahaan Ufi memiliki jadwal untuk mendatangi panti jompo yang letaknya cukup memakan waktu walau lokasi yang dituju masih di daedah Bogor. Itulah mengapa di jalanan sekarang sudah seperti iring-iringan pawai. Perusahaan membawa dua truk berisi makanan yang nantinya akan dibagikan di sana dengan beberapa pakaian yang akan diberikan pada lansia sebagai hadiah akhirnya.
Tiga mobil pribadi yang di dalamnyaa berisi orang-orang perusahaan memimpin di depan, tentu saja Ufi tidak sembarangan memilih orang untuk ia ajak karena acara amal ini sebenarnya sudah terjadi semenjak dua tahun yang lalu, bisa dibilang sudah menjadi jadwal umum untuk perusahaan membagi-bagi rezeki dengan mereka yang menikmati masa tua di asrama-asrama. Apalagi ia sangat berambisi memenangkan tender Mr. Malorry.
"Tadi macet nggak di sana?" tanya Violla pada Clara yang duduk di kursi belakang.
Mobil yang Violla tumpangi posisinya berada di tengah iring-iringan, Pak Karyo menjadi supir dan Ufi duduk di sebelahnya. Tadi hanya Ufi dan Violla saja di dalam tapi ternyata Clara juga jadi datang sebagaimana beberapa waktu lalu setelah pertemuannya dengan Violla mengharuskan buru-buru pulang ke Jakarta. Violla mengundang untuk ikut pergi ke acara perusahaan Ufi dan untung saja tadi mobil belum berangkat jadi saat Clara tiba langsung saja menuju ke tempat tujuan.
"Kayak nggak tahu jalanan Jakarta aja," keluh Clara. "Untung agensi nggak nyuruh dampingin si rese hari ini."
Violla hanya terkekeh untuk merespons perkataan Clara yang tampak dongkol. Di menit berikutnya ia berbicara. "Ra ... Papa nggak ke apartemen lagi, kan?"
"Papa lo cuma ke apartemen sekali. Itu pun cuma nanyain lo di mana, Vi. Aneh, sudah selama ini lho tapi Om Danu belum juga bawa lo pulang."
"Ck! Bahkan Papa gak nanya gue baik-baik aja atau enggak," gumamnya. "Mungkin bisnisnya lagi baik-baik aja, makanya nggak peduli sama keadaan gue. Pada kenyatannya gue emang cuma dicari saat dibutuhin doang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Memorable Night #N1 ( LENGKAP )
Romantik"Maaf ...." "Berhenti merasa bersalah karena hal-hal yang sebenarnya di luar kuasa kamu!" Niat hati ingin rehat dari aktifitas yang melelahkan sebagi model, Violla Sanjaya justru mendapat dua malapetaka yang tidak pernah ia duga: 1) hampir kehilanga...