45 | Tidak Ada Niatan

2.9K 253 3
                                    

NOW PLAYING

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

NOW PLAYING

Zion T - I Just Want To Stay With You

•----------
< | • |>

-= HAPPY READING =-

"Halo, apa ini dengan Clara?"

"Iya benar. Ini dengan siapa? Jika tidak ada urusan yang jelas saya akan ...."

"Tunggu! Kamu tahu di mana Violla? Saya Yayan, sekretarisnya Pak Zulfikar."

Wanita itu diam sejenak. "Violla nggak ada. Bilang ke bosmu itu, Violla dibawa orangtuanya."

Sedikit rasa lega datang pada Yayan, hampir saja ia mengira bahwa Violla diculik oleh manusia sialan yang menitahnya menyelesaikan tugas.

"Clara, bisa tolong bawa Violla ke Bandara Soekarno Hatta sekarang? Ini penting."

"Ck! Kalaupun bisa saya nggak akan lakuin hal itu. Tolong bilang juga ke bosmu, nggak usah temuin Violla lagi kalau niatnya cuma mau lenyapin dia."

Yayan terdiam, segala pemikiran liar tiba-tiba saja datang. Ini nggak seperti yang dikira, tenang. "Mak-maksudnya? Clara! Bisa tolong berikan ponsel kamu ke Violla? This is urgent!"

"You know what? Saya masuk rumah Violla saja nggak bisa. Semuanya dijaga ketat. Violla akan segera bertunangan."

Yayan mengeraskan tekanan pada giginya sampai gemeretak. Wajahnya berubah merah karena merasa sangat bersalah. Bagaimana bisa ia tega mengabarkan berita pertunangan Violla? "Clara, please!"

Panggilan berakhir. Yayan meremas wajahnya, 15 menit lagi mereka harus berangkat dan yang dibawa hanya kabar buruk. Bagaimana jika setelah ini Yayan dipecat? Bagaimana kalau Ufi menjadi kacau setelah ini? Pertanyaan-pertanyaan itu memenuhi ruang berpikir dalam diri Yayan.

Di tengah-tengah kacaunya pemikiran ia teringat kembali akan perkataan Clara tadi. Apa yang dimaksud Clara tentang Ufi mau melenyapkan Violla?

Yayan menelan ludahnya, pasti ini kerjaan dia. Pria itu langsung menelepon nomor yang sudah mengajaknya bekerja sama hingga membuat duri dalam daging sendiri. Kalau saja pemikirannya benar, tamat sudah Yayan di hadapan Ufi jika semua ini diketahui.

Panggilannya terus saja ditolak berkali-kali. Ia berusaha mengirimkan pesan.

| Apa kau merencanakan sesuatu di belakangku?
| Kenapa Violla tahu Ufi berniat melenyapkannya?

Laki-laki itu gemetar menunggu balasan, diselimuti kecemasan akan ketidakpastian juga waktu yang berjalan begitu cepat jika tengah diharapkan lebih lambat.

Beberapa saat kemudian muncul sebuah balasan.

| Bukan urusanmu.
| Akan aku transfer sisa uangnya.
| Hati-hati majikanmu tahu kau bermain api. Haha.

Memorable Night #N1 ( LENGKAP )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang