Dalam ramai, Ufi merasa sendirian sebab kedua matanya fokus memperhatikan mobil yang begitu mencurigakan.
Sedetik kemudian pintu terbuka. Seseorang keluar dari dalam sana, pria ber-sweater hijau army yang menggunakan kacamata lalu berjalan mendekat ke arah keramaian kantor Ufi.
"Mbak! Bisa tolong ceritakan kejadiannya?" tanya wartawan tanpa henti menyecarnya.
Violla menggangguk. "Apa yang diceritakan Pak Zulfikar benar. Mobil saya mengalami rem blong." Tidak ada debaran paling kencang semenjak tadi sampai sekarang kecuali saat ia menjawab pertanyaan ini. Ia masih ketakutan.
"Lalu kenapa Polisi tidak bisa menemukan, Mbak?"
Beruntung, pertanyaan berikutnya bukan tentang alasan Violla pergi sampai menabrak pagar pembatas jalan. Seketika ketegangannya memudar, ia bisa sedikit menarik napas lega.
"Iya, Mbak. Bersembunyi di mana?"
"Cara Mbak Violla menyelamatkan diri dengan meloncat dari mobil, kah? Kalau begitu pasti Mbak Violla nggak bisa pergi jauh-jauh karena terluka . Jadi apa pria di samping Mbak yang menyelamatkan?" Sial, tepat sasaran. Satu buah pertanyaan itu membuat semuanya berhenti beraktifitas, seolah mampu membungkam semua mulut dan penasaran akan kebenarannya.
"Iya, Mbak. Tolong jelaskan!"
Pertanyaan-pertanyaan yang terlontar semakin sulit untuk Violla jawab. Bagaimana mungkin ia menjawab kalau ia tinggal di rumah pria di sampingnya. Ia tidak bisa berkata apa-apa. Bahkan hanya untuk mencari alasan yang realistis saja ia kehilangan akalnya.
"Sayang!" pekik seseorang dari belakang kerumunan.
Semua wartawan yang mulanya menghadap Violla dan Ufi mendadak membalikkan badan ke balakang sebab suara teriakan itu begitu mengagetkan. Semua mulut membisu, hanya bunyi-bunyian kamera yang bergema.
"Robin ...."
Di dalam kantor, Miranda dan Fransisca yang baru saja datang mendadak menghentikan langkahnya lima meter dari pintu keluar.
"Bu. Lihat, Ibu yakin Fikar mau pacaran sama lintah darat itu? Bisanya cuma membuat keributan."
"Sudahlah. Ufi punya pilihan," jawab Miranda tegas.
"Ah!" desah Fransisca jengkel, kemudian pergi menuju pintu lain untuk keluar dari kantor.
"Hai sayang!" Robin langsung membelah kerumunan dan berdiri di hadapan Violla yang kebingungan setengah mati.
"Siapa dia?"
"Kenapa pria itu memanggilnya sayang?"
"Bukannya itu DJ Robin?"
"Ada apa ini sebenarnya?"
"Apa ini permainan karier?"
Ufi menyipitkan mata. "Siapa kamu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Memorable Night #N1 ( LENGKAP )
Romansa"Maaf ...." "Berhenti merasa bersalah karena hal-hal yang sebenarnya di luar kuasa kamu!" Niat hati ingin rehat dari aktifitas yang melelahkan sebagi model, Violla Sanjaya justru mendapat dua malapetaka yang tidak pernah ia duga: 1) hampir kehilanga...