52 | Aku di Sini, Untukmu

3.8K 297 12
                                    

NOW PLAYING

AKMU - How Can I Love The Heartbreak?

00:00 •───────── 04:56
|◁     II     ▷|

00:00 •───────── 04:56|◁     II     ▷|

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-= HAPPY READING =-

Dingin. Udara Bogor belum berubah, masih selalu membuat Violla mengusap-usap halus kedua lengannya. Satu jam sudah ia menunggu Ufi, Yayan menceritakan semua hal yang mereka lalui di Prancis beberapa hari lalu, bagaimana dia kesulitan mencari Violla juga tentang keputusan Ufi yang tiba-tiba menyuruhnya tetap berangkat tanpa membawa Violla pergi.

"Gue penting banget, ya, buat perusahaan ini?"

"Pentinglah, Mbak. Kalau enggak, nggak mungkin Pak Fikar ngotot susah nyari model. Padahal banyak model yang kita casting, tapi gak ada satupun yang cocok di mata Pak Fikar. Sampai saya bingung harus gimana, Mbak."

Violla terkekeh. "Emangnya Ufi nyari yang kayak gimana?"

"Gak nyari yang gimana-giman sih, Mbak, tapi harus banget Mbak Violla kayaknya. Saya sempat keras kepala ngajuin Mbak Sisca lagi saking nggak tahu harus gimana karena Mr. Mallory udah nunggu-nunggu soalnya."

"Mr. Mallory?" Violla mengernyit, merasa asing dengan nama itu.

"Iya. Beliau orang yang ngasih Pak Fikar kesempatan kerja sama dengan perusahaannya di Prancis sana. Salah satu mimpi Bapak Presdir juga, tapi sayangnya Pak Vincent sakit-sakitan."

Yayan menatap Violla ragu-ragu. Bangku panjang di rooftop ini membuat mereka bisa bebas memandang apapun. "Pak Fikar juga sempat nangis waktu di Bandara karena Bu Miranda telepon dan mengabarkan kalau Pak Vincent harus masuk RS lagi."

"Papanya Ufi masuk RS lagi?"

Violla kontan mengerutkan kening. Papanya Ufi masuk rumah sakit lagi dan Ufi didesak harus mengejar deadline dengan dunia bisnisnya. Sedangkan Violla membuat itu semua menjadi lebih rumit. "Sejak kapan?"

"Waktu kita pulang dari Prancis, Mbak. Kalau nggk salah Pak Fikar juga datang ke acara tunangan Mbak waktu itu."

Seketika jatung Violla berdetak lebih kencang, sekelebat rasa bersalah menggerayam. "Maksud lo ... Ufi pulang dari bandara nyamperin Papanya di RS, terus datang ke acara tunangan gue?"

Yayan mengangguk kaku, mulai merasakan atmosfer yang tidak biasa. Seperti ada kesalahan yang ia lakukan, tapi belum teryakinkan.

"Ah!" Violla menutup wajahnya, tiba-tiba saja ia pusing. Sekelebat rasa getir mencuat, Violla bisa merasakan pahitnya jadi Ufi sekarang meski hanya satu persen dari seratus yang Ufi rasakan. Ternyata seserius itu Ufi dengan perasaannnya pada Violla, tapi dengan tega Violla merumitkan segala usahannya. "Fikar kapan nyampe, Yan?"

Memorable Night #N1 ( LENGKAP )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang