28 | Ufi Tak Bisa Menahan Diri

4.9K 341 17
                                    

NOW PLAYING

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

NOW PLAYING

Yura ft. Glen Fredly - Cinta dan Rahasia

01:55 ───•────── 04:22
|◁      II      ▷|

-------•------

Jangan terlalu gila kerja, Ra. Kadang gila cinta juga perlu.

Clara sudah membacanya, kini mengetik, tapi tidak ada balasan juga selama satu menit. Kemudian status 'mengetik' itu berubah hilang dan percakapan berhenti sampai di sana.

"Kenapa nih senyum-senyum sendiri?" tanya Ufi yang tiba-tiba datang dan langsung duduk di samping Violla dengan dua mangkuk bubur kacang hijau beraroma menggoda yang hangat di tengah udara Bogor yang dinginnya merayu-rayu.

"Udah selesai?" Violla refleks dan langsung mendapat anggukan dari pertanyaannya. "Tadi Clara bilang disuruh agensi ngawasin model cowok, rese katanya."

"Hati-hati lho sama orang kayak gitu, suka nggak ketebak," celetuk Ufi sembari menyiapkan sendok pada masing-masing mangkuk. "Cobain!"

Violla meraihnya dan menyiapkan satu suapan. "Yeah, kamu benar. Usianya juga katanya lebih muda empat tahun. Coba kalau nggak jauh beda, bisa tuh mereka berjodoh."

Sebelum menyuap, Violla menciumnya terlebih dahulu. "Very appetizing!" Lalu sesendok bubur tadi sudah beralih ke tenggorokannya seperti waterboom yang baru diisi air hangat. Rasanya enak dan melegakan apalagi aroma pandan juga santan kelapanya sangat terasa. "Enak!"

Ufi memberi senyuman yang bagi Violla sangat menggemaskan. "Aku senang kalau kamu suka."

Akhirnya bubur yang Ufi nanti-nanti bisa ia nikmati dengan damai ditemani wanita yang entah kenapa membuat musim sendiri di hatinya. Kadang kupu-kupu seolah singgah di sana seperti musim panas, lalu beterbangan kala Violla tersenyum kadang juga kupu kupu itu menggerombol lalu terbang ke langit-langit perasaan kala bibir itu menempel di bibirnya. Jika mengingat tragedi tempo hari, Ufi ingin merasakannya lagi meski hanya untuk terakhir kali.

"Just so you know, usia itu bukan penentu jodoh. Selagi cinta ada di antara mereka, maka usia bukan masalah besar."

Violla menelan bubur, matanya menyipit menatap wajah pria yang mendadak jadi ahli perasaan. "Selain jadi tukang masak, ternyata kamu juga berbakat jadi dokter cinta."

Tak mau dicuragi begitu, Ufi menerima tantangan tatapan Violla. "Asal kamu jadi pasiennya."

Ini lebih dahsyat dari ledakan ban mobil, jika negara adalah sebuah perasaan, mungkin ledakan itu setara dengan bom yang dijatuhkan ke Hirosima. Perkataan Ufi begitu halus dan menggoda, mata bersinar yang intens menatapnya semakin menambah debaran di dada. Violla hanya mampu menelan ludah sembari berusaha menahan semburat merah muda agar tidak keluar saat itu meskipun lama-lama kentara juga.

Memorable Night #N1 ( LENGKAP )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang