* Mohon dikoreksi jika ada kesalahan dalam penulisan bahasa asing.
-------•------Air dalam panci yang cukup besar sudah mulai mendidih, dengan cekatan Ufi langsung masukkan goji berry yang ia beli dari super market disusul jamur segar yang sudah dipotong menjadi beberapa bagian. Sebentar lagi sup miso yang ia masak akan segera bisa disantap, dan tak lama Violla datang setelah tadi ke kamar mandi.
"Kamu masak apa?"
Setelah didiamkan selama lima menit, Ufi memasukkan lettuce juga bumbu lainnya. "Sup Miso. Pernah coba?"
Violla duduk di kursi meja tipe breakfast bar berwarna putih dengan beberapa potong buah di sisi kanan. "Belum. Tapi sering dengar. Kalau nggak salah dari Jepang, ya?"
"Iya." Ufi mencicipi masakannya dan ternyata ada yang kurang. "Nah kalau kamu nggak tahu, ini namanya bumbu miso. Ini yang membuat kaldunya punya rasa gurih dan bikin segar. Cobain." Karena penjelasan Ufi yang menggiurkan Violla langsung mengambil sendok makan. "Eits! Masih panas!"
Wanita berpiyama hijau muda dengan motif animal itu memajukan bibirnya sebal. Ia tidak bisa berbohong kalau aroma yang dihasilkan sangat menggugah selera.
"Ngomong-ngomong, kamu udah kabarin orang terdekat kamu?"
"Astaga!" Sudah berhari-hari Violla di sini tapi ia tidak juga menelepon Clara. Bagaimana bisa ia lupa mencari cara lain untuk memberitahu asistennya. "Saya lupa. Waktu itu saya ke kamar kamu karena nyari telepon rumah, eh, tapi kabelnya malah putus."
"Telepon rumah emang udah lama rusak waktu saya pindah. Pakai ponsel saya aja." Ufi mengasongkan ponsel pintar miliknya yang langsung diterima Violla. "At least kamu harus kabarin orang terdekat kamu, bilang kalau kamu baik-baik aja. Mereka pasti—"
"Ini kode pinnya berapa?" tukas Violla setelah salah beberapa kali mencoba.
Bisa Ufi simpulkan daritadi Violla tak mendengarkannya, dengan gestur gusar Ufi mengambil ponselnya dan seketika terbuka setelah face unlock ia lakukan. "Kalau udah balikin lagi ke saya!"
Perkataan Ufi tak dihiraukan, wanita itu berjalan menjauh agar pembicaraan tak terdengar oleh laki-laki di sana. Untung saja ia hafal nomor ponsel Clara karena nomor itulah yang paling sering dihubunginya.
Violla yakin kalau sekarang Clara sedang dibanjiri pertanyaan-pertanyaan dari media. Terkadang Violla lupa kalau Clara adalah orang yang sudah semaksimal mungkin mengatur jadwal agar ia tidak terlalu kelelahan, tapi ia selalu saja menunut macam-macam. Merasa lelah sendirian, merasa paling capek hingga akhirnya keputusan yang Violla buat sendiri membawanya pada masalah.
Dengan hati-hati Violla mengangkat ponsel dan ia letakkan di samping telinga. Bibirnya komat kamit sembari takut Clara akan memberinya sumpah serapah.
"Halo? Dengan siapa saya bicara?" pertanyaan Clara tak mendapatkan jawaban, rasanya senang saat suara itu bisa ia dengar lagi. "Kalau mau menanyakan tentang Violla, maaf, kami belum mendapat kabar apapun."
KAMU SEDANG MEMBACA
Memorable Night #N1 ( LENGKAP )
Storie d'amore"Maaf ...." "Berhenti merasa bersalah karena hal-hal yang sebenarnya di luar kuasa kamu!" Niat hati ingin rehat dari aktifitas yang melelahkan sebagi model, Violla Sanjaya justru mendapat dua malapetaka yang tidak pernah ia duga: 1) hampir kehilanga...