"Maaf ...."
"Berhenti merasa bersalah karena hal-hal yang sebenarnya di luar kuasa kamu!"
Niat hati ingin rehat dari aktifitas yang melelahkan sebagi model, Violla Sanjaya justru mendapat dua malapetaka yang tidak pernah ia duga: 1) hampir kehilanga...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
* mohon dikoreksi jika ada kesalahan dalam penulisan. ------•------- .
......
"Maaf...."
"Its okay. No problem. Aku senang bisa bantu kamu."
"Tetap saja kamu sudah aku libatkan dalam urusan perasaan."
Violla tersenyum menguatkan. Kemudian ia memeluk tangan kanan Ufi dan berusaha membuat semuanya tampak baik-baik saja. Bukan genit atau cari kesempatan, Violla lebih tahu ini sebab ia sering mengalami masalah perasaan.
"Biar terlihat meyakinkan," dalihnya menyampaikan maksud dari perlakuannya.
Ufi juga tidak keberatan, selagi itu membantu tidak apa-apa, kan?
Bunyi ting kecil terdengar tepat ketika pintu lift terbuka di lantai tempat kerjanya berada. Mereka melangkah, memandang lurus meskipun para karyawan di sana menatap tak percaya. Apa yang membuat mereka terkejut? Tentu saja Violla yang dikabarkan hilang.
"Pagi, Pak." Yayan menghampiri dan mendapat anggukan dari atasannya yang terus saja berjalan bersama wanita di sampingnya. Ia sedikit berbisik. "Pak, bukannya dia hilang?"
Ufi berhenti, kedua matanya menatap penuh selidik. Berita itu ternyata menyebar pada banyak orang. "Bukan urusan kamu!"
"Dia siapa, sayang?" celetuk Violla secara spontan memotong pembicaraan.
Yayan seketika membelalakkan matanya. Pak bos punya pacar? "Sa-sayang?"
Ufi mendesah gusar. "Dia sekretaris aku. Yan, jangan lupa kumpulkan semua karyawan bidang pemasaran dan produksi ke ruang rapat. Lima belas menit lagi saya ke sana. Ayo!" Kemudian menarik tangan Violla dan meninggalkan Yayan yang bertanya-tanya sendirian.
Di tengah-tengah langkah, Ufi bergumam lirih. "Sekarang aku tahu kenapa agensi pilih kamu sebagai model. You are very talented."
Violla tergelak. "Kamu harus membayar mahal untuk itu."
Yayan masih kebingungan kala mereka sudah masuk ke dalam, tanpa menunggu lama ia langsung mengeluarkan ponselnya dan menghubungi pusat uang tambahannya mengalir.
Pak Fikar ke kantor bersama seorang wanita yang dipanggil sayang.
Send
***
"Jadi nanti aku ngapain di depan Ibu?"
"Lakuin semampu kamu saja. Aku nanti cuma kenalin kamu ke Ibu sebagai pacar. Dan aku harap aktingmu nanti bisa sebagus tadi because I will pay dearly."
"Tentu saja." Violla berdiri dan meninggalkan tas yang ia bawa di atas meja. Wanita itu menghampiri Ufi yang tampak memperhatikan jalanan dengan raut acak-acakan.