#LavenderWritersSeason4
#TemaMemperjuangkan
#Kelompok4
•••
Hidup dengan segala kemewahan bukan kunci suatu kebahagiaan. Bergelimang harta tak jadi jaminan jika pada akhirnya kamu hidup sendirian, kesepian, dan penuh tekanan. Namun, hidup tetaplah hi...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Berdiri didepan semua orang, itu yang dilakukan Zovia sekarang. Sedikit gugup dan khawatir jikalau tidak ada yang mau berteman dan menerima diri nya di kelas ini.
Pandangannya mengitari isi kelas. Rata-rata murid kelas A memang disiplin, sepertinya. Jika dilihat, murid-murid kelas ini taat peraturan, mungkin itu yang diperkirakan Zovia sekarang.
Zovia mendengus kesal jika mengingat kejadian tadi, sejak Zovia dan Clara menuju kelasnya, salah satu teman kelas Clara menyuruh untuk segera ke kantor guru. Dan itu membuat Zovia yang tak tahu letak kelasnya jadi kebingungan sendiri.
Untungnya, ada salah satu murid laki-laki yang sedang berbicara dengan guru, yang posisi guru itu membelakangi Zovia. Murid laki-laki itu pun hanya melihat wajah kebingungan milik Zovia dan segera menyalimi guru itu mendekat kearah Zovia.
Zovia yang sedang celingukan sana-sini, mengalihkan pandangannya pada sosok murid laki-laki mendekat pada dirinya sedang tersenyum pada nya. Zovia yang tak ingin kegeeran, menengok ke belakang. Tetapi, tak ada murid lain, sebab jam belajar mengajar sudah mulai sejak 5 menit yang lalu.
Murid laki-laki itu berhenti tepat di depan Zovia dengan tubuh jangkungnya yang tinggi bak tiang listrik. Wajah Zovia mendongak ke atas dengan wajah penasaran.
Asik melamunkan kejadian tadi, membuat guru perempuan yang menyuruh Zovia perkenalan, perlahan mendekat untuk menyandarkan Zovia.
"Nak? Perkenalkan dirimu dulu ya sebelum kita belajar," ucap guru ramah itu yang dibalas dengan wajah meringis malu Zovia.
Zovia menggangguk samar, "Baik, bu. Maaf."
Guru ramah itu, yang Zovia ketahui bernama Bu Niram, menggangguk dengan wajah terseyum. "Iya, gapapa." Sambil mengelus rambut Zovia, dengan lembut. Entah kenapa dia jadi tertegun mendapatkan sikap manis dari Bu Niram.
Melihat Bu Niram sudah kembali ke tempatnya, pandangan Zovia mengitari seisi kelas, dan melihat wajah-wajah penasaran mereka.
Zovira mengambil napas, dan menghembuskannya secara perlahan.
"Perkenalkan nama saya Zovia Venizuela Lenzie, panggil saja Zovia. Terimakasih," Diakhir kalimat, Zovia akhiri dengan senyuman miliknya.
Bu Niram pun berseru, "Selamat datang di kelas A, Zovia. Ibu harap kamu bisa bergaul bersama mereka. Silahkan kembali ke tempat dudukmu,"
