LS - 02

148 19 37
                                    

Love Struggle © Kelompok 4

Chapter 02

Written by gloriarafael

Dengan sedikit usaha keras akhirnya Zovia berhasil sampai di ruang tamu rumahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dengan sedikit usaha keras akhirnya Zovia berhasil sampai di ruang tamu rumahnya. Karena sudah malam Zovia memaksa Clara untuk segera pulang karena Clara punya keluarga yang menunggu kedatangannya bukan seperti Zovia.

Ia menghela napas berat menatap ruang tamu yang kosong lagi. Tak ada sambutan, tak ada pelukan, tak ada ucapan rindu, bahkan seseorang untuk melihatnya memasuki pintu rumah saja tidak ada.

Kaki mungil yang kurus itu melangkah terseret menuju tangga raksasa yang ada di sudut ruangan. Rumahnya yang besar bak istana membuat langkahnya yang terseok terdengar menyeramkan.

Sebelum ia benar-benar menaiki anak tangga, ia menatap sendu sekeliling rumahnya. Sepi sunyi seperti tak ada penghuninya. Seakan rumah ini sengaja dikosongkan di hari Zovia pulang.

Zovia sangat jarang berada di rumah. Ia hanya boleh pulang ketika dokter yakin akan kondisinya. Tetapi kesempatan-kesempatan berharga itu tak pernah berharga bagi keluarganya. Bahkan kalau bisa ... Zovia lebih baik tidak pernah pulang.

Bulir air mata mulai tumpah dari pelupuk hitam mata Zovia. Ia tertunduk menangis tanpa suara. Ini menyakitkan bahkan lebih menyakitkan daripada penyakit yang ia derita.

Tanpa Zovia sadari ada seorang wanita parubaya menatapnya sedih dari balik pintu dapur. Asisten rumah tangga yang serba tau akan keluarga ini, Bi Imeh namanya. Bi Imeh hanya bisa menangis melihat gadis malang itu, karena bisa dibilang ini adalah ritual kepulangan Zovia.

Dari dulu menangis di anak tangga tanpa suara adalah kebiasaan Zovia setiap ia pulang rawat inap dari rumah sakit. Cara sederhana menguatkan dirinya sendiri untuk menerima kenyataan bahwa keluarganya tak menginginkannya.

*
*
*

Zovia membuka mata kala mendengar suara garasi yang berisik. Gadis penyakitan ini memang peka terhadap suara.

Ia melirik jam di dinding dan menunjukkan masih pukul 3 subuh. Zovia merasa aneh karena tidak mungkin supirnya memanaskan mobil sepagi ini dan lagipula untuk siapa? Orangtuanya dan adiknya tak terlihat dari semalam.

Zovia memaksa bangkit tubuhnya yang lemah demi melihat apa yang terjadi di garasi. Langkahnya terhenti pada pertengahan anak tangga saat melihat Bi Imeh menarik koper pink dari dalam pintu garasi menuju tangga. Bi Imeh tersenyum hangat mendapati Zovia berdiri di tangga.

"Siapa yang datang, Bi? tanya Zovia.

"Ibu, bapak, dan non Evelyn," jawab Bi Imeh sambil berjalan terus menuju kamar berpintu pink yang tak lain adalah kamar Evelyn adik kandung Zovia.

04:Love Struggle✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang