LS - 13

62 11 0
                                        

Love Struggle © Kelompok 4

Chapter 13

Written by lindraVey

Zovia duduk di sofa dalam kamarnya, badan Zovia merasa lemas, apa karena tadi dirinya mimisan? Bukankah itu sudah wajar untuk dia? Apa dia mulai merasa akan pergi?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Zovia duduk di sofa dalam kamarnya, badan Zovia merasa lemas, apa karena tadi dirinya mimisan? Bukankah itu sudah wajar untuk dia? Apa dia mulai merasa akan pergi?

Zovia menggeleng-gelengkan kepalanya, "gue pasti bisa!" semangat Zovia pada dirinya sendiri.

Zovia keluar dari kamarnya dan turun ke bawah, niatnya ingin mengambil beberapa makanan.

"Zovia," panggil Sabrina, Zovia menghentikan jalannya, "iya Ma," saut Zovia.

"Kamu benar-benar sudah membaik kan?" tanya Sabrina, Zovia tersenyum tipis, "iya Ma," jawab Zovia.

"Kamu harus sembuh, karena mau bagaimanapun perusahaan Papa kamu harus ada penerusnya. Kamu harus mengambil alih sebelum Evelyn benar-benar siap," jelas Sabrina.

Zovia terdiam, hanya untuk perusahaan?

"Kenapa harus aku?" tanya Zovia.

Sabrina menghentikan aktivitasnya yang sedang bermain ponsel, lalu menatap Zovia yang berdiri di dekat tangga.

"Kamu mau bikin keluarga malu? Kamu itu putri sulung keluarga ini, mau bagaimana pun kamu yang harus bertanggungjawab," jelas Sabrina yang kesal.

Zovia tersenyum kecut, "iya Ma."

Jujur, Zovia bahkan belum mengerti dengan apa itu perusahaan, tapi kenapa dirinya harus merasakan beban itu sekarang? Apa dia harus benar-benar pergi dari muka bumi ini agar di anggap dan disayang oleh keluarganya?

Zovia menahan air mata yang sudah siap tumpah, Zovia kembali lagi ke kamarnya.

Zovia menjatuhkan tubuhnya ke atas kasur, "kenapa harus aku? Apa tuhan gak dengar semua keluhan dari aku? Tuhan baik gak sih? Tuhan, aku lelah," gumam Zovia sambil menumpahkan air matanya.

Bukan hanya batin yang terluka, semua hal perasa dalam tubuh Zovia sudah merasakan itu semua, Zovia harus membutuhkan banyak cara dan tenaga lagi untuk bisa berdiri dan memperjuangkan mimpinya.

***

Pagi yang cukup terik, Zovia yang sudah duduk manis di kursi mobil Clara menuju ke sekolah, Clara menjemput dirinya seperti biasa.

"Clara? Gak capek jemput gue?" tanya Zovia.

"Capek? Capek kenapa? Gak ada rasa capek yang gue rasain," jawab Clara, Zovia terkekeh mendengar jawaban dari Clara.

04:Love Struggle✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang