Love Struggle © Kelompok 4
Chapter 44
Written by dinihs17
🌸Happy Reading🌸
***
Jovien melangkah tergesa-gesa saat mendengar kabar bahwa adiknya mengalami kecelakaan. Saking paniknya ia meninggalkan Evelyn yang tengah bersamanya tanpa mengucapkan apapun.
Hello! Bukannya ia menyukai Evelyn? kenapa tidak beritahu gadis itu soal ini?
Setelah menanyakan ruang rawat Claire, Jovien pun buru-buru menelusuri koridor Rumah Sakit yang cukup ramai pada jam-jam pagi.
"Ruang Hati yang tersakiti? ini deh kayaknya," monolog Jovien lalu membuka pintu ruangan itu.
"Claire!" Jovien berlari ke samping ranjang rumah sakit.
"Bang joooo!!!" teriak Claire memeluk Abangnya, mengabaikan obrolannya dengan Zovia sebelumnya.
"Lo gak papa, Cla?" tanya Jovien cemas.
"Gak, gue gak papa kok." Claire meringis memegang jidatnya yang berstempel perban.
Jovien menatap adiknya dengan tatapan sendu. Sesaat setelah itu ia menangkap seorang gadis yang beberapa hari ini mengganggu pikirannya. Zovia Venizuela Lenzie, tengah tersenyum manis padanya. Wajahnya terlihat cerah pagi ini, tak seperti biasanya. Rambutnya yang tergerai indah dengan jepitan biru di sekitar poninya. Apakah gadis ini penyuka warna biru? tapi kenapa malah terlihat sangat manis?
"Ekhem!"
Deheman Claire membuyarkan pemikiran Jovien. Ia kembali memasang wajah datar seperti biasanya ketika bertemu Zovia.
"Ngapain lo senyum-senyum?" tanya Jovien dingin.
"Gak papa," jawab Zovia masih tersenyum.
'Ada yang manis tapi bukan gula,' batin Jovien kembali terlarut dalam senyuman gadis itu.
"Ekhem!"
Sekali lagi, deheman Claire membuyarkan segalanya. Jovien membuang pandangannya ke arah lain.
"Gak usah senyum lo!" Jovien berujar ketus menutupi kegugupannya.
"Eh?" Zovia tetap tersenyum meski bingung dengan larangan Jovien.
"Oh ... atau lo seneng liat adek gue menderita?"
KAMU SEDANG MEMBACA
04:Love Struggle✔
Dla nastolatków#LavenderWritersSeason4 #TemaMemperjuangkan #Kelompok4 ••• Hidup dengan segala kemewahan bukan kunci suatu kebahagiaan. Bergelimang harta tak jadi jaminan jika pada akhirnya kamu hidup sendirian, kesepian, dan penuh tekanan. Namun, hidup tetaplah hi...