LS - 46

56 4 2
                                    

Love Struggle © Kelompok 4

Chapter 46

Written by alifiyani

Zovia memandang langit kamar, dia tersenyum begitu sendu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Zovia memandang langit kamar, dia tersenyum begitu sendu.  Sepertinya dia sudah mulai putus asa untuk berjuang. Apakah dia akan tetap menjalani hidup seperti ini sampai akhir? Tak pernah terpikirkan, Zovia akan menjadi manusia seberuntung ini dalam hidupnya. Memiliki segalanya, dengan penyakit yang masih sama. Namun, untuk mendapat sebuah perhatian masih belum dia dapatkan  untuknya.

Zovia bangun dari tempat tidur dan berjalan menuju tempat ia belajar, sebuah buku diary yang selalu menjadi tempat favorit untuknya.

Zovia membuka buku itu, membaca setiap kalimat yang ia tulis sendiri di dalam hidupnya.

Hatinya terenyuh membaca setiap keluh kesah yang ada. Dia masih ingat, bagaimana Zovia menulis rangkaian cerita dari awal.

Flashback on

05-05-2015

Hari ini aku berada di ruangan serba putih, banyak obat-obatan yang terletak di samping kamar ku. Terkadang, aku berpikir keras penyakit apa yang aku alami saat ini. Akhirnya, aku ditinggalkan sendirian. Padahal, dalam kondisi seperti ini aku harus dijaga dan dirawat agar cepat pulih, tapi aku tidak pernah merasakannya. Aku sangat membenci hidupku, kapan ini akan berakhir?

Dari Zovia untuk semesta -05-05-2015

Flashback off

Zovia tersenyum lirih, kapan dia menulis catatan ini? Dasar, Zovia.

Zovia memilih membuka lembaran baru untuknya. Dan mengambil sebuah pena yang baru. Dia tidak akan menulis kejadian yang membuatnya akan sedih, karena dia akan membagi sebuah kebahagiaan di dalam diary ini.

****

Jam sudah menunjukkan pukul 06:30 tapi Evelyn masih saja terlelap dalam tidur, Bi Imeh sudah mencoba untuk membangunkan nya, tapi nihil. Evelyn tidak bangun sampai sekarang. Biasanya jika Sabrina yang melakukan hal itu, Evelyn akan bangun lebih cepat.

Tetapi untuk sekarang, itu tidak akan terjadi karena Fandi dan Sabrina berangkat lebih pagi. Apalagi pekerjaan mereka berdua sangat padat. Dan itu membuat keduanya menyuruh Bi Imeh untuk membangunkan Evelyn saat sudah waktunya.

"Non, bangun." Bi Imeh menepuk bahu Evelyn tapi tetap saja tidak ada respon.

Bi Imeh mencoba sekali lagi dengan membuka gorden jendelanya. Agar cahaya matahari bisa masuk. "Non, udah pagi. Non Evelyn gak mau sekolah? Udah jam setengah tujuh, loh."

04:Love Struggle✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang