Love Struggle © Kelompok 4
Chapter 14
Written by gloriarafael
Hari ini Zovia melakukan ritual khususnya di rumah sakit. Membiarkan Zovia menjalani hidup bak orang normal begitu saja bukanlah perjanjian bagi Dokter Andi. Zovia harus rutin memeriksakan kondisinya dan diberi infus setiap minggunya.
"Berapa lama lagi?" tanya Zovia random.
Dokter Aldi yang tengah mengatus saluran infus Zovia teerbingu dengan raut wajah tegang. Gadis ini selalu punya pertanyaan aneh.
"Eumm sabar Zovia, sebentar lagi infus kamu habis kok."
"Zovia rasa dokter tau maksud Zovia." Zovia sedikit mendongak untuk tersenyum pada Dokter Andi,"jangan takut untuk jujur, Dok."
Dokter Andi berdiri lesu menatap Zovia yang terbaring dengan senyum mirisnya.
"Enam bulan lagi," jawab Dokter Andi pelan dengan suara yang bergetar. Dokter yang sudah menua itu seakan terluka hatinya untuk menjawab sisa waktu pasien yang sudah ia rawat sejak kecil.
Zovia langsung memalingkan wajahnya pada jendela Rumah Sakit. Dokter Andi juga pergi meninggalkan Zovia sendirian, keduanya terluka.
Tanpa diundang air mata itu jatuh lagi. Bersusah payah ia menghapus air matanya tetapi semua sia-sia.
*
*
*Senja begitu indah di langit kota, membuat ujung bibir gadis berwajah pucat dan berambut tipis itu sedikit terangkat.
Dokter Andi masuk ke dalam ruangan dan duduk di kursinya. Hawa saat ini adalah canggung.
"Zovia, kondisi kamu menurun." Dokter Andi menatap sedih hasil pemeriksaan Zovia kemudian memberikan surat itu pada Zovia.
Zovia menerimanya sambil tersenyum tipis dan dibalas senyuman paksa dari Dokter Andi.
"Saya gabisa lagi ikutin kemauan kamu. Kanker yang kamu derita sudah menjadi-jadi bahkan terjadi komplikasi," ujar Dokter Andi dengan nada sedikit meninggi.
"Tapi Dok,"
"Zov, hidup dan mati kamu adalah tanggung jawab saya. Dari kecil kamu sudah dipercayakan pada saya. Saya sudah anggap kamu seperti anak saya sendiri."
Zovia tersenyum, ia mengerti kemauan Dokter Andi. Dokter Andi hanya ingin ia bertahan tetapi Zovia lebih memilih pasrah mengikuti takdir dengan sedikit mewarnai sisanya.
"Untuk apa bertahan, Dok ? Toh hidup saya tidak lama lagi kan?"
Dokter Andi menatap tajam mata Zovia. Ia terluka mendengar fakta itu," tapi kamu masi bisa bertahan dua tahun lagi asal kamu nurut Zovia. Saya akan coba memperpanjang umur kamu."
KAMU SEDANG MEMBACA
04:Love Struggle✔
Teen Fiction#LavenderWritersSeason4 #TemaMemperjuangkan #Kelompok4 ••• Hidup dengan segala kemewahan bukan kunci suatu kebahagiaan. Bergelimang harta tak jadi jaminan jika pada akhirnya kamu hidup sendirian, kesepian, dan penuh tekanan. Namun, hidup tetaplah hi...