#LavenderWritersSeason4
#TemaMemperjuangkan
#Kelompok4
•••
Hidup dengan segala kemewahan bukan kunci suatu kebahagiaan. Bergelimang harta tak jadi jaminan jika pada akhirnya kamu hidup sendirian, kesepian, dan penuh tekanan. Namun, hidup tetaplah hi...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
🌆Semoga suka ya.🌆
•••
Zovia bosan. Pagi ini dirinya dengan malas harus berdiam diri di kamar rawat, Zovia juga tak enak dengan Clara, pasalnya Clara baru pulang Subuh tadi, karena semalaman menjaga Zovia.
Betapa beruntungnya Zovia mempunyai sahabat yang sangat perduli padanya.
Cklek!
Pintu kamar rawat terbuka, nampak lah Fandi dan Sabrina masuk.
"Gimana keadaan kamu?" tanya Fandi yang membuat Zovia menatap heran.
'Tumben banget nanyain? Apa mereka baru sadar sekarang?' batin Zovia.
"Kalau ditanya itu di jawab." celah Sabrina.
"Iya Ma, Yah," jawab Zovia.
"Lebih baik kamu tidak usah dulu untuk pergi sekolah. Sudah Ayah bilang dan tegaskan bahwa kamu tidak usah berlaga ke sekolah, inilah akibatnya. Sudah bikin susah, sekarang kamu mau bikin masalah lagi?" tanya Fandi.
Zovia menatap murung Ayahnya, "sakit ini juga bukan kehendak Zovia Yah," ucap Zovia memberanikan diri berbicara.
"Sudahlah. Lebih baik kamu diam," ujar Sabrina.
Cklek!
Pintu kembali terbuka, nampak lah dua orang paruh baya.
"Kakek?" gumam Zovia menatap Kakek dan Neneknya yang tiba-tiba datang dari luar kota.
"Mama? Papa?"
Sama halnya dengan Zovia, Sabrina dan Fandi pun terkejut akan kedatangan dari orang tua Fandi itu.
Danuarta dan Isabella.
"Zovia? Kamu gak papa kan sayang?" tanya Isabella yang langsung mendekat ke arah Zovia.
Zovia menatap sendu ke arah Neneknya, bertahun-tahun dirinya tak pernah bertemu, karena jika dirinya ingin ikut menemui keluarga besarnya ketika ada acara, dirinya selalu di larang karena alasan sakit.