LS - 09

81 14 17
                                    

Love Struggle © Kelompok 4

Chapter 09

Written by alifiyani

Setibanya di rumah, Zovia menatap kosong rumah itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setibanya di rumah, Zovia menatap kosong rumah itu. Tidak ada orang sama sekali, mungkin Zovia sedikit terlalu cepat pulang dari rumah sakit.
Terpaksa dia harus menunggu, untung saja Clara pulang sendiri dan tidak menemaninya, jika itu terjadi pasti dia akan menunggu lebih lama.

Zovia tidak mau merepotkan orang lain. Termasuk sahabatnya sendiri.

Zovia memilih untuk duduk  di depan rumahnya, sambil memegang kepalanya yang sedikit sakit. Cukup lama dia menunggu hingga akhirnya dia terlelap.

Dia bisa saja tidak pulang, tapi dia sangat bosan jika terus berada di rumah sakit seharian. Bukannya bisa sembuh, justru itu membuatnya tidak karuan berada di rumah sakit.

Lama Zovia menunggu, akhirnya sebuah mobil menampakkan sebuah keluarga kecil, ada Evelyn, Fandi dan Sabrina. Mereka bertiga seperti sedang menikmati kehidupan yang mereka miliki. Tanpa kehadiran Zovia, mereka sangat senang. Apalagi jika Zovia sudah menghilang, apa peduli mereka? mereka juga memiliki segalanya.

Zovia sangat lelah, wajahnya juga  semakin pucat karena lama menunggu. Tapi dia sebisa mungkin harus menyembunyikan rasa sakit ini.

"Kalian bertiga darimana?" tanya Zovia mencoba untuk tidak merasa sakit melihat kedekatan mereka, tanpa ingin menanyakan bagaimana kabar Zovia.

"Kita lagi belanja, kebetulan ayah sama mama lagi jemput. Jadi kakak gak usah khawatir, kan emang gak dibolehin keluar jadi Lo tidur aja." Sindiran itu begitu halus dari mulut Evelyn.

Zovia hanya bisa menghela nafas, dia tidak mau tersinggung karena ucapan Evelyn.

"Beli apa, Lyn?" tanya Zovia mencoba seramah mungkin kepadanya.

"Bukan urusan Lo!" bukan jawaban yang diterima Zovia, melainkan bentakan keras dari Evelyn.

Pintu sudah terbuka, dan Zovia  memilih untuk naik ke atas menuju kamarnya. Tapi Evelyn menghentikan langkahnya. Begitu juga dengan Sabrina.

"Heh! Mau kemana? ambilin gih, belanjaan yang ada di bagasi. Cepet!" perintah Sabrina tanpa iba sedikit pun kepadanya.

Apa mereka tidak melihat bagaimana kondisi Zovia sekarang?

Zovia ingat, memang mereka tidak pernah peduli,
Zovia layaknya seorang pembantu yang tak pernah dianggap anak. Mungkin benar, dia hanya anak pungut yang didapat dari jalanan.

04:Love Struggle✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang