#LavenderWritersSeason4
#TemaMemperjuangkan
#Kelompok4
•••
Hidup dengan segala kemewahan bukan kunci suatu kebahagiaan. Bergelimang harta tak jadi jaminan jika pada akhirnya kamu hidup sendirian, kesepian, dan penuh tekanan. Namun, hidup tetaplah hi...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
• E X T R A P A R T •
Saat ini Jovien sedang berada di rumah, setelah kelulusannya ia memutuskan untuk melanjutkan pendidikan ke Singapura, ia harus membangun masa depannya dimulai dari sekarang.
Ia keluar rumah, dan duduk teras menikmati udara segar. Ia menarik nafasnya dalam, dan membuang secara perlahan.
Jovien mencium aroma yang sangat harum, seperti wangi bunga mawar melati.
"Apakah aroma bunga melati ini, menandakan sosok Zovia datang kesini?" ucap Jovien bermonolog.
'Jo, tolong datanglah kerumah sakit, tolongin ayah aku Jo, dia sangat butuh bantuanmu, segeralah Jo! Maka aku akan tenang di alam sana.' suara itu seketika melayang ditelinga Jovien, tanpa pikir panjang, ia langsung pergi ke garasi mobil, dan mengendarai mobil kerumah sakit dengan kecepatan tinggi.
***
Rumah sakit Medika Permata dimana itu adalah tempat Zovia dirawat, sekaligus rumah sakit terdekat dengan rumah Jovien.
Ia mencari sekeliling ruangan, apakah disini ada om Fandy? Entah kenapa walaupun tadi hanya suara sekilas, ia merasa itu pertanda bahwa ada apa-apa dengan ayah Zovia.
Jovien menelusuri koridor rumah sakit, ia seperti mendengar pembicaraan yang suaranya ia kenali, siapa lagi kalau bukan Evelyn, ia nampak yakin, dengan ucapan sekilas itu, bahwa ia harus menolong Om Fandi.
Ia mencari tahu dimana suara itu berasal, ternyata suara itu berasal dari ruang IGD, terdapat Evelyn sedang menelepon seseorang yang pasti Jovien tidak tahu itu siapa, ia hanya mendengar komunikasi mereka dibalik dinding.
"Apa?" tanya Evelyn dengan ketus pada Gloria.
"Gue minta, sekarang lo celakain Jovien!" pinta Gloria seenak jidat.
