#LavenderWritersSeason4
#TemaMemperjuangkan
#Kelompok4
•••
Hidup dengan segala kemewahan bukan kunci suatu kebahagiaan. Bergelimang harta tak jadi jaminan jika pada akhirnya kamu hidup sendirian, kesepian, dan penuh tekanan. Namun, hidup tetaplah hi...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Gue bakal cari tau sendiri, apa yang membuat Lo jadi kayak gini, Zov. Gue gak mau Lo sakit, itu aja gak lebih." janji Jovien seperti akan yakin dengan janjinya itu.
****
Hari ini Jovien tidak seperti biasanya, dia tampak datar dengan wajah serius. Padahal Jovien tidak seperti ini sebelumnya, tapi Jovien seakan ingin mengetahui sebenarnya.
Jovien tidak sengaja berpapasan dengan Evelyn yang sudah memperlihatkan senyumnya tanpa kehadiran Zovia. Jovien lupa, Evelyn tidak pernah bersama Zovia jika pergi ke sekolah.
"Kak Jovien, tumben berangkat pagi."
Jovien tersenyum tipis melihat kearah Evelyn, dia seperti enggan untuk menjawab. Ada perasaan janggal didalam lubuk hatinya sendiri.
Jovien hanya bisa melengos pergi. Dia sengaja menjauh dari Evelyn untuk sementara ini karena ingin tau apakah Evelyn memang peduli atau tidak kepada Zovia.
Bersamaan itu Zovia sampai bersama Clara lalu menghampiri Evelyn yang sudah kesal, Zovia tau Evelyn tidak akan mau.
"Lyn," pundak Evelyn disentuh oleh Zovia tapi Evelyn menghempasnya dengan kasar.
"Gak usah sentuh gue,"
Clara ingin memaki, memukul dan yang lainnya karena sikap Evelyn sudah kelewat batas, tapi Zovia yang baik dan sangat penyabar tidak membiarkan hal itu terjadi. Meskipun Evelyn menolaknya tapi dia masih tetap adiknya sendiri bukan orang lain.
"Gak papa, kita masuk aja yuk." ajak Zovia kepada Clara membiarkan Evelyn memandangnya dengan tajam.
****
Jovien seperti akan memecahkan teka teki, ia terus mencari tahu tentang penyakit Zovia.
Sudah, dia tidak mau terus kepikiran dengan kondisi Zovia, dia harus mencari jawabannya sekarang.
Berhubung guru pengajar tidak masuk dan hampir saja bel istirahat berbunyi, dia pergi ke kelas Zovia untuk memastikan keadaannya baik baik saja, ia hanya bisa mengintip di balik pintu kelas Zovia.
Dia tidak berani untuk masuk karena masih ada guru pengajar. Jovien memperhatikan semua gerak-gerik yang terjadi pada Zovia. Zovia menunduk untuk sesaat lalu mendongak lagi, tampak guru itu menegur Zovia.
