Love Struggle © Kelompok 4
Chapter 03
Written by gloriarafael
Kini Zovia dan Clara tengah duduk di karpet bulu sambil dibalut dengan selimut tebal di dalam kamar Zovia. Sepulang sekolah Clara langsung menemui sahabatnya itu. Hujan deras mendukung untuk bersembunyi di balik selimut.
Dua gadis cantik itu menjadi sahabat bukan dari perkenalan umum seperti biasanya. Zovia bisa mengenal Clara ketika mereka masih duduk di bangku SD. Ayah Clara yang sakit-sakitan membuatnya lebih sering berkunjung ke rumah sakit dan dari sanalah ia bertemu dengan Zovia. Rasa iba mengantarkan Clara dapat berkenalan dengan gadis mungil terbaring yang terbaring lemah di atas brankar. Keduanya mudah akrab terlebih ketika mengetahui Zovia adalah siswa di sekolahnya namun dalam mode homeschooling. Semenjak itu, tak ada yang menyangka keduanya menjadi sahabat hingga detik ini.
"Eh Cla, gue udah formulirnya nih. Kayaknya bisa deh daftar online." Zovia tersenyum puas karena sekolah tempat Evelyn dan Clara bersekolah menyediakan fasilitas siswa homeschooling masuk pada pertengahan semester walau dengan syarat nilai yang tinggi. Untungnya Zovia adalah siswa yang pintar.
"Oh iya? Sini gue liat. Eh tapi ini lo hanya bisa masuk di kelas A Zov."
"Loh emang kenapa kalau kelas A?"
"Gue ada di kelas B. Otomatis gue gabisa jagain lu Zov," jawab Clara cemas.
"Kita kan masih bisa ketemu di jam istirahat Cla," ujar Zovia.
Suasana kembali sunyi, hanya terdengar renyahnya ketikan keyboard laptop Zovia.
"Eumm Zov lo yakin mau sekolah?" tanya Clara di tengah keseriusan mereka menelusuri web sekolah.
Zovia menghela napas sambil tersenyum menatap wajah cemas Clara," Clara sayaaang. Gue paham kok perasaan lu. Gue juga sama takutnya ketemu orang baru. Gue juga tau kok persaingan di kelas A itu berat, ya gue gabisa pungkiri akan terjadi pembullyan nanti. Tapi lo tau sendiri kan gue pengen berdiri diantara banyak orang sebagai siswa berprestasi? Gue pengen buat orang tua gue bangga karena itu satu-satunya cara buat mereka...sayang sama gue."
Clara menghela napas berat kemudian memeluk Zovia tanpa kata-kata. Perjuangan Zovia selalu menjadi motivasi bagi Clara.
*
*
*Dentingan sendok dan garpu di atas piring menjadi musik latar kesunyian makan malam keluarga Lenzie. Kehadiran Zovia mungkin menjadi neraka bagi keluarganya tetapi bagi Zovia kepulangannya adalah neraka yang indah. Walau makan hati, ia tetap bahagia masih bisa berada dalam satu atap dengan keluarganya dan menatap wajah-wajah yang begitu ia rindukan. Untuk mengisi sisa hidupnya mungkin.
KAMU SEDANG MEMBACA
04:Love Struggle✔
Fiksi Remaja#LavenderWritersSeason4 #TemaMemperjuangkan #Kelompok4 ••• Hidup dengan segala kemewahan bukan kunci suatu kebahagiaan. Bergelimang harta tak jadi jaminan jika pada akhirnya kamu hidup sendirian, kesepian, dan penuh tekanan. Namun, hidup tetaplah hi...