LS - 54

93 5 36
                                    

Love Struggle © Kelompok 4

Chapter 54

Written by ByunManuRa

Written by ByunManuRa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌅 HAPPY READING! 🌅

Srekk... Srekk...

Dengan lesu, Jovien berjalan memasuki rumahnya dengan keadaan basah kuyup sehabis dari pemakaman tempat Zovia berpulang. Kakinya berjalan dengan malas, hampir menaiki tangga, langkah Jovien terhentikan oleh suara yang berada dibelakangnya.

"Abang?"

Pandangan Jovien lurus seakan tidak ada orang yang mengajaknya bicara. Jovien memilih mengabaikan itu dan perlahan menaikin undakan tangga untuk sampai di kamarnya.

Sedangkan Claire dibelakang sana yang melihat Jovien mendiamkannya, ia mengikuti abangnya dari belakang.

"Abang? kenapa bajunya basah?" tanya lagi Claire yang tetap diabaikan oleh langkah kaki panjangnya Jovien.

Bibir Claire mengerucut, "Abang?!" sentak Claire yang langsung membuat langkah Jovien terhenti.

Rahang tegas Jovien kaku, ia menggelutukkan giginya menahan emosi. "Jangan. ganggu. gue," tekan Jovien.

Claire yang dibelakang pun menunduk, merasa tak ada orang didepannya ia mendongak. Didepan sana ia melihat gurat-gurat marah, campur aduk milik Jovien walaupun dari belakang.

Claire tahu semua orang termasuk dirinya masih berkabung atas kepergian Zovia. Tapi bisakah Jovien tidak mengabaikan dirinya dan kesehatannya?

Bukan maksud Claire menyalahkan apa yang telah terjadi, tetapi kini waktu kian berjalan. Harus bangkit dan berusaha melawannya walau tak melupakannya.

Sebenarnya, pasca Claire bertemu pertama kali dengan Zovia, entah mengapa ia telah menemukan sosok yang lembut dan tegar. Claire melihat itu yang terpampang pada manik mata sayu Zovia.

Kala bertemu ia merasa Zovia adalah orang yang tidak pantang menyerah. Terbukti ia tidak pantang menyerah untuk mendapatkan kakaknya walau terlambat oleh ajal yang menjemputnya.

Banyak yang ingin ditanyakan dan ingin ia ceritakan pada Zovia. Tetapi, semuanya sudah terlambat. Manik mata tegar itu kini sudah tertutup dengan rapat dibawahnya gundukan tanah yang tebal.

Claire menghembuskan napasnya. Ia tersenyum lirih, "semua yang disini sayang lo, kak. Bahagialah." gumamnya membayangkan jika ia berbicara dengan Zovia di depannya.

*
*
*

Clara terduduk dipojokkan kamarnya. Entah sudah berapa lama ia dekap bingkai foto Zovia dengan dirinya dengan wajah yang terus-menerus bercucuran air mata.

04:Love Struggle✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang