Malam itu (그날 밤)

4.3K 208 7
                                    

Malam yang penuh dengan riuh warga di jalanan kota Seoul, karena hari ini adalah Chuseok. Semua orang bergembira dan banyak yang berpergian. Tapi tidak untuk wanita berhijab yang berada di cafe sekarang ini.

Ia masih berkutat dengan tugasnya. Beasiswa S2 dia dapatkan berkat kerja kerasnya. Ia biasa dipanggil Mine, ia gadis asal Indonesia dari keluarga berpendidikan, Kim Min Hee nama koreanya yang didapat dari dosennya . Ia sangat ambisius dalam belajar. Ia tak pernah merasa cukup, ia selalu haus ilmu. Sebenarnya Mine telah menjadi pegawai magang di salah satu perusahaan brand mobil ternama Korea. Untuk komunikasi, bahasa korea Mine sudah cukup lancar tak perlu dikhawatirkan.

Jam masih menunjukkan pukul 10.00 P. M. KST. Ia pulang dengan berjalan kaki, kita semua tahu akomodasi dari beasiswa harus benar-benar hemat. Ia tinggal di goshiwon yang telah disediakan pemerintah Korea untuk mahasiswa. Goshiwon seperti kos-kosan di Indonesia, namun rata-rata luasnya hanya 3x2 m² saja, bahkan ada yang lebih kecil. Di ruangan kecil itu sudah termasuk kulkas, jemuran, lemari, dll.
Bisa dibayangkan betapa sempitnya, tapi hal itu dilakukan karena mereka rata-rata mahasiswa korea menghabiskan waktunya diluar ruangan, goshiwon hanya dibuat untuk tidur saja.

Jalanan di daerah goshiwon sangat sepi malam ini. Sebenarnya banyak cafe, tapi mungkin karena Chuseok banyak yang tutup untuk merayakannya. Orang-orang akan mudik.

Mine berjalan sendiri dengan beberapa buku di tangannya sembari mendengarkan alunan musik milik boyband BTS lewat earphonesnya sebagai teman.
Cukup gelap jalanan malam ini. Hanya beberapa cahaya kuning yang masih menerangi di tepi jalan.

Setelah beberapa menit ia berjalan, seseorang menepuk bahunya. Ia dengan refleks membalikan badan, tapi tak disangka seseorang laki-laki berhoodie abu-abu itu menarik tangannya paksa. Mine secara tidak langsung berteriak.
"Siapa kamu?! Sakit! Lepaskan!" Ia terus meronta, tapi lelaki yang menggenggam tangannya itu terus membawanya menuju gang sempit diantara 2 gedung dan itu sangat gelap.

Setelah sampai disana, laki-laki itu melemparnya ke aspal yang sedikit basah karena air buangan.

"Apa maumu?! Ha?!" Teriak Mine, dengan sedikit air mata di pucuk matanya. Ia khawatir akan terjadi apa-apa dengannya.
Buku yang ia bawa sudah terpental dekatnya. Mine dapat mencium aroma alkohol dari tubuh lelaki itu meski dari jauh, ia tahu laki-laki dihadapannya ini sedang mabuk.

Mine berusaha bangkit dan lari. Namun tak bisa, laki-laki itu memeluknya untuk menghadang agar ia tak pergi.
"Aku menginginkanmu." Suara parau lelaki itu.

Mine dilempar lagi ke aspal. Laki-laki itu mulai mendekati tubuh Mine. Ia melepas paksa hijabnya, namun Mine tak akan membiarkan itu terjadi.

"Cepat lepas penutup kepala jelekmu ini! Kamu tak kepanasan!" Bentak laki-laki dihadapannya, dengan semburan bau alkohol diwajah Mine.

"Kamu lelaki asing tak berhak menyuruhku melepasnya!" Lelaki itu tak tinggal diam, ia melepas paksa hijab berwarna krem itu.
Kini sudah terpampang rambut panjang Mine.

Rambutnya dijambak, memperlihatkan lehernya yang jenjang. Mine tak kuasa menahan air matanya. Laki-laki itu mulai meraba-raba lehernya.

"Lepaskan! Lepaskan! Tolong... Lepaskan aku... Hikss... Hikss..." Mohon Mine, ia takut hari ini adalah hari terakhir ia mempertahankan kesuciannya.

"Akh..." Pekik Mine saat tarikan itu mulai keras.

"Uljima... Jangan menangis." Ucap lembut lelaki itu, sembari menghapus air matanya, namun semakin mengeratkan tarikan dirambutnya.

Laki-laki itu mulai menciumi bau rambutnya. "Harum sekali rambutmu... Bukankah sayang jika kamu tutup." Mine tak menanggapinya, ia masih berusaha meronta namun laki-laki asing itu kuat untuk menahan tubuhnya.

Mine~Suga | Fan-fictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang