"Papa...."
Papa menoleh kebelakang dan tersenyum sinis.
"Apa yang kamu lakukan di sini Mew ... pergilah ... papa sedang ingin bersama Gulf ..."
"Maafkan Mew pa ...."
"Dengan memaafkanmu tidak bisa membuat Gulf kembali pada papa Mew .... Kalau dengan memaafkanmu kamu bisa mengembalikan kebahagiaan Gulf, papa akan memaafkanmu ..."
Mew merasakan kalimat papa yang keluar dengan dinginnya dari mulut papa. Mew tidak menyangka akan mendapatkan perlakuan dari papanya seperti ini. Perlakuan papa tidak begitu menyakiti hatinya karena Mew memang mengakui ini adalah kesalahan yang Mew lakukan. Tapi kata-kata Papa mengenai Gulf yang tidak bisa kembali, itu menyadarkan Mew betapa Mew sudah tidak memiliki harapan apapun didunia ini..
Mew masih berdiri dibelakang papa, tidak bersuara. Hanya hatinya berteriak meminta maaf pada Gulf dan berharap Gulf dapat memaafkannya dan dapat kembali bersamanya lagi.
Mew melihat papa berdiri dari duduknya dan meninggalkan Mew begitu saja. Mew menjatuhkan dirinya di sebelah nisan Gulf, memeluk nisan itu dan menangis lagi. Mew menghabiskan 4 tahun hidupnya hanya dengan menangis dan menyesali perbuatannya pada Gulf. Mew bahkan sudah lupa kapan dia tersenyum atau tertawa setelah membaca semua tulisan Gulf di buku itu.
Buku itu yang menemani Mew setiap hari, membacanya berulang - ulang, mencoba membayangkan raut wajah Gulf saat itu, membayangkan apakah Gulf menangis saat menulis semua itu, atau Gulf tersenyum saat menulis semua kata - kata yang tertulis di buku itu ...
===;;;===
Aku kira, setelah mengubur diriku yang dulu aku akan hidup berbahagia dengan Alexi dan Emma, tapi aku tetap tidak bisa melupakan cintaku padanya .... Aku kehilangannya dan aku merelakannya tapi aku tidak bisa menghilangkan cintaku padanya ...
Aku terbangun dari tidur panjangku 2 tahun yang lalu karena papa menyuntikan injeksi yang papa miliki dengan dibantu oleh rekan - rekannya di Hamburg, perlahan aku terbangun dari tidur panjangku.
Papa membantuku dan merawatku bersama dengan Alexi. Saat aku terbangun, aku baru menyadari bahwa papa dan daddy berpisah saat aku koma, lalu Arnold dan Prija menunda pernikahan mereka lalu menemaniku selama 2 setengah tahun di rumah sakit sampai akhirnya mereka menikah di Hamburg sambil terus menemaniku dan tidak sekalipun meninggalkanku.
Arnold dan Prija membantuku membesarkan Alexi, karena kondisiku yang belum bisa merawat Alexi seorang diri. Papa menyebarkan berita kematianku agar semua orang segera melupakanku dan mereka kembali pada kehidupannya masing-masing. Karena papa tidak tahu, apakah rekan - rekannya dapat membantu membuatku terbangun kembali.
Disaat semua orang sudah menyerah padaku, hanya papa yang terus berjuan untuk membuatku bangun kembali. Papa tidak pernah meninggalkanku walau hanya satu menit. Pengorbanan yang papa lakukan untukku, membuatku terluka ... karena papa kehilangan daddy ...
Benjamin, Mean, Mia, Tom dan orang tuaku meyakini bahwa aku telah meninggal dunia atas informasi dari Papa dan Arnold. Papa membawaku ke Hamburg saat orang tuaku sudah menyerah padaku dan melepaskan alat bantu yang menempel ditubuhku. Papa langsung membawaku ke Hamburg dan Arnold membuat makam kosong yang tertulis batu nisanku agar orang tua dan teman-temanku tidak mempertanyakan dimana letak makamku ...
Aku mendapatkan perawatan yang luar biasa dari papa, dokter-dokter di Hamburg, Arnold dan Prija. Aku sungguh berhutang budi pada Arnold dan Prija. Papa sampai rela berpisah dengan daddy, itu membuatku terluka. Aku berkali-kali memintanya untuk kembali pada daddy, tapi papa tidak bergeming. Papa sudah terlanjur kecewa dengan keputusan yang daddy buat saat itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
For us...
Fanfiction"By the way... Aku Mew, Mew Suppasit Richchilds...." "Aku Gulf, Gulf Kanawut Wayne.." Petugas dari toko pakaian pengantin telah memanggil kami untuk fitting jas pengantin kami, kami lalu mengucapkan salam berpisah. --------- Maafkan jika kurang berk...