Assalamu'alaikum semuanya. Selamat datang di sequel Maudya. Saya minta maaf untuk yang milih prequel, karena ternyata belum bisa saya tulis. Semoga kalian suka ya.
Happy reading
*****
Bibir mungil itu tak henti-hentinya menebar senyum kepada setiap orang yang lewat. Gadis yang kerap kali disapa dengan nama panggilan Acha itu terus mengayuh sepedanya dengan kecepatan sedang. Melewati rumah demi rumah di salah satu kota di Australia. Ya, kalian tak salah baca, Arka dan Arsha-anak kembar dari pasangan Revan dan Maudy itu memang menetap di Australia kini.
Mereka baru saja selesai menempuh pendidikan S1 disana. Dan rencananya, Acha masih ingin melanjutkan S2 nya disini. Acha suka tinggal disini, kota yang nyaman, penduduk yang ramah, serta udaranya yang tergolong masih sejuk dan segar membuatnya betah tinggal disini. Namun, Acha tidak tahu bagaimana keputusan Arka. Semoga saja, Arka masih mengizinkannya untuk kuliah disini.
Acha memelankan laju sepedanya ketika tiba di depan rumah sederhana berwana biru itu. Rumah yang selama ini ia tinggali bersama kakak dan kakak iparnya. Ia memarkirkan sepedanya di halaman rumahnya, kemudian mengangkat kantung belanjaan yang berisi sayuran serta bahan-bahan lainnya.
"Assalamu'alaikum, Kak Arka, Kak Novi, Acha pulang nih!," teriak gadis itu dengan ceria. Acha memang seperti itu, dia selalu ceria di hadapan semua orang. Bahkan, Arka selaku kakaknya pun tidak pernah melihat Acha menangis selama ini.
"Wa'alaikumsalam!" Seorang perempuan terlihat terburu-buru membukakan pintu untuk Acha. Senyumnya otomatis mengembang ketika melihat Acha baik-baik saja.
Perempuan itu lalu mengambil alih kantung belanjaan dari tangan Acha.
"Kok tumben, lama Cha? Ada masalah?" Perempuan itu merangkul Acha, mengajaknya untuk segera masuk.
Gadis itu menggeleng. Ia mengulas senyum tipis agar perempuan itu tidak khawatir lagi. "Nggak kok kak, nggak ada masalah. Acha emang sengaja tadi, sengaja kayuh sepedanya pelan-pelan, biar bisa menikmati pemandangan disini."
Jika kalian penasaran, perempuan yang bersama Acha adalah kakak iparnya, istri dari Arka. Memang, setahun yang lalu, Arka resmi mempersunting seorang gadis dari Jakarta, namanya Novi.
Kebetulan, Novi juga sedang menempuh S1 di Australia. Dari sanalah pertemuan mereka dimulai. Dan qadarullah, ternyata Arka dan Novi berjodoh.
Novi terkekeh. Adik iparnya ini memang unik. Padahal, hampir setiap hari Acha melewati jalanan itu dan melihat pemandangannya. Namun, tak ada kata bosan yang tergambar di raut wajah Acha.
"Kak Novi," panggil Acha setelah mereka sampai ke dalam rumah. Novi mengangkat sebelah alisnya, seolah mengatakan 'apa' pada Acha.
"Kak Arka mana? Udah pulang belum?," lanjut Acha.
"Belum, kakakmu katanya mau nginap di cafe. Ada hal penting yang nggak bisa ditinggal katanya."
Selepas memberikan jawaban pada Acha, Novi beranjak ke dapur. Ia akan menata bahan-bahan yang telah Acha beli ke dalam kulkas.
Sementara Acha, ia duduk di sofa ruang tamu dengan wajah yang terlihat kusut. Senyum cerah cerianya beberapa detik yang lalu mendadak hilang tak berbekas. Sama sekali tak terlihat lagi dari wajah cantiknya itu. Entah apa yang sedang dipikirkan gadis itu. Tapi, sepertinya serius sekali. Hingga Acha tidak menyadari, bahwa Novi sudah duduk di sampingnya.
Novi menepuk bahu Acha pelan, membuat Acha terlonjak kaget. "Astaghfirullah! Kak Novi!" pekiknya.
Sedetik kemudian, tatapan horor dilayangkan Acha kepada kakak iparnya yang malah memasang wajah tanpa dosa dihadapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Cinta Acha ✓
Spiritual[ Sequel Maudya ] Kehidupan Acha-Arsha Indira Brawijaya yang semula tenang seketika berubah. Berawal dari pertemuan yang tak sengaja dengan Edward, seorang pemuda blasteran Indonesia-Australia, kini dunianya serasa dijungkir balikkan oleh Edward. Ac...