Satu◕ (SUDAH REVISI)

5.7K 301 10
                                    

Malam September, semua murid Hogwarts kembali ke sekolah tercinta mereka. Begitu juga dengan seorang gadis berambut pirang panjang sepinggang, dengan bola mata berwarna abu-abu kelam.

Sigadis aneh Ravenclaw, kini membuat ulah lagi, menggunakan syall berwarna-warni pelangi, dan tatapannya terlihat konyol, yeah selalu.

Dari awal ia naik ke kompartemen hingga turun, dan tiba di Hogwarts, pandangan anak-anak seangkatannya, sampai angkatan keatas melihatnya dengan tatapan malas, beberapa dari mereka terkekeh. Segumpalan anak perempuan Gryfindor berisi lima orang, dua orang diantaranya meliriknya setelah satu orang temannya berbisik sesuatu.

Heana, tetap berjalan dengan tenang sembari terus menebar senyum ramahnya, di samping gadis itu terdapat seorang gadis yang hampir serupa dengannya, siapapun yang melihat mereka pasti mengira mereka adalah adik, dan kakak, selain fisik, sikap serupa mereka juga mendukung asumsi itu.

Jubah hitamnya menyapu lantai sampai ia masuk ke great hall untuk bersiap makan malam. Ia berjalan sembari tertunduk, sehingga ia menabrak sesuatu yang terasa sangat familiar wanginya.

"Gadis ini lagi? Apa maunya ia tak henti mengganggumu, Draco," ujar seorang gadis berambut pendek, dan bermuka keras menatapnya dengan tatapan tajam.

"Ada apa Hyonny?" Draco menatap Heana sembari memasang seringai.

"Aku tidak sengaja menabrakmu, Draco," jawab Heana dengan mata abu-abunya berbinar menatap abu-abu mata prianya, ralat, maksudnya mantan prianya.

Siapapun menertawai fakta ini, terlebih Draco, ia merasa dipermalukan dengan kabar bahwa ia pernah bersama dengan Heana meski dalam waktu tak sampai satu bulan, ya itu hanya urusan laki-laki nakal, dan uangnya, tepat sekali, taruhan!

"Hentikan binar di matamu itu, Hyonny. Pergilah, sebelum aku menggigitmu," kata Draco dengan wajah sinis tiba-tiba.

"Ayo." Luna bahkan harus menggeret gadis itu pergi dari sana ke great hall.
Ia berusaha menghapus binar di mata abu-abu sahabatnya dengan mengalihkan Heana pada makanan, tapi semua sia-sia ketika gerombolan Slytherin datang, Malfoy tentunya.

***

"Hei wanita aneh!" cemooh seseorang dari belakang, dia datang ke arah Heana.

Suara nyaring terdengar akibat tamparan yang orang gila itu berikan tiba-tiba tanpa tahu apa salah yang Heana lakukan.

"Apa rasanya menampar seseorang? aku mau coba," ujar Heana. Tangan mulus gadis itu mendarat di pipi Parkinson.

"Berani sekali kau!" Millicent baru mengangkat tangannya belum sempat ia ayunkan seseorang menahannya.

"Fred! George!"

"Pergi iblis jelek!" Ledek George.

"Pengkhianat darah!" sindir Pansy sebelum dia pergi.

"Kau tidak apa-apa, Ana?" tanya Fred.

"Tidak, aku tidak apa apa, terima kasih," sahut Heana.

"Baiklah, ayo pergi dari sini." George menarik lengan kiri Heana, dan Fred dilengan kanannya. Di sepanjang jalan, tak sedikit yang memperhatikan mereka.

"Kenapa Weasley sangat dekat dengan gadis aneh itu?"

"Ternyata ada yang mau berteman dengannya."

Serya banyak lagi, bisikan-bisikan dari orang-orang yang tak tahu menahu tentang kehidupan gadis itu.

***

Gadis berjubah Ravenclaw itu tengah berada di dekat danau hitam. Duduk beralaskan tanah, ditemani buku yang masih ia tutup rapat.

Memandang lurus kedepan, tanpa menghiraukan ucapan orang-orang tentang dirinya.

。☆strange girl༼✩ |D.M Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang