Lucius menatap manik kehitaman wanita yang duduk dengan satu kaki bergelantungan di tangan sofa. Cukup lama mereka saling beradu pandang dan keheningan menyerang membuat Dobby merinding hingga akhirnya Lucius menghela nafa gusar.
"Apa maksud mu, Lestrange?"
"Kau menyihir rambut mu menjadi hitam dan pendek, kau memakai pakaian khas muggle, kau menyuruh Dobby mengantarkan ku minum," Bellatrix diam sejenak, "Mugglies."
Dan ku dengar Draco sangat dekat dengan gadis bernama Lucy." balas Bellatrix sambil tersenyum miring, "Seperti nya kau sangat cepat melupakan adik ku, ya?"
"Tidak, Bella. Aku masih mencintai nya," ujar Lucius, "Sampai sekarang."
Bellatrix menaikkan satu alis nya, "Kau mencintai adik ku dan dekat dengan seorang gadis yang hidup nya baru sepanjang kuku?" wanita itu tertawa nyaring, "Bagaimana kau bisa mencintai dua orang dalam waktu yang bersamaan, Lucius?"
Lucius diam sejenak, tatapan nya dingin. "Narcissa adalah perjalanan hidup ku yang paling berharga, Bella. Itu sebab nya aku tidak akan mungkin berhenti untuk mencintai nya," Lucius memberi jeda, "Tapi hidup masih terus berjalan, aku harus menemukan cinta yang lain agar semangat melanjutkan hidup,"
Lucius tersenyum kecil, "Dan aku menemukan nya."
"A mudblood?" Bellatrix menatap nya tajam, "Kau tidak bisa merubah garis keturunan yang sangat mulia itu hanya karena—"
"Apa spesial nya garis keturunan, Bella?" potong Lucius cepat sambil berdiri. "Kita terus tersiksa karena obsesi orang tua yang ingin kita menjaga status ini!"
Keadaan mulai memanas kala Bellatrix ikut berdiri. Dobby semakin merinding dan memutuskan untuk berjalan mundur perlahan kemudian pergi, meninggalkan suadara ipar itu memulai perang nya sendiri.
"Dan aku sudah melakukan tugas ku, Lucius." suara Bellatrix merendah di kesunyian malam ini, "Aku menikah dengan suami ku, Rodolphus."
"Tapi itu perjodohan yang menyiksa, Bella. Aku tahu itu."
"Tidak, tidak. Kau tidak tahu, karena betapa beruntung nya kau menikah dengan adik ku karena cinta." Bella tersenyum miring, "Sangat jarang Pureblood menikah karena cinta, Lucius. Dan kau ingin mengkhianati adik ku dengan anak mugg—"
"Aku tidak mengkhianati nya!" Lucius menaikkan satu oktaf suara nya, ia diam sejenak dengan nafas sedikit tersenggal menatap kakak ipar nya, "Dengar, aku bisa membantu mu. Kau tidak perlu hidup dalam obsesi, Bella. Hidup mu, kau yang memutuskan nya. Bukan orang tua, saudara, sepupu, ataupun status darah mu."
"Hidup mu adalah bagaimana kau mengambil keputusan."
Bellatrix mematung mendengar kalimat adik ipar nya itu, sesuatu bergejolak di dalam hati nya yang berteriak untuk mengikuti ucapan pria itu. Kalimat itu juga sedikit menampar nya, karena dia memang sangat tersiksa dengan status darah dan perjodohan ini, dia juga sudah berusaha mencintai suami nya tapi gagal, ia tak bisa mencintai seseorang karena terpaksa.
Bellatrix menelan ludah nya kasar saat melihat ketulusan di manik kebiruan Lucius itu. Tapi seketika realita menarik nya ke kenyataan membuat nya menahan nafas lalu kembali menatap pria itu tajam. "Aku tidak perlu cinta dalam hidup ku, Lucius."
Manik kehitaman nya beradu dengan manik kebiruan Lucius secara sengit, "Karena sisa hidup ku sekarang," Bellatrix menyeringai, "Just for the dark lord."
D E G H !
Lucius tersentak setengah mati mendengar nya, darah nya berhenti mengalir, hidung nya berhenti bernafas dan kepala nya tak bisa berfikir jernih setelah mendengar ucapan wanita yang tengah menyeringai jahat di depan nya ini. Ia sudah tahu tuan nya itu sudah kembali bangkit, tapi ia sudah berfikir untuk keluar dari kelompok itu dan ia beberapa kali melewati panggilan tuan nya dari tanda yang ada di tangan nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
✨Y O U✨
Fanfiction"Kenapa?" "Hm?" "Kenapa kau membuat ku seperti tak pernah merasakan kehilangan? Kenapa kau membuat ku seperti tak pernah merasakan kesedihan? Kenapa kau membuat ku seperti menemukan cahaya di kegelapan hidup ku? Kenapa kau membuat ku seperti sangat...