Aku kira kehilanganmu akan seberat sebelumnya.
Aku kira melupakan selalu dengan cara yang sama.
Ternyata semua itu tidak berlaku begitu adanya.Dulu pahitmu benar-benar melukai daksa.
Dulu manismu sangat candu dalam atma.
Tapi kenanganmu sudah menjadi epilog cerita.Sekarang aku tahu apa itu merelakan.
Berteman dengan luka tidak seburuk yang dibicarakan.
Dari situ aku belajar kalau hilang belum tentu melupakan."Ayah, ini tanda apa?"
Aku menoleh saat seorang gadis manis dengan rambut hitam panjang dan berponi menutupi dahi nya menunjuk ke arah lengan kanan ku yang bergambar tengkorak dengan ular yang sudah memudar.
Aku menatap lengan ku lalu kembali menatap sang gadis sambil tersenyum manis, "Kenapa kau bertanya, sayang?"
Gadis itu mengangkat kedua bahu nya sekilas, "Aku juga melihat tanda itu di tangan Kak Draco."
Aku diam sejenak lalu kembali tersenyum, "Ini adalah tanda seorang penjahat."
Gadis itu menganga, "Ayah dan Kakak adalah seorang penjahat?"
Aku mengangguk, "Lalu ibu mu berhasil menarik kami untuk menjadi orang baik lagi."
Ia mengerucutkan bibir nya, persis seperti kebiasaan ibu nya. "Kau selalu mengaitkan semua cerita dengan Ibu. Aku jadi penasaran, bagaimana cantik nya dia."
Aku tersenyum dan mengacak rambut nya gemas, "Dia cantik, sangat cantik. Tak heran, kau juga sama cantik nya."
Aku menarik nafas, "Nah, sekarang, ayo makan."
Aku membawakan masakan ku ke atas meja. Putri ku yang tadi nya duduk di atas wastafel kini turun dan berlari menuju kursi dan duduk menghadap ku.
Sudah lima belas tahun berlalu, aku memilih hidup di dunia muggle bersama putri ku yang juga tidak memiliki sihir. Itu lebih baik, aku tidak bisa membayangkan bagaimana ia akan di permainkan karena anak dari seorang mantan pureblood.
Jika kalian penasaran, nama putri ku adalah Niara Lucy Lucius Malfoy. Arti nya adalah hujan, ia akan membawa air pada setiap kehidupan hingga kehidupan itu akan tetap berlangsung.
Dan jika kalian bertanya, kenapa aku memberi nama Lucy di dalam nama nya. Yeah, agar putri ku tetap ingat nama ibu nya dan dia tetap di samping nama ku, tidak ada yang boleh di sisi nya selain aku, bahkan aku sudah mempersiapkan makam ku di samping nya, aku menghendaki dia selalu di dekat ku bahkan hingga di akhir hayat ku.
Aku menuangkan lauk ke atas piring putri ku lalu mulai menyuapkan makanan ke dalam mulut ku. Ya, aku memilih untuk keluar dari rumah Ayah mertua ku dan hidup sendiri bersama Niara, ini adalah pilihan yang paling baik, karena setiap aku melihat setiap sudut rumah mewah itu, aku hanya akan mengingat kenangan ku bersama nya.
"Ayah, kapan kau akan membawa ku ke makam Paman Adric?"
Aku menaikkan satu alis ku, "Bukankah kau sudah pergi bersama paman Reyhan?"
"Dia bilang aku lebih baik pergi bersama kau saja."
Aku menelan makanan ku lalu mengangguk samar, "Ayah harus mengosongkan jadwal terlebih dahulu."
Niara mengangguk patuh.
Aku tersenyum, dia selalu mengerti aku, sama persis seperti ibu nya, beda nya, dia tak suka memberontak dan selalu memendam semua nya, terkadang itu membuat ku takut namun ternyata ia selalu menceritakan semua nya pada Draco.
Soal dia tahu atau tidak, keluargga nya seorang penyihir?
Tidak, ia tidak tahu sama sekali dan dia tidak perlu tahu. Hidup nya yang seperti ini sudah cukup sempurna bagi ku.
KAMU SEDANG MEMBACA
✨Y O U✨
Fanfiction"Kenapa?" "Hm?" "Kenapa kau membuat ku seperti tak pernah merasakan kehilangan? Kenapa kau membuat ku seperti tak pernah merasakan kesedihan? Kenapa kau membuat ku seperti menemukan cahaya di kegelapan hidup ku? Kenapa kau membuat ku seperti sangat...