Lucy masuk ke dalam rumah dengan perasaan kesal yang menggebu-gebu, ia menghentakkan kaki nya saat masuk hingga akhirnya ia berhenti di sofa besar berwarna coklat tersebut.
"Kau sudah pulang? Bagaimana acara nya?"
Lucy menoleh dan menemukan Draco dengan kaos hitam nya. "Yeah, great." Lucy mengulum bibir nya sejenak, "Ayah mu membuat nya sangat bagus." cicit nya pelan hingga tak di dengar oleh pria di depan nya.
Tiba-tiba bunyi klakson mobil terdengar membuat kedua nya mengalihkan atensi nya. Draco tersenyum, "Aku akan pergi dengan Reyhan, kau mau ikut?"
Lucy tersenyum datar lalu menggeleng pelan, "Tidak, aku lelah."
"Baiklah, aku pergi dulu!" Draco mencium kening Lucy sejenak lalu berlari keluar menuju mobil hitam mewah milik Reyhan itu.
Reyhan yang memakai kacamata hitam melambaikan tangan nya ke arah Lucy. Lucy tersenyum kecil dan ikut membalas lambaian tangan itu.
Setelah mobil itu melaju pergi, barulah Lucy tidak tahu harus apa. Ia sendirian di rumah. Ia menghela nafas panjang kemudian tak sengaja melihat kemeja putih milik pria itu tergeletak di atas sofa, Lucy mendengus pelan. Ia duduk di sana dan meraih nya, ia menatap kerah itu seperti menatap pemilik nya. "Kenapa kau selalu saja menyebalkan? Aku hanya berbincang dengan nya bukan berciuman dengan nya."
Lucy mengerucutkan bibir nya kesal, "Lagipula, kenapa kau selalu takut kehilangan ku?" ia mendatarkan bibir nya. "Aku tidak mungkin melepaskan mu." ujar nya pelan.
Lucy memandangi kemeja itu hingga tak sadar mata nya terasa berat, ia menguap sejenak lalu tanpa sadar ia sudah tertidur di atas sofa dengan kemeja Lucius menutupi sebagian tubuh nya. Para maid tidak ada yang berani menganggu nona mereka hingga akhirnya membiarkan Lucy tertidur di sana.
17. 30 PM
Lucius melangkahkan kaki nya masuk ke dalam rumah, ia sengaja permisi untuk undur diri di acara pelantikan nya sendiri karena tak tahan untuk tidak menemui istri kecil nya. Ketika sampai, ia malah melihat gadis itu tertidur di atas sofa dengan - kemeja putih milik nya.
Lucius diam, ia tak berniat menganggu nya, gadis itu terlihat sangat polos jika sedang tidur nyenyak, Lucius tersenyum lembut. Namun senyuman itu menghilang kala tangan Lucy meremas pelan kemeja nya. Tidak tahu kenapa, Lucius mengeraskan rahang nya.
"Eungghh ...," Lucy mengerutkan kening dan mengerjapkan mata nya. Yang pertama kali ia lihat adalah pria bertubuh tinggi dengan pakaian formal berdiri di hadapan nya dan menatap nya dingin.
"S-sir ...," Lucy bangkit dari tidur nya sambil mengusap mata nya pelan. "Kau sudah pulang-"
Degh.
Lucy terdiam saat sadar kemeja pria ini menyelimuti tubuh nya. Lucy menelan ludah nya kasar apalagi mengingat mereka sedang dalam hubungan yang tidak baik saja setelah kejadian tadi.
"Tidak!" Lucy mengacungkan tangan nya sembari bergerak mundur, "Aku tidak menunggu mu pulang!"
Lucy berdiri perlahan dan berjalan mundur memutari sofa hingga akhirnya ia berdiri di anak tangga pertama. "Jangan kira aku menunggu mu, sir. Aku sama sekali tidak-"
Lucius menghela nafas lalu dengan wajah dingin nya ia berjalan mendekat, Lucy seketika panik. Apalagi ketika pria itu membungkuk, kemudian menyelipkan tangan nya di lutut nya dan meletakkan perut Lucy di bahu nya lalu berdiri tanpa aba-aba.
"SIR!"
Lucius tak merespon, tubuh nya terlalu kuat untuk goyah dan protesan Lucy, wajah nya yang dingin membuat siapapun tidak berani menatap nya. Ia menaiki tangga perlahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
✨Y O U✨
Fanfiction"Kenapa?" "Hm?" "Kenapa kau membuat ku seperti tak pernah merasakan kehilangan? Kenapa kau membuat ku seperti tak pernah merasakan kesedihan? Kenapa kau membuat ku seperti menemukan cahaya di kegelapan hidup ku? Kenapa kau membuat ku seperti sangat...