"Ayo kita rasakan makanan buatan Miss Malfoy!" seru Reyhan dengan semangat meninggalkan video games nya dan berjalan menuju meja makan bersama yang lain.
Di ujung meja di duduki oleh John dan di sisi kiri nya di duduki oleh Jessica kemudian Reyhan. Sedangkan di sisi kiri nya masih kosong karena Lucy masih mengambil beberapa piring lagi dan Draco masih bermain video games, hanya ada Lucius yang duduk di paling ujung.
"C'mon, Draco. Hentikan permainan mu dan makan."
Draco menuruti ucapan Kakek tiri nya itu kemudian melangkahkan kaki nya mendekat bersamaan Lucy yang baru saja meletakkan dua piring penuh sushi di atas meja. Ia ingin duduk di dekat Ayah nya namun itu sudah lebih dulu di duduki oleh Draco, hanya satu kursi tersisa. Kursi antara Draco dan suami nya.
Terpaksa Lucy duduk di sana, tapi saat duduk pun, ia berusaha mendekatkan tubuh nya dengan Draco bahkan hingga tubuh mereka saling bersentuhan.
John memimpin doa lalu mereka menyerbu lauk yang di buat oleh gadis kesayangan mereka. Bahkan Lucy membuat beberapa puding.
"Hm, ini enak, Lucy." puji Reyhan.
"Kau melakukan nya dengan sangat baik." timpal Jessica.
Lucy hanya tersenyum menanggapi nya, ia mengulum bibir nya sebentar karena pasti pria yang berstatus suami nya itu sedang menatap nya dengan intens. Lucy mengambil sumpit nya, "Kau harus coba ini, Draco." Lucy mengambil sushi dan meletakman nya ke atas piring anak tiri nya tersebut.
"Kau juga harus mencoba ini." Lucy kembali mengambil kentang yang ia rebus sebelum nya. "Dan ini." Lucy meletakkan kerang di atas piring pria tersebut.
John tersenyum geli, "Lucy, kau akan membuat suami mu cemburu pada anak nya sendiri. Lihat wajah nya."
Semua tertawa mendengar ucapan kepala keluargga tersebut kecuali Lucy, ia bahkan tak mau menolehkan kepala nya untuk menatap pria itu. Ia hanya mengambil steak sapi yang ia masak sendiri dan meletakkan nya ke atas piring suami nya itu. Setelah nya, ia kembali fokus pada Draco dan memaksa nya untuk makan semua yang ia masak dengan alibi untuk kesehatan pria itu sendiri.
Lucy tidak tahu, ada yang menatap nya dengan intens sepanjang makan siang.
*.*.*.*.*.*.*.*.*.*
Lucy baru saja selesai membersihkan semua nya dan mengunjungi Draco di kamar nya karena teman yang menjadi anak tiri nya itu ingin bercerita tentang kisah asmara nya dan ingin mendapatkan nasihat dari Lucy.
Lucy menarik nafas panjang ketika merasakan tubuh nya terlalu lelah, ia melangkah menuju kamar nya yang di ujung lorong, meraih kenop dan memutar nya pelan.
Lucy menaikkan satu alis nya melihat pria yang berstatus suami nya berdiri di balkon kamar membelakangi nya.
Tepat saat itu juga, Lucius berbalik sembari menghisap puntung rokok yang ada di tangan nya.
Lucy berjalan mendekat dan sedikit mengerutkan kening nya saat merasakan cahaya sore yang terlalu silau.Lucy menoleh ke arah suami nya yang ternyata juga menatap nya, Lucy menatap nya kesal. "Kenapa kau merokok?"
"Reyhan bilang, merokok akan membantu ku melarikan diri dari setress." balas nya ringan.
"Aku tidak tahu kau juga bisa setress." ujar Lucy sambil berdecih pelan dan memperhatikan halaman rumah nya yang luas.
"Istri ku marah pada ku dan dia tidak mau mengatakan nya, kenapa dia bisa marah." Lucius kembali menghisap rokok nya lalu menghembuskan asap nya keluar. "Dan itu cukup untuk membuat ku setres berhari-hari dan mungkin bertahun-tahun lama nya."
"Hiperbola." cicit Lucy. "Suami ku melakukan kekerasan pada ku dan sampai sekarang dia tidak mau meminta maaf pada ku."
Lucius menarik nafas melalui mulut nya lalu membuang puntung rokok tersebut dan menginjak nya, "Reyhan salah, rokok tidak membantu ku menghilangkan bebam ku." Lucius berdiri dari sandaran nya kemudian menarik pinggang Lucy mendekat dan menatap nya lekat-lekat sembari tersenyum manis, "Ku rasa bibir mu akan ampuh untuk ku."
Setelah mengatakan hal itu, Lucius menghapus jarak di antara mereka dengan menempelkan kedua bibir tersebut. Lucy spontan mencengkram lengan kekar Lucius kala ciuman itu berubah menjadi lumatan.
Lucius melumat nya pelan, hanya sekedar menyalurkan perasaan nya lewat saliva yang tertukar.
Satu tangan Lucius yang tadi nya hanya diam di samping tubuh kini ikut menarik pinggang istri nya agar semakin dekat dengan nya.
Setelah puas melampiaskan perasaan nya, lumatan itu mengendur lalu terlepas perlahan. Lucius tersenyum, "Aku tak salah, beban ku hilang seketika."
Lucy membuang tatapan nya dengan wajah yang masih kesal. Lucius terkekeh geli lalu mencium kening gadis itu lembut, "Maafkan aku, ya?" Lucius berbisik. "My babywife."
Lucy spontan menatap Lucius hendak marah, ia tidak suka panggilan itu namun ketika menyadari jarak mereka sangat dekat dengan senyum manis andalan Lucius. Lucy perlahan luluh lalu tak bisa menahan senyum malu nya, ia menyembunyikan wajah nya di balik dada Lucius dan memukul nya. "Kau menyebalkan!"
Lucius tak bisa menahan tawa nya melihat tingkah menggemaskan istri nya ini. Lucius kembali mencium kening nya, "Aku tidak akan melakukan kekerasan pada mu." Lucius meletakkan dagu nya di atas kepala Lucy, "Tapi aku akan tetap menghukum mu jika ketahuan dekat dengan pria lain."
"Punishment, huh?"
"Yes."
"Try to punish me, Sir."
Lucius tersentak kaget lalu menatap Lucy yang mengadahkan kepala nya menatap diri nya sambil tersenyum miring.
Lucius tersenyum kecil, "Dengan senang hati, nona."
Lucius menciumi bibir Lucy, kali ini sedikit brutal yang membuat Lucy kini memeluk leher pria itu. Tanpa melepaskan tautan bibir mereka, Lucius membawa Lucy masuk ke dalam kamar dan berputar sekali, Lucius membanting tubuh istri nya pelan ke atas kasur dengan tubuh nya yang menindih Lucy.
Perlahan ciuman itu terlepas, Lucius tersenyum miring. Ia menciumi leher istri nya, ciuman itu turun dan semakin turun hingga berhenti di perut Lucy.
Sekali tindakan, Lucius menarik dalaman Lucy dan mencampakkam nya ke segala arah.
Lucy menelan ludah nya kasar, "Sir, a-apa yang ka-kau—engghhh."
Lucy tak bisa menyelesaikan kalimat nya kala merasakan pria itu menciumi area terlarang nya, tubuh Lucy menggeliat ketika perasaan aneh muncul di perut nya seperti kupu-kupu yang memaksa ingin keluar.
"S-ssirrrhh ...!"
Lucius menarik kepala nya kemudian menyamakan tatapan nya, Lucy memejamkan mata nya kuat saat sadar, benda itu masuk ke dalam lubang nya.
Lucius mendekatkan kepala nya dan berbisik, "This is called," Lucius mengigit telinga nya pelan, "Sweet Punishment."
T B C
Kalo komen nya ga nembus 70 ga lanjut.
KAMU SEDANG MEMBACA
✨Y O U✨
Fanfiction"Kenapa?" "Hm?" "Kenapa kau membuat ku seperti tak pernah merasakan kehilangan? Kenapa kau membuat ku seperti tak pernah merasakan kesedihan? Kenapa kau membuat ku seperti menemukan cahaya di kegelapan hidup ku? Kenapa kau membuat ku seperti sangat...