Lucius menoleh ke arah tangan gadis ini saat mereka sedang di persimpangan jalan dan menunggu lampu lalu lintas, ia melihat sebuah jam yang ia belikan untuk gadis itu melingkar di pergelangan tangan nya. Lucius tak bisa untuk tidak tersenyum, ia menoleh ke tangan kanan nya untuk melihat jam yang sama.
Lucy yang tengah memperhatikan tanda berhenti tersentak kecil saat merasakan tangan nya di genggam oleh pria yang ada di samping nya, ia lantas menoleh dan menemukan Lucius yang tetap menatap ke depan. Lucy tersenyum kecil kemudian membalas genggaman nya.
Ketika lampu menunjukkan pejalan kaki boleh menyebrangi jalan, mereka berdua melangkahkan kaki nya bersamaan sambil bergandengan tangan. Beberapa gadis hilang fokus ketika melihat wajah tampan Lucius namun ketika melihat Lucy mereka sedikit kecewa.
Lucius dan Lucy berjalan masuk menuju salah satu toko yang menyediakan berbagai macam hadiah, mereka berencana membelikan Draco untuk berjaga-jaga jika dia tidak ingin bicara pada Ayah dan teman nya itu.
Lucius tertarik ketika melihat barisan baju, hoodie lebih tepat nya. Lucy menurut dan mereka berjalan ke arah sana, lagi-lagi tatapan kagum dari gadis di sekitar mereka terlempar ke arah Lucius yang hanya memakai kemeja putih ketat dan lengan nya ia gulung hingga ke siku.
"Kau ingin membelikan nya ini?" tanya Lucy saat melihat pria ini sangat tertarik.
"Ku rasa dia akan menyukai nya." balas Lucius tanpa mengalihkan tatapan nya.
Lucy terkekeh pelan, "Ku rasa burger akan lebih menarik bagi nya."
Lucius tersenyum kecil lalu diam sejenak, "Aku belum pernah memberikan nya sesuatu pada Draco sebelum nya," Lucius memandangi Hoodie hitam dengan tulisan 'I love u, dad.' di tengah-tengah nya. "Setidaknya dia akan mengingat ku dengan ini."
Lucy diam, menatap pria itu dari samping lalu tersenyum. "Dia akan selalu mengingat mu tanpa kau harus beri hadiah, Sir."
Lucius menoleh ke arah Lucy kemudian tersenyum, "Aku akan membeli nya."
Lucy menoleh ke sekitar lalu berbicara pada seorang wanita penjaga toko yang ada di sana. Dan ketika hendak kembali menatap Lucius, kening nya berkerut saat melihat pria dengan kaos hitam nya tersenyum ke arah nya.
"Reyhan?" senyum Lucy mengembang saat mengenali pria itu, "Is that you, right?"
Pria bernama Reyhan tersebut terkekeh, "Sudah lama kita tidak berjumpa kau masih mengenal ku, ya?"
"Bagaimana mungkin aku melupakan mu?" balas Lucy juga dengan kekehan.
Lucius memperhatikan gadis itu yang seperti nya sangat bahagia bertemu dengan pria yang seperti nya berumur sembilan belas atau dua puluh tahun itu. Ia kemudian menatap lawan bicara nya, memperhatikan nya dari atas hingga bawah mencari sebuah alasan kenapa gadis ini tersenyum ke arah nya.
Well, dia tampan tapi tetap kalah jika di bandingan dengan diri nya. Tinggi nya hanya sekedar satu kepala di atas Lucy. Memakai kaos dan celana pendek, huh? Dia terlihat seperti anak gelandangan, batin Lucius.
Reyhan melirik ke arah Lucius yang menatap nya penuh intimidasi lalu kembali menatap gadis di depan nya, "Well, siapa dia, Lucy?"
"Oh!" Lucy tersadar dengan atensi pria di samping nya ini, "Ini Mister Lucius Malfoy—"
"I'm her boyfriend." potong Lucius cepat seraya menjabat tangan pria itu dengan erat dan merangkul Lucy tiba-tiba.
Reyhan kaget dengan sikap nya namun terkekeh canggung untuk menutupi nya, "Oke. .. , mister Malfoy. Aku Reyhan, teman Lucy."
"Dia anak teman bisnis Ayah ku." bisik Lucy ke telinga pria ini.
Lucius mengangguk paham, ternyata anak orang kaya di sini tidak suka menunjukkan kekayaan nya. Kesimpulan yang di ambil dari Lucius setelah beberapa kali mengunjungi dunia muggle.
"Omong-omong, kapan kau sampai, Rey?" tanya Lucy lagi.
"Sekitar dua hari yang lalu," balas Reyhan, "Tadi nya aku kemari untuk membelikan hadiah untuk mu sebelum aku mengunjungi Mister Nineville."
Lucy terkekeh pelan, "Untuk apa kau membelikan ku hadiah? Ini bukan hari ulang tahun ku."
"Berjaga-jaga jika kau marah karena aku tak pernah lagi bermain dengan mu selama hampir tujuh tahun, mungkin?" Rey tersenyum geli.
Seketika kedua nya tertawa karena ucapan pria itu. Lucius melirik Lucy yang seperti nya sangat bahagia dengan pembicaraan ini, ia bahkan tak lagi menganggap atensi nya penting. Lucius mendelik kesal, ia tidak suka gadis ini dekat dengan pria lain apalagi mengacuhkan nya, seperti ada perasaan yang memburu di dalam tubuh nya.
Lucius berjalan ke arah kasir dan memberikan kartu nya untuk membayar belanjaan nya. Mata nya lagi-lagi menoleh ke arah Lucy yang sangat bahagia di depan pria itu. Tangan nya terkepal kuat, gadis itu tak pernah menunjukkan senyum itu pada nya.
Lucy melihat Lucius yang kembali mendekat, "Kami akan pergi. Mungkin kita bisa makan bersama tapi tidak hari ini, Rey. Aku berjanji akan membawa nya berjalan-jalan."
"Aku mengerti," Rey tersenyum, "Aku akan menunggu penjelasan mu kenapa kau bisa mendapatkan pacar—" Rey mengulum bibir nya saat pria itu datang dan menatap nya dingin, "Setampan ini."
Lucy terkekeh, "Baiklah-baiklah, sampai jumpa, Rey."
Reyhan memeluk Lucy dan gadis itu juga membalas pelukan nya seakan itu hal yang biasa, "See you soon."
Rey melepaskan pelukan nya lalu menatap Lucius sebentar kemudian berbalik dan berjalan pergi meninggalkan Lucius yang menatap gadis yang sedang menatap kepergian 'teman' nya itu.
Lucy menarik nafas pendek lalu menoleh ke arah Lucius, "Alright, kau ingin ke—"
"Makan bersama, huh?" potong Lucius sembari berjalan pergi meninggalkan Lucy yang keheranan dengan pria itu.
"What do you mean, Sir?" heran Lucy sembari berjalan, menyusul pria itu.
"Tidak, tidak ada." balas Lucius sambil terus berjalan hingga akhir nya keluar dari toko dan melangkah ke arah yang sama saat mereka pergi.
"Sir, bukankah kita akan pergi ke—"
"Kau saja," balas Lucius cepat, "Bersama teman mu itu."
Lucy mengerutkan kening nya tak mengerti dengan perubahan pria itu. Ia lantas kembali berjalan, menyusul nya.
"What's wrong with you, Sir?" Lucy menaikkan satu alis nya menatap punggung pria itu.
Lucius tak menjawab, dia terus melangkahkan kaki nya tanpa menoleh ke belakang dan tidak menjawab apapun pertanyaan Lucy yang meminta penjelasan atas sikap nya hingga akhirnya mereka sampai di rumah gadis ini dan di sambut oleh beberapa Maid yang sedang bekerja. Lucy terus mengikuti nya melewati rumah nya yang besar dan tak memperdulikan para Maid yang menghentikan pekerjaan nya untuk membungkuk ketika melihat atensi mereka sampai ia sudah sampai di lorong menuju kamar yang di berikan untuk pria ini.
Hingga akhirnya Lucy muak dengan keadaan ini dan menghela nafas panjang, "What's your problem, Sir Malfoy?"
Seketika tubuh Lucius langsung berbalik cepat meraih leher gadis itu dan mendorong hingga bertabrakan dengan dinding.
"Masalah ku?" Lucius menaikkan satu alis nya, "Melihat mu berdekatan dengan pria lain."
Lucy mengangkat kepala nya sedikit sebelum akhirnya kembali sejajar, "Dia hanya teman ku. Teman lama yang sudah tidak bertemu dalam beberapa tahun!"
"Oh yeah?" Lucius menggertakkan gigi nya, "Lalu kenapa kau tidak menceritakan nya pada ku?"
"Apa?"
"Menceritakan nya pada ku. Tentang semua nya saat kau belum bertemu dengan ku." Lucius menatap nya intens, "Apa kau menyembunyikan nya dari ku?"
"What?" Lucy mengerutkan kening nya heran, "No!"
Lucius menatap manik kebiruan gadis itu lekat-lekat dalam waktu yang sangat lama hingga akhirnya ia melepaskan tangan nya lalu berbalik, berjalan masuk ke dalam kamar nya dan menutup pintu nya rapat-rapat.
Lucy menghela nafas panjang, "Ada apa dengan nya?"
T B C
yang uwu' kek gini, biasa nya jejak nya dikit. Beda ama yang mancing emosi.
KAMU SEDANG MEMBACA
✨Y O U✨
Fanfiction"Kenapa?" "Hm?" "Kenapa kau membuat ku seperti tak pernah merasakan kehilangan? Kenapa kau membuat ku seperti tak pernah merasakan kesedihan? Kenapa kau membuat ku seperti menemukan cahaya di kegelapan hidup ku? Kenapa kau membuat ku seperti sangat...