#35

1.7K 267 173
                                    

Lucy merasakan nafas nya tersekat membuat ia hampir tak bisa bernafas. Bagaimana bisa? Tidak, ini tidak mungkin. Ia yakinin ini adalah ulah Ayah dan Reyhan tapi kenapa ibu nya ...,

"Nona, anda baik-baik saja?"

Lucy meraih kepala nya yang tiba-tiba saja merasa pusing. Ia hampir menangis.

"Nona?" Kyan menepuk pundak Lucy dan saat itu juga nafas Lucy seketika lancar, gadis itu meraih udara sebanyak-banyak nya seakan itu adalah udara terakhir di dunia. Lucy menelan ludah nya kasar.

"Tetap di sini. Jika aku tidak kembali dalam sepuluh menit. Pergi dan cari bantuan." ujar Lucy yang di angguki langsung oleh Kyan sebelum akhirnya ia turun dari mobil dan masuk ke dalam gedung reruntuhan itu tersebut.

Lucy berjalan mengendap–endap, ia memperhatikan punggung ibu nya. Lucy langsung menutup mulut nya saat melihat atensi pria yang selama ini ia cari sedang di ikat di kursi dengan wajah yang lesu tak bersemangat seperti tidak ada kehidupan. Lucy menahan tangisan nya tak mau bersuara.

Jessica memeluk Reyhan yang sedang bermain pistol tepat di belakang Lucius. Mereka berbincang sembari bercanda ria.

Lucy mengepalkan tangan nya kuat, ia tidak tahan dengan kondisi pria itu dan langsung keluar dari persembunyian nya tanpa berfikir lebih dahulu.

"Aku tahu kalian bekerja sama jadi mengaku lah!"

"Tidak." Lucy tersentak lalu menoleh ke belakang dan menemukan atensi Ayah nya dengan banyak pengawal berpakaian formal memakai kacamata hitam. Termasuk Kyan yang menatap nya penuh rasa bersalah. "Kami semua, bekerja sama."

Mata Lucy berair, "Ayah, kau bilang kau merestui hubungan kami!"

Jessica tertawa kencang, "Kau pikir kami akan merelakan mu bersama pria tua ini? Yang benar saja!"

Bibir Lucy bergetar, tanda ia sudah sangat lemah apalagi melihat Lucius yang berusaha menatap nya dengan senyuman walau nyata ia tidak bisa.

Lucy menutup wajah nya dan menjambak rambut nya frustasi, "Kenapa ..., kalian melakukan ini ....!"

"Kau harus lihat ini, Lucy." Reyhan tersenyum lebar lalu mengambil salah satu pisau tajam. Ia memfokuskan target nya membuat jantung Lucy berdegub dengan sangat kencang. Reyhan menajamkan tatapan nya lalu melemparkan pisau tersebut dan —

"NO!"

Lucy berbalik dan menutup wajah nya tidak sanggup melihat apa yang teman nya itu lakukan. Bagaimana bisa mereka semua melakukan hal ini pada diri nya?! Lucy tidak mau membayangkan apa yang terjadi dengan pria itu. Kaki nya lemas, jantung nya melemah, darah nya berhenti mengalir, ia akan jatuh karena energi nya hilang seakan di bawa terbang.

"Lucy, buka mata mu."

Lucy menangis dalam diam, punggung nya bergetar. Tangan nya tidak menutupi wajah nya tapi ia tetap saja menangis sambil memejamkan mata nya. Ia tidak sanggup untuk melihat apa yang terjadi.

"Lucy ...,"

Seketika tangis Lucy berhenti, mata nya terbuka lebar. Ia mendengar suara ..., Draco?! Lucy langsung menoleh ke sumber suara dan menemukan para pengawal Ayah nya tadi telah melepas kacamata hitam nya dan menunjukkan wajah nya. Lucy kenal siapa mereka, teman-teman Ayah nya dan salah satu nya ada Draco di sana.

Otak Lucy serasa di putar. Ia tidak mengerti apa yang terjadi. Spontan ia berbalik dan mundur satu langkah saat melihat pria yang tadi nya di ikat di kursi dengan keadaan kacau kini berlutut di hadapan nya memakai pakaian yang senada dengan nya, Kemeja putih di padukan Tuxedo putih dan sebuah kotak cincin yang sangat indah di tangan nya.

Lucy menoleh ke arah ibu dan Reyhan dan baru sadar mereka memakai pakaian yang formal. Lalu seorang pria yang seperti memakai pakaian pendeta tapi Lucy kenal ...,

"Paman Alex?" heran Lucy, dia adalah sahabat Ayah nya sekaligus Ayah dari Reyhan.

"Ayah mu sedang menemui teman lama nya ..,"

"Halo, Lucy." balas nya sambil tersenyum.

"Aku tahu ini mengejutkan mu," Lucy menoleh ke arah pria itu. "Aku hanya ingin memberikan hadiah yang takkan bisa kau lupakan." Lucius tersenyum, "Aku akan menyerahkan jiwa dan raga ku sebagai hadiah mu. Aku akan menjadi Ayah dari anak-anak mu. Aku akan menjadi pria yang akan mencintai mu seumur hidup ku. Jadi," Lucius menatap nya lembut. "Maukah kau menjadi Ibu dari putra tunggal ku, Lucy John Nineville?"

Lucy menelan ludah nya kasar dan spontan menutup mulut nya. Ia masih serasa ini mimpi namun ketika ia melihat tatapan ibu nya, saat itu juga ia tersadar bahwa ini adalah kenyataan.

Lucy menunduk lalu kembali menatap nya sambil tersenyum dan mata yang sudah menangis, "Kau menyebalkan, sir."

Lucius ikut tersenyum geli mendengar ucapan gadis itu.  Tapi ketika Lucy berjalan mendekat dan memasukkan jemari manis nya ke cincin tersebut, Lucius menatap nya serius penuh cemas.

"Tapi apa arti nya hidup ku jika tanpa mu?"

"WOOOHHH!

"HALELUYAH!"

"SELAMAT, MISTER JOHN!"

Lucius tersenyum bahagia, ia tidak bisa menyembunyikan tangis haru nya dan lantas berdiri dan menggendong tubuh Lucy lalu berputar pelan sebelum akhirnya berhenti dan hendak mencium gadis itu.

"Ekhem." kedua nya tersentak dan menoleh ke arah Sir Alex, "Kalian belum mengikat janji suci, Tuan dan Nona."

Lucius menggaruk tengkuk nya yang tidak gatal dan Lucy yang menyembunyikan wajah nya di dada Lucius.

Reyhan ikut tersenyum melihat mereka berdua, apalagi ketika melihat senyum di wajah Lucy. Gadis itu sudah dia anggap sebagai adik nya dan jujur saja, awal nya ia tidak setuju dengan hubungan Lucy dan pria yang umur nya terpaut jauh.

"Apa yang bisa aku lakukan jika kau menyakiti nya, Mister Malfoy?"

"Kau bisa melakukan apa saja pada ku hingga sekarat, Rey. Aku mungkin akan membuat nya menangis, tapi aku tidak akan meninggalkan nya ataupun menyakiti nya. Jika itu terjadi," Lucius meneguk wine nya, "Pastikan kau menghajar ku hingga benar-benar sekarat."

Reyhan menatap kedua pasangan yang sedang mengikat janji suci itu dengan haru. Ia meneguk minuman nya dan bertepuk tangan kala kini kedua pasangan itu saling berciuman di depan semua orang sebagai tanda mereka sudah sah menjadi suami istri.

Tatapan Reyhan menajam saat Lucius memberikan tiga belas bunga mawar dalam satu buket.

Lucius menatap Lucy yang memeluk bunga tersebut, "I love you till the last rose dies."

Reyhan tersentak mendengar nya lalu terkekeh pelan, ia teringat percakapan nya dengan pria itu tadi.

"Kenapa kau membeli 12 bunga mawar dan yang satu nya palsu?"

"Kau akan tahu nanti."

"Akhirnya kau menjadi ibu ku, ya?" Draco menatap Lucy sambil mengacak rambut nya pelan.

Lucy mengangkat dagu nya, "Kau harus memanggil ku Mommy, boy!"

Semua orang tertawa mendengar nya dan pesta di lakukan di gedung itu. John terlihat sangat dekat dengan Draco dan Ibu nya yang asik berbincang dengan Reyhan juga semua tamu yang mengucapkan selamat pada nya.

Lucius mendekat lalu berbisik, "Mau mencoba wine setelah ini?"









T B C

ga epic ah kacau.

✨Y O U✨Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang