Lucius melangkahkan kaki nya masuk menuju kantor nya, ini adalah hari pertama setelah ia menghabiskan dua minggu di Malfoy Manor demi menuruti keinginan istri nya, ia rela menumpuk pekerjaan dan menunda semua rapat.
Ayah dan Ibu mertua nya sudah kembali ke rumah setelah menghabiskan waktu liburan nya di Hawai.
Saat perjalanan menuju ruangan nya, ia teringat kejadian tadi malam, saat ia menangis di bahu istri nya.
"Dia akan menikah, Lucy."
Lucy menepuk lembut pundak nya, "Dia menemukan gadis yang baik, sir. Kau sendiri juga menyukai nya."
"Draco sudah menjadi seorang pria...,"
Lucius terisak di bahu istri nya.
"Kau sedih karena kau akan melepaskan nya atau bahagia karena mendapatkan gadis yang mirip seperti ku?"
"Kedua nya."
Lucius tersenyum tanpa sadar mengingat nya, menangis di bahu Lucy adalah solusi paling baik di antara semua rasa sedih. Semua menunduk hormat melihat atensi nya namun ia hiraukan dan segera mendorong pintu.
"Oh, hi, sir Reyhan." sapa Lucius saat melihat atensi sahabat istri nya duduk di depan meja nya. "How are you?"
Reyhan menolehkan kepala nya dari buku, "Fine but bored."
Lucius tersenyum kecil, "Apa sesuatu membebani mu?"
"Tidak," Reyhan memberikan sebuah map berwarna kuning. "Ayah ku meminta mu untuk melakukan inovasi ini sebagai bentuk persahabatan dengan pemilik John's yang baru."
Lucius menerima nya dan membaca nya sebentar, "Katakan pada Ayah mu aku sangat senang mendengar nya."
Reyhan mengangguk paham, "Aku dengar Draco akan segera menikah."
"Ya." Lucius memasukkan map tersebut ke dalam laci meja nya, "Ku pikir kau harus segera menyusul nya."
Reyhan tersenyum geli, "Aku pikir tidak. Aku akan menunggu Lucy dan Draco punya anak lalu mengadopsi nya."
Lucius ikut tersenyum geli, "Why?"
Reyhan diam sejenak lalu menatap Lucius intens, "Dari awal aku hanya ingin menikahi Lucy. Tapi kau mendahului ku dan ku pikir tidak ada gadis seperti nya di dunia ini."
Lucius membalas tatapan Reyhan tenang, "Ada, kau hanya belum menemukan nya."
"Ah, apa Lucy baik-baik saja? Sudah lama tidak bertemu dengan nya." Reyhan meraih kening nya, "Menjadi pengusaha sangat menyebalkan."
"Yeah," Lucius menyandarkan tubuh nya ke kursi kekuasaan nya lalu diam, ia terlihat sedang memikirkan sesuatu. "Dia baik, tapi ...,"
"But?"
"Akhir-akhir ini hormon seks nya tidak stabil, dia sering kali mudah terpancing."
Reyhan terdiam mendengar ucapan pria ini sesaat lalu mengerutkan kening nya, "Kenapa kau memberitahu ku hal itu?"
Lucius tersenyum kecil, "Wanita hamil akan seperti itu."
"APA?!"
"Hei, calm down...," Lucius menaikkan kedua alis nya. "Itu hanya perkiraan ku."
Reyhan menggelengkan kepala nya samar, "Entah kenapa aku ingin memukul wajah mu. Membayangkan dia akan memikul beban berat akh—"
"Hei, aku sudah sah menjadi suami nya—"
"Tetap saja kau menyakiti nya saat kau melakukan nya pertama kali, bukan?" balas Reyhan cepat dengan tatapan dingin nya.
Lucius terdiam, pikiran nya memutar ulang kejadian tempo lalu saat ia membuat Lucy menangis dan berdarah. Lucius meringis pelan, "Tetap saja aku suami nya."
KAMU SEDANG MEMBACA
✨Y O U✨
Fanfiction"Kenapa?" "Hm?" "Kenapa kau membuat ku seperti tak pernah merasakan kehilangan? Kenapa kau membuat ku seperti tak pernah merasakan kesedihan? Kenapa kau membuat ku seperti menemukan cahaya di kegelapan hidup ku? Kenapa kau membuat ku seperti sangat...