Lucy mengikuti pria berjubah hitam dengan wajah suram nya dalam diam, ia tak berani mengucapkan satu kata pun apalagi bertanya tentang kesalahan nya. Apa berduaan dengan wali murid lain adalah sebuah kesalahan?
"Sit down." titah Severus dingin.
Lucy langsung duduk di kursi tepat di depan meja pria itu. Severus menatap nya intens dan tajam untuk waktu yang sangat lama. Lucy mengulum bibir nya dan tak berani menatap mata pria itu.
Severus menghela nafas, "Ku dengar kau dekat dengan keluargga Malfoy."
Lucy mengangguk kaku, "Sejak empat bulan yang lalu, mungkin."
"Well," Severus menghela nafas menyingkirkan buku nya dari meja, "Aku sangat terkejut saat melihat mu dekat dengan Draco Malfoy, sebagai kepala asrama nya dia di kenal sebagai murid yang sangat susah berinteraksi dengan murid lain apalagi," Pria itu menatap Lucy intens, "Seorang muggleborn."
Lucy mengatupkan tangan nya di atas kaki, "Semua orang akan berubah pada waktu nya."
"Malfoy adalah keluargga yang sangat anti dengan Muggle, Ninevile." balas Severus cepat. "Tapi kau? Seorang muggleborn berhasil membawa mereka ke dunia muggle?"
"Apa anda juga salah satu penyihir yang memandang kasta darah, Professor?" tanya Lucy jengah karena guru nya itu terus-terusan membawa status nya.
Severus terdiam, mata hitam nya beradu dengan manik kebiruan Lucy hingga akhirnya dia menyerah dan menghela nafas, "Walaupun kau bukan Slytherin, kau adalah murid ku, Lucy Ninevile. Dan aku lebih mengenal mereka daripada kau."
Lucy menaikkan satu alis nya, menebak maksud pria ini.
"Ayah Draco Malfoy adalah mantan Death Eather."
Lucy menelan ludah nya kasar, "Kita tidak berhak membahas masa lalu seseorang, Professor."
"Aku memberitahu mu, karena aku perduli, Lucy." balas nya cepat dengan nada tajam. "Semua orang masih mempertanyakan loyalitas keluargga itu. Dia bisa saja menyakiti mu atau yang lebih parah—," Severus diam sejenak, "Dia menggunakan mu untuk kepentingan nya."
Lucy diam sejenak menatap wajah guru nya itu, "Aku tahu anda khawatir, Professor. Tapi saya jamin," Lucy tersenyum, "Aku bisa menjaga diri ku dengan baik."
Severus menatap gadis ini sebentar, lalu menyandarkan tubuh nya ke kursi. "Kau boleh pergi."
Lucy berdiri lalu menunduk sebentar sebelum akhirnya ia berbalik dan berjalan menuju pintu keluar, namun belum lagi ia melangkahkan kaki nya, terdengar suara pria itu.
"Lebih baik kau menjaga jarak, Ninevile. Sebaik apapun dia pada mu," mata hitam itu seakan bisa mengikis udara di sekitar nya, "Dia tetaplah mantan penjahat."
Lucy mengangguk samar, "Terimakasih sudah perduli, Sir."
Setelah mengatakan hal itu Lucy keluar dari ruangan guru ramuan nya tersebut. Ia melangkahkan kaki nya dengan lesu dan kepala yang terus menunduk sambil memegangi kertas adopsi kucing pemberian teman pria nya.
Ia sedih, tidak tahu kenapa. Padahal ia baru saja merasa sangat senang dan sekarang ia seperti di jatuhkan ke tanah yang paling bawah dari muka bumi ini. Lucy menghela nafas kasar, ia tidak punya semangat untuk belajar sekarang.
"Kenapa wajah mu murung seperti itu?"
Lucy tersentak kemudian mengangkat kepala nya untuk melihat siapa yang berbicara. Nafas nya tertahan kala manik biru nya beradu langsung dengan manik pria itu. Seketika ia teringat ucapan Professor Snape yang berputar di kepala nya seperti radio rusak.
Lucius menaikkan satu alis nya, "Lucy, ada apa—"
Lucy langsung mundur saat pria itu hendak menyentuh bahu nya, tak sengaja ia menatap Lucius dengan tatapan ketakutan yang langsung di sadari oleh nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
✨Y O U✨
Fanfiction"Kenapa?" "Hm?" "Kenapa kau membuat ku seperti tak pernah merasakan kehilangan? Kenapa kau membuat ku seperti tak pernah merasakan kesedihan? Kenapa kau membuat ku seperti menemukan cahaya di kegelapan hidup ku? Kenapa kau membuat ku seperti sangat...