#52

1.1K 142 45
                                    

Lucius memperhatikan wajah Lucy yang fokus membenarkan dasi nya, ia mencintai gadis ini, tentu saja. Tapi mengingat bagaimana dia mengiyakan pertanyaan nya bahwa dia masih mencintai pria itu membuat Lucius menatap nya dingin.

Lucy menarik dasi nya ke atas hingga membentuk simpul yang sempurna, ia diam sejenak memandangi simpul tersebut lalu tatapan nya naik ke atas, yaitu manik suami nya.

Mata biru itu saling tatap.

Lucius hendak mencium bibir gadis itu namun Lucy sudah lebih dulu menunduk membuat pergerakan Lucius terhenti.

"Sarapan nya sudah siap."

Lucius terdiam sejenak lalu menggertakkan gigi nya, "Alright." Lucius melangkahkan kaki nya melewati istri nya.

*.*.*.*.*.*.*.*.*

Lucius pulang dengan wajah letih, ia menyelesaikan semua pekerjaan yang ia tunda demi menuruti keinginan istri nya yang ingin menginap di Malfoy Manor selama dua minggu. Setidaknya melihat wajah Lucy akan meringankan semua beban nya walau mereka sedikit senggang karena satu masalah.

Saat Lucius melangkahkan kaki nya hendak masuk ke rumah, sebuah mobil melaju masuk ke halaman dan berhenti tepat di belakang mobil Lucius. Pria itu berbalik dan mematung saat melihat atensi Lucy bersama..., 

William.

Pria itu, mengingat dia adalah cinta pertama istri nya membuat emosi nya tersulut begitu saja, entah kenapa.

"Hi, sir." sapa William dengan senyum manis nya.

"Hi," Lucius menaikkan satu alis nya, "William."

"Aku hanya ingin mengantar Lucy pulang, aku tak bisa berlama-lama. Sampaikan salam ku pada Paman John dan Bibi."

Lucius hanya mengangguk samar sebagai jawaban nya lalu membiarkan kedua teman itu saling berpelukan sebelum berpisah. Ia memandangi pria itu masuk ke dalam mobil nya dan perlahan pergi dari perkarangan rumah.

Lucius kini beralih menatap Lucy dingin, sangat dingin hingga rasa nya itu bisa membekukan semua orang, "Sudah selesai bersenang-senang nya?"

Lucy mengerutkan kening nya, "Kami, hanya mengunjungi makam Adric."

"Tanpa memberitahu ku?" Lucius menaikkan satu alis nya dengan tatapan yang mengintimidasi.

Lucy memutar bola mata nya malas, "Aku tahu kau sibuk, kau pasti—"

Saat Lucius melihat bagaimana gadis itu memutar bola mata nya saat itu juga Lucius langsung menarik tangan Lucy dengan kasar masuk ke dalam rumah. Ia menghiraukan ringisan Lucy dan berjalan cepat.

"S-sir..., le-lepaskan..., "

Lucius seakan tuli, ia juga tak peduli pergelangan Lucy membiru karena nya.

"Lucius. " Senyum John menghilang saat melihat ringisan Lucy, "Ada apa?"

"Maaf, Tuan." Lucius menatap Lucy, "Tapi aku punya hal yang harus di selesaikan dengan nya."

Setelah mengatakan itu, Lucius kembali melangkah dan menaiki tangga menuju kamar mereka yang berada di lantai dua.

Lucius mencampakkan tangan Lucy hingga ia terlempar ke kasur. Lucius membuka jas nya dan melepas dasi yang melilit leher nya dengan paksa lalu berjalan mendekat ke arah Lucy.

"Kau mulai tidak tahu batasan mu,  Lucy."

Lucy mundur ke belakang dan menggunakan kedua tangan nya untuk menahan tubuh nya sementara pria itu berniat menindih nya.

"Aku membiarkan mu bertemu dengan Reyhan, William atau siapapun teman mu yang tidak aku ketahui," Lucius sedikit menyindir. "Aku juga membiarkan mu berpelukan, berciuman walau hanya sekedar di pipi dan di kening. Tapi bukan berarti," Lucius mendekatkan wajah nya lalu merendahkan suara nya, "Kau bisa pergi kemanapun yang kau mau dengan pria manapun tanpa sepengetahuan ku."

✨Y O U✨Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang