#38

2.2K 238 71
                                    

Lucy mengerjapkan mata nya lalu perlahan membuka nya sedikit, saat itu juga ia langsung meringis kesakitan, tubuh nya seperti di remukkan dan berdenyut hebat. Lucy bahkan menangis saking sakit nya, ia tak bisa bergerak.

Tiba-tiba sebuah tangan bergerak menghapus air mata nya yang turun dan di susul kecupan hangat, "Masih sakit?"

Lucy hanya mengangguk samar sebagai jawaban, ia berusaha menahan rasa sakit nya.

Lucius menatap nya lekat-lekat, ia jadi tidak tega. "Kau lapar?"

Lucy menelan ludah nya kasar dan dengan sekuat tenaga, "J-jam berapa ini ...,?"

"Delapan malam." balas Lucius cepat, "Aku akan mengambilkan mu makanan—"

"Tidak, aku tidak lapar." ucapan Lucy menahan pergerakan Lucius. Ia kembali memejamkan mata nya, "Aku akan kembali tidur."

"Kau yakin?"

"Hm."

Lucius menarik nafas panjang lalu kembali tidur, tangan nya masuk ke celah kecil leher nya dan menarik nya hingga bersentuhan dengan dada nya. Lucius mencium pucuk kepala Lucy dalam waktu yang lama. "Sweet dream, baby."

Lucy tidak tahu, tangan yang sedang mendekap kepala nya sedikit bersinar. Lucius sedang menggunakan sihir nya, untuk menukar rasa sakit gadis ini dan membiarkan diri nya yang menanggung nya.

*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*

Lucy terbangun karena tirai yang menutupi jendela besar kamar di buka secara paksa dan membuat cahaya matahari pagi menembus masuk hingga mengenai wajah nya.

Lucy menarik nafas kecil, ketika ia membuka mata yang pertama kali ia lihat adalah pria tinggi dengan kaos putih dan celana santai tersenyum pada nya membawakan troli makanan ke dekat nya.

"Good morning, my baby wife." Lucius mencium bibir Lucy sekilas lalu duduk di pinggir kasur. "Aku membawakan mu sarapan."

Lucy memejamkan mata nya sejenak lalu menarik nafas, "Aku tidak selera makan." ia mencoba duduk, walau tubuh nya masih lelah tapi entah kenapa sakit nya hilang begitu saja.

"Kau harus makan," Lucius membuka tutup makanan nya. "Aku akan menyuapi mu."

Lucy menyandarkan tubuh nya dan menatap pria itu malas, "Aku tidak lapar."

"Makan, Lucy." ucap Lucius penuh penekanan. "Tadi malam aku membiarkan mu karena kau lelah dan merasa sakit. Tapi pagi ini aku tidak akan mentoleransi nya, jadi," Lucius diam sejenak. "Makan."

"Berhenti untuk memaksakan, sir." balas Lucy muak. "Kau sangat suka memaksa, aku tidak ingin makan, kau memaksa nya. Dan semalam—" Lucy teringat kejadian semalam di mana ia merasa sungguh tersiksa. Mata nya berair seketika, "Sudah ku minta untuk pelan tapi kau terus saja memaksa!"

Lucius terkejut, ia bahkan menahan nafas nya ketika melihat gadis ini memberontak.

"Dari awal sudah ku katakan," Lucius membalas. "Jangan minum tanpa sepengetahuan ku."

"Memang nya kenapa?!"

"Kau tidak lihat bagaimana tatapan ganas semua pria yang ada di sana tertuju pada mu?" Lucius sedikit menaikkan oktaf suara nya.

Lucy terdiam sebentar mendengar balasan pria itu lalu membuang tatapan nya, "Aku tidak ingin melihat wajah mu."

Lucius diam sejenak lalu menarik nafas panjang, ia mengerti istri nya itu dalam mood yang tidak bagus. "Baiklah, tapi habiskan sarapan mu."

Lucius bangkit dari duduk nya lalu berjalan memutari kasur dan hilang di balik pintu. Lucy diam-diam memperhatikan punggung suami nya yang berjalan pergi lalu memasang wajah cemberut, "Aku tidak suka di kasariiinnn."

*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*

Lucius baru saja kembali bersama John yang mengajak nya untuk berkeliling kota sembari mengenalkan nya pada karyawan-karyawan perusahaan nya yang ada di London, sedangkan Draco juga baru pulang selesai bermain tennis bersama Reyhan.

Jessica baru keluar dari dapur dan membawa dua mangkuk makanan membawa nya ke meja makan lalu tersenyum menyambut semua nya.

"Ibu dan Lucy mencoba memasak hari ini."

"Lucy memasak?" tanya Lucius sembari berjalan mendekat ke arah meja.

Jessica tersenyum lalu mengangguk, "Yeah, dia sendiri yang meminta nya."

"Aku tidak tahu dia memasak." cicit nya pelan namun masih bisa di dengar yang lain nya.

"Kau tidak tahu, Ayah?" Draco baru saja duduk dengan Reyhan di sofa empuk dan mencoba video games. "Aku sudah pernah mencoba nya beberapa kali."

Lucius menaikkan kedua alis nya sembari mengulum bibir nya. Ia curi-curi pandang ke arah dapur, ia ingin menyusul istri nya tapi tidak enak hati dengan semua orang yang ada.

John sadar dengan pergerakan menantu nya lantas tersenyum geli, "Pergilah, temani istri mu."

Lucius tersentak lalu tersenyum malu, "Tidak-tidak, biarkan saja dia—"

"Ku rasa kau bisa menemani nya," timpal Jessica. "Tapi jangan menganggu nya."

Lucius terkekeh pelan, "Alright, ma'am."

Lucius lantas berjalan menuju pintu masuk dapur dan di situ ia melihat tubuh mungil istri nya yang sedang memotong bawang. Lucius tak bisa menahan senyum nya, ia terlihat sangat imut.

Lucius berjalan mendekat lalu tanpa aba-aba memeluk perut Lucy dari belakang. "Hey, baby wife."

Lucy tersentak kecil, "Sirrr!"kesal Lucy, "Aku sedang memotong bawang!"

"Tapi aku ingin memeluk mu." Lucius mencium pipi nya.

Tapi sepertinya Lucy tidak suka dengan sikap romantis suami nya dan menggoyangkan kedua bahu nya untuk melepaskan pelukan Lucius. "Aku harus fokus atau makan siang kalian akan gosong."

Lucius diam, ia memperhatikan kepala istri nya dari belakang dengan intens. "Kau masih marah pada ku?"

Lucy tidak menjawab dan terus saja sibuk dengan kegiatan nya hingga tiba saat nya ia harus berbalik dan mengambil air tapi Lucius sudah lebih dulu membungkukkan badan nya dan menumpu berat nya di kedua tangan yang ia tahan di wastafel. Lucy terkejut ketika tatapan mereka menjadi lurus, ia menempelkan tubuh nya ke wastafel.

"Jawab pertanyaan ku."

"Lihat, bahkan saat aku sedang masak pun kau masih saja memaksa."

"Aku ingin memeluk mu tapi kau melepaskan nya."

"Aku sibuk."

"Tidak, bukan sibuk jawaban nya." Lucius menatap nya intens, "Kau marah."

Lucy diam sejenak lalu menarik nafas panjang, "Fine. Aku marah. Puas?"

"Then tell me why."

"Kau sangat suka memaksa!" Lucy sedikit menaikkan suara nya. "Ini adalah kali pertama ku, Sir. Aku perlu untuk terbiasa tapi kau tidak mengerti walau aku sudah berteriak untuk pelan!"

"Aku mengerti kau ahli dalam hal ini tapi tidak dengan ku." Lucy menggertakkan gigi nya. "Apapun alasan mu, harus nya kau sadar perlakuan mu bisa saja menyakiti ku."

Lucius terdiam sejenak, ia tersadar dan merasa bodoh. Harus nya diri nya mengerti posisi istri nya, ia di butakan ego dan amarah juga keposesifan diri nya yang tidak ingin istri nya di sentuh oleh pria lain. Apapun alasan nya, ia tetap tidak pantas melakukan hal itu.

"Maafkan aku."

Lucy memutar bola mata nya malas lalu berjalan keluar dari lingkaran suami nya, "Makan siang sebentar lagi."

Lucius ikut berbalik menatap punggung kursi nya lalu berjalan berjalan menuju pintu. Lucy menoleh ke arah keluar nya pria itu lalu mengerucutkan bibir nya, "Dasar suami tidak peka."




















T B C

✨Y O U✨Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang