Lucy sudah tertidur pulas saat jam menunjukkan pukul satu malam, namun sebuah tetesan demi tetesan terjatuh ke wajah nya membuat nya tersentak, ia lantas membuka kelopak mata nya dan yang pertama kali ia lihat adalah wajah seorang pria tampan dengan kemeja dan jas nya basah. Tetesan air yang membuat Lucy terbangun berasal dari rambut pria ini, kaki kiri nya ia lipat di pinggir kasur lalu kaki kanan nya lurus menopang pinggang nya dan kedua tangan nya menahan tubuh nya agar tidak menindih gadis itu.
"Sir?" tanya Lucy keheranan dengan suara serak khas baru bangun nya. "Ada apa?" Lucy melirik ke arah dinding kaca kamar nya yang menampilkan suasana kota London yang sedang hujan deras. "Kenapa kau kehujanan? Kau tidak menaiki mobil mu?" Lucy menyisir rambut pria itu dengan jemari tangan nya.
Lucius tak menjawab, wajah nya sedikit sendu lalu tak berapa lama ia menghapus jarak dan melumat bibir Lucy lembut. Tidak ada penuntutan dalam lumatan tersebut, seakan benar-benar hanya untuk menyalurkan cinta nya.
Lucius menarik kepala nya dan menatap istri nya dalam jarak yang sangat dekat dan suara yang rendah, "Apa kau akan meninggalkan ku?"
Lucy mengerutkan kening nya, "Kenapa kau tiba-tiba bertanya seperti itu?"
"Kau," jemari Lucius meraih dagu Lucy, "Gadis cantik dan muda, semua orang menginginkan mu. Dan aku hanya pria tua yang entah bagaimana bisa mendapatkan mu, aku merasa tidak pantas-"
Lucy mengalungkan tangan nya di leher pria itu dan menarik nya hingga bibir mereka kembali bertemu.
Lucy menatap manik biru itu lekat-lekat, "Kau tidak berhak untuk bicara seperti itu." Lucy menyisir rambut pria itu lagi, "Karena sejak awal, kau sudah sangat pantas."
Lucius terdiam sejenak, lalu entah kenapa ia menangis tanpa suara membuat Lucy tersentak kaget. "Sir-!"
"Aku takut tidak bisa membahagiakan mu." Lucius berkata, ia lantas menunduk dalam sedih nya, "Aku takut."
"Ssstttt," Lucy menarik kepala pria itu dalam dekapan nya yang berarti Lucius harus menindih tubuh istri nya. "Apa yang kau katakan? Hanya dengan melihat mu saja aku sudah bahagia."
"Aku ingin membuat mu bahagia."
Lucy tak perduli baju nya akan ikut basah saat memeluk suami nya, "Kau sudah melakukan nya."
Lucy membelai rambut pria itu dan sesekali mencium nya. "Ayo, kau harus ganti baju sebelum masuk angin."
Lucy bangkit dari tidur nya dan menarik tangan Lucius untuk ikut bersama nya. Lucius hanya diam, ia tak bicara sepatah katapun saat Lucy berhenti di Walk in closet dan membuka Jas hitam nya juga membuka satu per satu kancing kemeja nya, Lucius hanya diam dan memperhatikan wajah istri nya setiap inchi.
Lucy berbalik dan hendak mengambilkan nya baju namun tangan nya di cekal dan di tarik hingga ia berada di dalam dekapan Lucius.
Lucius mencium kening nya, "Aku bersyukur memiliki mu."
Lucy terdiam sejenak lalu mengadahkan kepala nya menatap pria itu kemudian tangan nya membalas pelukan tubuh suami nya erat. "Sir," Lucy menatap manik itu lekat-lekat, "Ada apa, hm?"
"Apa ada sesuatu yang menganggu mu? Apa seseorang datang dan mengatakan akan merebut ku dari mu? Atau apa?" Lucy tersenyum kecil, "Kau tahu, aku tidak mungkin berpaling dari mu."
Lucius menggeleng pelan, "Tidak, tidak ada yang menganggu ku, Lucy."
"Kau yakin?" tanya Lucy memastikan dengan menaikkan kedua alis nya.
Lucius tersenyum kecil dan mengangguk.
"Baiklah." Lucy melepaskan pelukan nya dan kembali berjalan ke rak baju lalu memilih kaos putih hangat.
Setelah selesai berganti pakaian sepenuh nya, Lucius berjalan kembali menuju kasur dan melihat istri nya yang tengah berbaring di sana dengan mata terbuka menatap langit-langit, seakan sedang memikirkan sesuatu.
Lucius mendekat, saat Lucy sadar, saat itu juga Lucius menindih nya dan melumat bibir nya pelan. Kali ini tidak setulus sebelum nya, ada sedikit penuntutan nafsu di dalam nya.
"S-sir ... Mmpphh."
Ciuman Lucius turun ke leher, ia menciumi setiap area dan akan mencium satu titik berkali-kali sebelum akhirnya menghisap nya kuat.
Lucius melakukan nya tiga kali sebelum akhirnya menarik kepala nya dan menatap istri nya, "Kau ingin?"
*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*
Lucy mengerjapkan mata nya beberapa kali saat cahaya matahari masuk menembus dinding kaca kamar nya, suasana London terlihat sangat cerah setelah hujan badai yang di lalui tadi malam. Lucy sedikit meregangkan tubuh nya yang sedikit terasa sakit setelah melakukan nya selama dua jam.
Lucy menoleh ke arah Lucius yang tertidur menghadap nya, Lucy tersenyum kecil lantas menghadapkan tubuh nya, ia diam memperhatikan wajah tampan suami nya kemudian tanpa sadar mengangkat tangan nya dan menyentuh nya. Ia telusuri inchi tiap inchi wajah pria itu hingga sampai di rambut nya yang hitam dan pendek.
Jujur saja, Lucy merindukan rambut asli nya.
Lucius melenguh sejenak lalu tersadar dan yang pertama kali ia lihat adalah wajah istru nya yang tersenyum ke arah nya. Lucius ikut tersenyum, "Good morning, my babywife." ujar nya dengan suara parau khas baru bangun. Ia menyadari tangan Lucy yang ada di pelipis nya langsung ia raih kemudian ia genggam erat lalu mencium nya berkali-kali.
"Badan mu hangat." ucap Lucy membuat Lucius menatap nya. "Kau tidak ku izinkan pergi kemanapun hari ini."
Lucius tersentak, "Lucy, aku harus-"
"Aku bilang tidak, ya tidak, Sir."
"Aku harus melaksanakan-"
"Sir." Lucy menaikkan satu alis nya dengan suara yang penuh penekanan membuat Lucius menelan ludah nya kasar.
Ia mengangguk pasrah, "Baiklah."
"Aku akan membuatkan mu sarapan." Lucy bangkit dari tidur nya, "Dan jangan mencari cara agar bisa keluar dari kamar ini." ucap Lucy penuh penekanan dan peringatan.
*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*
"Lucy?"
Lucy menoleh dan memekik senang, "Harry?!"
"Hei, sudah lama tidak bertemu!" Harry mengulurkan tangan nya yang langsung di jabat Lucy dengan semangat.
"Yeah, aku sedikit sibuk. Apa yang kau lakukan di sini, Harry?"
"Memilih beberapa bahan untuk pernikahan ku dengan Ginny. Oh," Harry mengeluarkan sesuatu dari balik Jas nya, "Ini, undangan pernikahan kami."
Lucy menerima nya dengan sangat antusias, "Aku pasti akan datang!"
"Tentu saja, aku akan sangat marah jika aku tak melihat wajah mu di sana." ujar Harry sambil terkekeh pelan.
Lucy berjalan masuk ke dalam kamar dengan menenteng satu tas plastik yang berisi buah-buahan untuk pria yang tengah membaringkan tubuh nya di atas kasur dan mata tertutup walau Lucy tahu, dia tidak tidur.
Lucy meletakkan belanjaan nya di atas nakas lalu duduk di pinggir kasur sambil menunjukkan surat undangan tersebut. "Lihat, apa yang ku dapat?"
"Apa itu?"
"Pernikahan Harry dan Ginny!"
D E G H !
Lucius tersentak setengah mati, ketakutan nya terjadi. Berbeda dengan Lucy yang sangat bahagia dan antusias, Lucius benar-benar tidak menginginkan hal ini.
"Kita harus datang!"
Lucius menelan ludah nya kasar lalu berbalik membelakangi istri nya, "Aku ingin tidur."
Lucy mengerutkan kening nya heran lalu mengedikkan kedua bahu nya acuh, karena berfikir mungkin saja ia ingin tidur agar cepat sembuh. Padahal nyata nya, Lucius tidak bisa tidur setelah mendengar kabar undangan Harry Potter itu.
T B C
Nih, thr.
KAMU SEDANG MEMBACA
✨Y O U✨
Fanfiction"Kenapa?" "Hm?" "Kenapa kau membuat ku seperti tak pernah merasakan kehilangan? Kenapa kau membuat ku seperti tak pernah merasakan kesedihan? Kenapa kau membuat ku seperti menemukan cahaya di kegelapan hidup ku? Kenapa kau membuat ku seperti sangat...